Males baca ulang, jadi maaf kalo banyak typo
Raihan kembali menuju rumah Rafa, Arka yang tiduran di sofa menatap Raihan dengan heran "kenapa lo? " Raihan menatap Arka dengan sinis "urusin hidup lo! Hidup lo aja berantakan mau urusin hidup orang" Arka yang mendengar jawaban dari Raihan hanya bisa tersenyum miris, satu persatu teman-temannya seperti menjauh dan Arka sadar jika karma sudah memasuki hidupnya.
"Gue gak salah banget, bukan? " Raihan bangkit melirik Arka dengan sinis dan tajam.
"Emang gak salah! Tapi goblok" ucap Raihan lalu melangkah menuju kamar Rafa.
***
Raihan kini mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Setelah mengantar Rafa untuk kembali ke Bandung, Raihan segera menuju tempat dimana gadis yang pergi sejak kemarin "pastikan dia tifak pergi" Raihan menghela nafasnya berat.
Sekitar sepuluh menit, mobilnya berhenti di tempat yang terbilang cukup sepi. Sedetik tubuhnya meremang tapi Raihan menggelengkan kepalanya membuang pikiran negatifnya. Disana ada gadis yang menutup wajahnya, Raihan mendekati gadis itu "bangun! " gadis itu mendongak, menatap kaget Raihan.
"Puas lo?" gadis itu menggelengkan kepalanya merasa tidak membenarkan perkataan Raihan "gara-gara lo! Arka jadi make, coba lo gak egois. Dia gak akan kaya gini" gadis itu menundukkan kepalanya semakin dalam, hatinya juga merasakan sakitnya.
"Gue salah! Gue minta maaf" Raihan mendecih tak suka, Raihan menatap gadis yang masih duduk di taman "maaf? Lo pikir dengan lo maaf, Arka gak make lagi?!" suara Raihan sedikit meninggi namun kemudian Raihan mengusap wajahnya kasar "gue pastiin Arka gak akan masuk penjara" Raihan duduk di samping gadis yang masih mengeluarkan air mata penyesalannya.
"Lo yakin? Dia di bawa ke luar negeri, bakal ketauan" gadis itu menatap Raihan dari samping "gue yakin. Dan gue udah siapin itu semua" Raihan menatap sekilas gadis di sampingnya "oke. Tapi dengan syarat, lo gak akan milikin dia" gadis itu menegang kaku.
"Kenapa? " Raihan tersenyum miring.
"Karena lo! Dia berubah. Kalo gue gak mikir lo sepupu gue, udah gue jeblosin ke penjara" ucap Raihan kemudian melenggang pergi.
Raihan menghembuskan nafas panjangnya, mengahadapi Melisa sungguh membuang waktu Raihan. Gadis itu adalah Melisa, gadis yang dijodohkan untuk Arka. Raihan melangkahkan kakinya ke arah dimana mobilnya dan betapa terkejutnya saat Raihan melihat Reina yang menyenderkan tubuhnya di mobil Raihan "Rei? "
Reina yang sedari tadi menatap sepasang sepatunya mendongak "lama amat" Raihan memegang kedua bahu Reina, matanya menatap dalam mata Reina "dari mana lo? " Reina yang merasa risih mendorong kepala Raihan "bukan mukhrim" Raihan terkekeh geli.
"Punya cewek baru lo? " Raihan menggelengkan kepalanya polos "itu?" Reina mengacungkan telunjuknya ke arah belakang tubuh Raihan "dia cewek baru lo? " tubuh Raihan menegang, bibirnya sulit di buka "besok gue bakal bawa Arka, dimana dia sekarang? " Reina mengerutkan keningnya, tatapannya menilai gadis yang sudah berdiri di samping Raihan.
"Arka? Lo siapa? " Raihan menatap Reina dengan dalam.
"Balik yuk Rei. Kia ngasih oleh-oleh buat lo" tawaran Raihan seakan angin lalu bagi Reina "lo siapanya Arka? " Reina menatap wajah Melisa sulit diartikan "gue pernah liat. Lo Melisa, bukan? " dengan ringan Melisa mengangguk pelan.
"Rei ayo balik! " tangan Raihan mencoba menarik Reina tapi dengan cepat Reina menepisnya "gue mau ngobrol sama dia! Lo punya waktu kan? " Raihan mengode Melisa agar menolak tawaran Reina "gue sibuk" Reina memicingkan matanya tidak suka
"Sepuluh menit doang" Raihan dengan cepat menarik tangan Reina, sebelum itu Raihan melempar kunci mobilnya oada Melisa "bawa pulang mobil gue" .Raihan memaksa Reina untuk masuk "mana kunci? " Reina menyerahkan kunci mobil dengan pasrah "dia siapa sih Han? Pernah liat gue" Raihan diam.
"Calon istrinya Arka ya? " entah mengapa, suara Reina seperti suara cicitan tikus "BERHENTI" sontak Raihan mengerem mobilnya mendadak "Lo mikir gak sih?! Bahaya! " Reina memandang kearah depan kosong "anter gue ke apartemen, dan jangan sekali lo dateng atau hubungi gue lagi" Raihan mengusap wajahnya kasar.
"Ingetin juga buat Zaflan. Gue gak butuh kalian! " tanpa Raihan sadari, Reina membuka pintu mobil lalu berlari menjauh dari mobil Raihan.
Raihan memukul stir emosi "BRENGSEK" niatnya untuk Reina kembali pada kedua orang tuanya sepertinya harus tertunda atau bisa dikatakan gagal. Saat akan mengejar Reina, ponselnya bergetar.
Reina
Gue harap lo gak budek dan bego buat paham sama ucapan gue.Raihan memukul stir mobil melampiaskan amarahnya yang sudah memuncak "berhenti buat semua orang bersalah sama lo Rei" ucap Raihan lirih.
**
Arka berdiri di depan pintu apartemen Reina, matanya menatap pintu coklat itu dengan sedih "mau apa lo? " pertanyaan itu menganggetkan Arka yang melamun "Rei? " Reina melipat kedua tangannya, wajahnya sungguh menyeramkan "mau lo apa kesini? " ulang pertanyaan Reina.
"Waktu lo abis. Pergi dan jangan pernah nginjek kaki kesini lagi, satu lagi jangan pernah lo nampakin wajah lo lagi" ucap Reina penuh penekanan di setiap kata.
"Gue mint---""Ini bukan buat lo doang, buat Zaflan, Rafa dan Raihan juga. Jadi lo gak usah ngerasa bersalah, gue capek,muak dan marah sama kalian. Gue nyesel kenal kalian, gue benci kalian" mata Arka membulat, tubuhnya bergetar mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Reina.
"Gue harap lo paham sama maksud gue. Urusin hidup lo baru urusin hidup orang kalo lo gak punya kerjaan! " Reina menutup pintu dengan kencang dan terkesan membanting. Setelah benar-benar tertutup, tubuh Reina melorot,air matanya yang ditahan pun keluar begitu saja.
"Maafin gue" Reina memukul lantai dingin dengan kepalan tangannya.
"GUE BENCI DIRI GUE! ARGGHHhss!! " Reina membanting tubuhnya diatas kasur. "Maafin Reina, Ma, Pa, bang" Reina akan tidur, untuk hari ini dirinya menguras tenaganya untuk mengakhiri semuanya. Mungkin pilihan Reina bukan yang terbaik, tapi Reina memilih semua ini untuk dirinya dan juga Arka. Bukan hanya itu saja, teman-temannya juga tidak akan repot membantu masalah Reina.
Dan Reina akan mempersiapkan hari yang akan datang menyambut lanjutan hidupnya dengan Arka, bukan jalan hidupnya tapi masalahnya dengan Arka. Reina tidak menjamin jika ke depannya akan dengan Arka, Arka hanya masa lalu dan dirinya harus berjalan maju.
Untuk apa mengenang masa lalu, yang ada dirinya akan disambut dengan berbagai kehidupan yang lebih menyebalkan daripada ini.Untuk itu Reina memilih mengakhiri untuk kali ini, dirinya tidak akan kuat menerima semuanya. Semoga lo bahagia Ka ucap Reina sebelum benar-benar melupakan harinya kali ini.
Maaf dikit.
Tamat atau lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...