Arka menghampiri reina yang sibuk dengan layar ponselnya padahal saja layar televisi masih menyala menampilkan kartun. "Ka balikin " reina mencoba untuk meminta ponsel yang arka simpan di sakunya."Nonton kartun aja " reina meraih remote TV mengganti channel lain "kenapa di pindah? " reina diam dirinya sangat malas membuka mulutnya apalagi menjawab pertanyaan arka.
"Gue ngomong rei" reina menghiraukan arka yang mencoba untuk membuat topik "rei! Lo kena---" reina membanting remote TV di sofa sampingnya "bisa diem gak? " reina membuka majalah menyibukkan diri untuk tidak berinteraksi dengan arka, semakin dekat juga semakin membuatnya sesak.
"Rei soal yang itu gue gak ber--" reina memotong kalimat arka.
"Iya gue tau! Gue yang berlebihan dan di sini gue juga berusaha buat hilangin perasaan itu jadi tanpa lo suruh gue udah bisa" reina kembali membaca majalah mengalihkan pandangannya karena semakin lama semakin buram.
"Lo punya hak buat suka. Tapi gue mau lo gak hilangin perasaan itu rei" reina menutup majalah dengan kesal emosinya sudah terkumpul.
"Gak hilangin? Lo kira hati gue apa? Nunggu lo yang gak tau nunggu siapa ka! " reina tertawa miris hatinya sakit mendengar arka yang meminta menunggu, penolakan siang tadi saja masih reina ingat.
"Sekarang kita jalanin yang semestinya aja. Kita temenan dan gue bakal hapus perasaan ini " reina bangkit dari sofa segera melangkah ke kamarnya, tiba-tiba pusing menyerang nya.
"Shit! Kenapa sih lo ka? " ethan turun dari tangga melihat arka yang menunduk frustasi dengan sesekali mengacak rambutnya sendiri.
"Reina Kenapa? " arka menggeleng pelan segera pergi "bang pamit, makasih makan nya" arka keluar dengan keadaan gelisah.
"Kalo gengsian " ethan melanjutkan langkahnya menuju dapur.Reina merebahkan tubuhnya matanya terpejam rapat namun tidak dengan hatinya yang seakan menangis "untung aja besok libur" reina memejamkan matanya karena ternyata sudah hampir pukul delapan malam.
******
Reina terbangun pukul lima pagi, setelah melakukan ritual setiap harinya reina turun menuju meja makan yang tidak lain merusuhi aktivitas abangnya yang akan melakukan Ujian nasional pada hari ini.
"Pagi abang gue " ethan menghiraukan sapaan reina, reina mendekati ethan memeluk leher ethan "serius amat! Jogging yuk bang " ethan menjitak kepala reina apa reina buta tidak melihat ethan yang memakai seragam sekolah.
"Jogging ya rei? Boleh juga sekarang? Yuk"
Ethan mendekati reina namun reina langsung melangkah mundur "katanya jogging? Ayo abang gandeng " reina menggeleng pelan dengan tawanya."Hahah bang geli lepasin gak? " ethan memeluk reina dan menggelitiki perut reina "bun, abang nih" reina meronta hingga ethan melepaskan pelukannya dan menghentikan aksi tangannya.
"Bang gak usah berangkat deh, bentar lagi pasti keluar negeri " ethan mengelus rambut reina yang mengerucutkan bibirnya "do'ain semoga lancar ya? " reina mengangguk namun melangkah pergi "bun reina jogging, assalamualaikum " reina meregangkan tubuhnya sudah lama dirinya tidak olahraga rutin.
Reina berlari hingga komplek ujung dan beristirahat sejenak menghilangkan peluh dengan duduk di kursi taman. Reina melanjutkan larinya namun karena reina sedang mengelap keringat reina tak melihat ada sepeda yang mengarah padanya dan sang pemilik sepeda yang fokus dengan ponselnya.
"Bego! Kalo jalan pake mata dong! " reina dan sang pengendara sepeda jatuh reina melihat tak ada yang terluka hanya kakinya yang sedikit kotor. "Sepeda gue rusak kan? Lo sih kalo jogging fokus dong! " reina bangkit membantu agar sepedanya berdiri namun malah di tepis kasar sang pemilik.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...