Tiga jam Reina membersihkan apartemen membuat dia mengeluh dalam rebahannya karena perutnya berbunyi dan sekarang sudah menjelang malam "tabungan gue nipis, kalo beli gak sampe seminggu" Akhirnya Reina memutuskan membersihkan diri saja.
Reina melihat pantulan dirinya dan begitu cerdasnya Reina meminta Zamora dan Zaflan untuk mengambil barang dan pakain nya di rumah ayah dan bundanya "kuliah dan part time! " seru Reina.
Reina menggunakan masker dan keluar menuju minimarket untuk mengisi kulkas dan beberapa yang harus dirinya perlukan "iya. Gue tunggu di depan"
Reina membayar dan langsung keluar dengan dua kantung kresek besar "apa? " Zamora dan Zaflan saling melirik dengan acara senggol-senggolan.
"Ini" alis Reina terangkat sebelah dan saling bertautan "punya siapa? " Zamora mencubit lengan Zaflan.
"Punya anu--em punya itu. Punya anu" Reina menatap jengah dirinya sebenarnya tau maksud Zaflan.
"Gue masih punya uang buat beberapa bulan. Santai aja kalian gak usah khawatir" Reina tersenyum dan menepuk bahu Zamora.
"Gue cuma minta satu. Jangan bilang sama siapa-siapa gue di Jakarta. " Reina meninggalkan Zamora dan Zaflan yang terdiam.
****
Reina memasuki falkutas untuk menempuh cita-citanya "oke jangan gugup" Reina meminjamkan uang dengan memohon pada Ethan dengan merengek-rengek dan ancaman untung saja Ethan tidak curiga untuk apa.
Reina melewati kelas dan dirinya malah heran sendiri karena tidak menemukan kelasnya "oke, mulut lo buat apa" Reina mendekati sekumpulan cowok yang sedang asik melempar kulit kacang.
"Maaf. " Reina memejamkan matanya saat semua pria tersebut menatap Reina dengan wajah yang berbeda-beda.
"Eh cantik! Ada apa? Mau modus sama Radit? " Reina tersenyum canggung dan menghembuskan nafas panjang.
"Kelas kedokteran itu ada di atas atau bawah? " pria dengan rokok di telinganya mendekat "deket kok, lurus aja terus belok kiri nanti ada namanya" Reina mengangguk dan tersenyum simpul.
"Makasih" Reina segera pergi dan menuju apa yang dirinya dapatkan.
Reina melihat kelas yang masih sepi dan langsung masuk, mengotak-atik ponsel barunya karena tidak ingin sahabatnya menghubunginya mungkin di ponselnya hanya ada nomor Ethan, Zamora, dan Zaflan. "Hey gue Dira. Lo anak baru? " Reina mengangguk dan membalas uluran tangan Dira.
"Reina" Dira tersenyum dan duduk di samping Reina "pindah dari mana? " Reina menatap Dira dan tersenyum kecil "Bandung" Dira menyadari jika Reina sedikit risi tapi Reina memang sedang dalam mood tidak baik.
"Sorry gue kepo. Gue juga anak baru, pindah kemarin. Kita bisa berteman bukan? " Reina tersenyum dan mengangguk antusias.
"Lo tau? Senior disini tu beh gans banget! Kata yang lain sih titisan dewa tanpa cela" Reina hanya menggelengkan kepala pelan sesekali terkekeh pelan.
"Lo gak tertarik? Atau ldr? " Reina dan Dira duduk di kantin setelah jam kelas mereka selesai.
"Gak ada. Gue belum mau" Dira tertawa kecil membuat Reina heran "ap--"
"Hei cantik kita ketemu lagi? " Reina merapatkan bibirnya dan menatap Dira yang tiba-tiba terdiam dengan mata yang berbinar "eh iya" tiga pria dari sekumpulan yang Reina tanya telah duduk di samping Dira dan berhadapan.
"Bolehkan? Udah penuh" Reina mengangguk dan menatap Dira yang memerah dengan tangan terkepal entah menahan amarah.
"Eh? Kenapa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...