"Bella lu kemana aja kemarin hah?!"
"Di rumah lah, yakali mangkal"
Sungguh astaghfirullah sekali mulut Bella ini.
"Ya sapa tau kan lu merangkap sebagai cabe cabean perempatan karena Bagja yang tak kunjung membalas perasaan, Nyai" kata Jena dan melirik Bagja yang kini tidur.
Bella pun meletakkan tas nya, kemudian mengambil jaket Bagja yang jatuh.
And you know what happened next?
Dia menyelimuti Bagja dengan jaket tersebut.
"Jangan berisik!" Seru Bella kepada teman teman kelasnya.
"Bucin dasar" "Yelah Bagja tidur aja masa kita harus diem sih" "Definisi bucin" "lah dikira dia teriak kaga berisik ape ye?"
Bella hanya tersenyum kemudian ia duduk di kursinya.
"Bell, matematika udah?" Tanya Maretha.
"Udah"
"Yang di Kertas Polio?"
"Iya udah"
"Mau lihat"
Bella pun mengambil kertas polio tersebut dari map yang selalu ia bawa. Ia mengeluarkan beberapa lembar kertas polio.
"Masyaallah gusti nu agung, ni loba pisan" keluh Maretha yang membuat Bella terkekeh.
"Nih, 30 soal, TRIGONOMETRY!"
"Bisa kesusul kaga ye? Pelajaran pertama lagi"
"Gue bantu do'a"
"Yakali, udeh ye makasih" setelah itu Maretha menghadap ke depan dan mulai menulis. Bella? Ia melihat ke belakang dan menatap wajah tenang Bagja yang tertidur.
"Semalem pasti main ps, pantes di chat ga dijawab-jawab"
Bella memainkan ponselnya masih dengan menghadap ke arah Bagja, menunggu pria itu bangun, atau menunggu bel agar ia bisa membangunkannya.
"Genks! Bu Rizka gabisa masuk kelas katanya, ini matematika disuruh nyelesaiin, jadi kita jamkos, WOHOOOOOOOOO!!!"
Kelas pun bersorak gembira, pelajaran matematika memang pelajaran yang kadang membuat mereka selalu kuwalahan(?).
Tugas 30 soal lah, 70 soal, minggu depannya ulangan lah, banyak rumus lah, dan lain lain.
"Azka, beli minum sana, buat Bagja, pake duit gue, lu juga jajan pake duit gue aja"
"ASHIAAPPP!"
Azka pun mengambil uang yang baru saja akan dikeluarkan oleh Bella kemudian pergi meninggalkan kelas.
Ia tak peduli, dan melanjutkan bermain ponsel.
Tidur Bagja sangat tenang, bahkan Adnan dan Firdaus yang sekarang sedang naik ke meja sambil menari tidak jelas dan suara speaker keras pun tak membuatnya terbangun.
Bella ingin sekali memainkan rambut ikal milik Bagja, tetapi ia hanya bisa memandangnya, tak ada hak baginya untuk melakukan hal tersebut, terlebih ia tidak suka skinship. Tetapi kenapa bila saat bersama Bagja, rasanya ia ingin sekali melakukannya.
Persetan dengan ketidaksukaannya terhadap skinship, ia ingin sekali mengelus rambutnya tersebut.
Namun tak lama kemudian, ia menarik kembali tangannya.
It feels really weird.
Tiba-tiba Bagja bangun dari tidurnya membuat Bella kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]
Fanfictionᥫ᭡'ִֶָ 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐜𝐡𝐚𝐧 ◜ bella dan segala bentuk cintanya untuk bagja. ©POPELHAZE 2019 ﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌ started : 6/3/19 ended : 6/5/19