Setelah beberapa menit kini Reina makan dengan sang sopir keadaan pun hening "kenapa ke sini? " Reina mengelap sudut bibirnya dan menatap wajahnya dengan dalam."Maksudnya apa? " jika kalian menebak itu Arka itu memang benar " Gue gak mau ke London " Reina menghembuskan nafas panjang "ya kenapa? " tanya Reina geram.
"Gue mau sama lo aja. Nanti lo kangen" goda Arka dengan alis yang naik-turun.
"Gue sebenernya gak ke London Rei, mama gak mau gue jauh-jauh ya gue ke Bandung lah" Reina masih menatap Arka dengan datar."Iya waktu lo nangis di parkiran kafe itu, gue mau cerita sama lo. Tapi keburu lo marah sama nangis ya gue kerjain sekalian. " Reina mendengus kesal apa-apaan hal seperti ini di permainkan membuat Reina malu saja.
"Lo marah sama gue? " Reina melepaskan genggaman tangan Arka dan meninggalkan Arka.
"Rei! " Arka mengejar Reina namun ditahan seseorang "kenapa sih mbak? Pacar saya marah itu" ucap Arka dengan kesal.
"Teteh sama akang teh belum bayar makannya udah pergi aja" Arka tersenyum meminta maaf dan mengeluarkan uang dan segera mengejar Reina.
"Gue punya tempat yang Bagus " Reina hanya bergeming mengikuti kemana Arka akan membawanya.
"Suka gak? " Reina menatap binar namun masih kesal dengan Arka.
"Ayolah mau makan lagi? Gue traktir, atau kepanasan? Eh tapi ini mendung " Reina memukul lengan Arka, Arka itu tidak romantis juga tidak humoris dia kaku tapi saat seperti ini Reina tidak bisa mengelak untuk menahan amarahnya.
"Udah jangan ngambek atau nangis. " Reina menatap dengan bertanya "kenapa? " Arka mengacak rambut Reina gemas "lo nangis keluar ingus, jorok ah" Reina mencubit lengan Arka.
"Iya enggak. Lo nangis jelek gak ada bagusnya" Reina menyenderkan kepalanya pada bahu Arka "lo beneran kuliah di Bandung gak hal lain kan? " Arka mengelus kepala Reina.
"Ada hal lain sebenernya " Reina mengangkat kepalanya "apa? " Arka menatap Reina serius membuat Reina bingung sendiri.
"Gue di suruh nikah sama anak Bandung " Reina menatap Arka dengan mata melebar "hah? " seperti kurang paham Arka mengulangi perkataannya "gue Arka di suruh nikah sama anak Bandung " Reina menganggukkan kepalanya mengerti.
"Berarti lo kuliah tapi uda---" Reina menatap tajam wajah Arka yang masih memasang wajah seriusnya " Arka!! " Arka menggenggam tangan Reina erat.
"Gue serius Rei" Reina menatap Arka dengan mata yang berkaca-kaca menahan air matanya entah mengapa Reina sangat sensitif akhir-akhir ini.
"Lo tau bokap gue gimana kan? " Arka tersenyum kemenangan di dalam hati karena Reina masuk jebakannya.
"Gue harus gimana? Kita nikah lari aja gimana? " air mata Reina jatuh dengan deras namun Reina masih menatap wajah Arka. "Ingus lo meler Rei" Reina melepaskan tangannya kasar karena sudah masuk jebakan Arka.
"Nangis lagi lo kenapa sih? Pms sensitif banget gue canda elah " Reina memukul lengan Arka dengan brutal "jahat!! Arka jahat!! " Arka memeluk Reina agar tidak berteriak karena orang-orang yang lewat sudah menatapnya dengan bingung dan kepo.
"Sst Rei udah ya? Malu gue" Reina mencoba melepaskan pelukannya "hahahaha" Arka melepaskan pelukannya dan menatap Reina dengan kening berkerut "kenapa, nangis kok ketawa? " Reina mengelap matanya.
"Baju lo kena ingus gue beneran! " Arka melihat bajunya yang basah dengan kesal Arka memeluk erat tubuh Reina membuat Reina susah bernafas.
"Ar--ka gu--ue ga--ak bi--sah naf--fash ben--nhe---rhan!! " namun Arka masih memeluk erat tubuh Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...