30. Reinarka

2.4K 95 3
                                    


Hari ini adalah penerbangan Arka dan Zaflan namun Reina malah enak-enakan meminum matcha latte di kafe biasa reina kunjungi "ini mbak cake nya. Selamat menikmati " Reina tersenyum dan menikmati cake nya.

"Kenapa? " tanya Reina dengan malas karena Luneta akan mencerocos tidak jelas.

"Pacar nya mau pergi malah enak-enakan kemana lo? " Reina saja ingin datang dan mengantar Arka namun daripada dirinya juga yang tidak bisa lebih baik tidak sama sekali.

"Enggak ah! Nanti gue mewek lo mau traktir apa? " terdengar suara kesal yang tertahan.

"Gue jemput kalo sampe lo kabur! Gue buang lo" Reina memutus sambungan telepon sepihak dan langsung mematikan ponselnya.

Beberapa menit kemudian, Reina yang akan memasukkan cake terakhirnya terhenti karena tarikan tangan "asal tarik aja lo! Gue lagi makan kue terakh---" Reina menatap tangan yang menarik nya.

"Arka? Ngapain sih lo, sana ke bandara nanti ketinggalan " Reina mendorong tubuh Arka dengan kuat namun tubuh Reina tidak sebanding dengan tubuh Arka.

"Gue pergi karena lo yang nyuruh " Reina berdiri dengan acuh dan mencuri pandang menggunakan ekor matanya melihat kemana pergi Arka.
"Ih ngapain liat-liat?! " Reina menghentakkan kakinya kesal karena Arka berhasil membuat nya kalah.

"Ih nangis, udah besar cengeng banget " Reina mengelap pipi nya yang basah.

"Ih ingusnya keluar ih nangis " Arka menggoda Reina bukan membuat Reina berhenti malah membuat Reina semakin deras menangis.

"Gak malu sama anak kecil? " Reina menundukkan kepalanya semakin dalam "ih jorok pake baju " Reina menutup wajahnya.

"Malu Rei tuh di liatin sama anak kecil " Arka tanpa bersalah malah terkekeh dan masih menyenderkan tubuhnya pada mobilnya "ingus nya keluar lagi, jorok banget sih Rei" Reina menatap Arka yang terkekeh dengan tajam.

Reina melangkah mendekati Arka "eh ngapain? Jorok kok deket-deket " Reina menghentakkan kakinya dengan air mata yang masih turun.

"Sini-sini " Arka memeluk Reina yang masih menangis dengan bahu yang naik-turun.

"Ih baju gue nanti banyak ingus Rei" Reina mengeratkan pelukannya "jahat" lirih Reina sesekali memukul punggung Arka.

"Jahat! Arka jahat! " Reina melepaskan pelukannya namun malah semakin Arka eratkan "jahat! Lo jahat banget! " Arka mengelus rambut panjang Reina.

"Sstt udah deh. Maaf deh tadi canda " Reina masih memeluk erat Arka.

"Udah jangan nangis, jelek " Reina menundukkan kepalanya dan menatap Arka dalam. "Jahat! " Arka menghapus air mata yang masih turun ke pipi Reina.

"Maaf. Tapi baju gue beneran kena ingus lo " Reina memukul perut Arka pelan "senyum dulu" pipi Reina memerah karena Arka mensejajarkan wajahnya "yuk ikut! " Reina menarik tangan Arka "kemana? "

Arka mengacak rambut Reina gemas "udah ikut aja" dengan terpaksa Reina mengangguk setuju.

"Ke mana Arka? " Reina gemas sendiri, di tanya ke mana malah mengacak rambutnya. "Nanti lo ketinggalan pesawat gue yang di salahin " Arka menggenggam tangan Reina dan melajukan mobilnya entah kemana.

"Yuk turun " Reina bergidik ngeri saat melihat kemana Arka membawanya "gue gak bakal macem-macem. Gue sayang sama lo" dengan sangat berat Reina turun dan memegang lengan Ark saat beberapa orang melihat dengan geli.

"Lo gak akan pesen kamar kan? " Arka mengacak rambut Reina dan menarik tangan Reina. Reina was-was sendiri pasalnya Arka mengajaknya ke hotel.

"Gue tau kemarin lo sendiri, jadi sekarang sama gue" Reina tersenyum lebar dan memeluk kembali tubuh Arka.

REINARKA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang