ㅤㅤ BONUS : DIMAS'S STORY

1.1K 127 21
                                    

Warning! Bakal banyak percakapan bahasa inggris nya karena latarnya disini bukan Indonesia. Dan banyak sekali grammatical ku yang salah, boleh minta koreksianyanya.















Dimas yang sekarang sudah berada jauh dari negara kelahirannya ini berkeliling kota setelah urusannya selesai.

Jam tangan yang melingkar di tangannya menunjukan pukul 8 malam. Dan di sekitarannya masih banyak café café yang masih buka. Entah itu karena memang 24 jam atau karena batasan waktu mereka berjualan masih lama.

Menjadi asisten dosen sangatlah melelahkan baginya. Harus mengisi kelas untuk memberikan materi, belum ia harus bekerja part time selama 4 jam.

Dimas tak tau apa tujuannya sekarang, yang ada dipikirannya saat ini adalah 'belajar, bekerja, belajar, bekerja'. Ia sudah putus asa tentang urusan cinta.

Jikalaupun memang Tuhan tak memberikannya jodoh dunia, yasudah tak apa, jika itu bisa membuatnya hidup sehat dan terus bahagia, kenapa tidak?

Tapi tidak dengan malam ini.

Tubuh idealnya itu memasuki café yang terkenal di kota, berjalan ke arah kasir dan memberikan senyuman sapaan kepada sang penjaga kasir.

"Good Evening, what would you like to order?"

"Hmmm, can i get one latte, please?"

"One latte on the list. Can i get your name?"

"Dimas"

"Okay. Anything else?"

"No, that's all"

"2 Euro" (Ini aku gatau Belanda mata uangnya Euro, atau Gulden atau Dollar, tapi aku liat di gugel, mata uang Belanda udh diganti jadi Euro sejak tahun 1999 atau 2000, jadi maaf kalo ada kesalahan)

Dimas mengeluarkan kertas bernominal itu dari dompetnya dan diberikannya kepada sang petugas kasir.

"This is the struck, and please wait a bit, i will get your order, thankyou"

Dimas tersenyum ke arah petugas tersebut dan pergi untuk mencari tempat duduk.

Ia menggeser layar ponselnya dan melihat isi timeline dari seluruh aplikasi sosial medianya, mulai dari Twitter, Instagram, Tumblr, dan lain lain.

Bahkan kadang ia membuka internet untuk membaca berita Belanda maupun Indonesia, hanya agar ia tidak ketinggalan informasi.

Tiba tiba pop up notifikasi muncul dari aplikasi Instagramnya.

Maddie

Adalah nama yang terpampang disana.

Salah satu murid yang berada di kelas yang ia ajar.

Tidak tau mengapa tetapi saat pertama kali bertemu dengan Maddie saat itu, Maddie seperti terlihat sangat bahagia saat melihatnya.

Bahkan Maddie tiba tiba meminta Dimas untuk saling bermutualan di Instagram.

Maddie cantik, sangat cantik. Wajah bule dengan mata berwarna hijaunya itu membuat siapa saja pasti jatuh kepadanya.

Tetapi menurut Dimas, Maddie hanyalah mahasiswi yang diajarnya. Tak lebih dari itu.

Bisa dibilang hati Dimas masih tersangkut di Bella. Miris.

Maddiefostr :
Selamat malam Kak Dimas
Sudah makan malam?

Maddie selalu berusaha sekali mempelajari bahasa Indonesia hanya agar ia bisa berbicara dengan Dimas.

Padahal Dimas pun juga bisa berbahasa inggris.

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang