ㅤㅤTWENTY SEVEN

970 190 4
                                    

"weys Bagja, tumben berangkat pagi?" Sapa Dimas sambil menghampiri Bagja.

"Berangkat pagi salah, berangkat siang salah, mending gue gausah sekolah ae sekalian"

"Wah bilangin Pak Chandra nih!"

"Gausah bawa bawa partai bisa?" Dimas hanya terkekeh kemudian duduk di bangku sebelah Bagja.

"Kemarin gimana? anter pulang si Bella? Dia gapapa kan?" Bagja menatap Dimas dengan tatapan tak suka dan sedikit mencurigai. Ditatap seperti itu membuat Dimas tertawa.

"Santai kali natapnya haha, gue cuma kangen adek gua aja, dan sosok adek gue itu ada di Bella"

Bagja mengangguk.

"Tapi Sesil emang mirip banget ya sama Bella" ujar Dimas sambil mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.

"Bedanya sih adek gue malah ninggalin gue sendiri, gabisa nyalahin kalo dia emang udah ga sanggup lagi"

"Ngga Dim, adek lu udah berusaha sekuat tenaga kok, kadang kan manusia ada titik dimana mereka udah cape sama semuanya, dan Bella bukan dia ga nyerah, dia beradaptasi, Dim, kata lainnya sih Bella nerima hal baru itu di kehidupannya"

Dimas tersenyum lalu mengangguk.

"Emo hour banget sih" celetuk Sadam yang baru datang bersama dengan Azka.

"Sesil bang?" Tanya Azka setelah melirik ke arah foto yang dipegang oleh Dimas.

"Yup"

"Kalo hari ini mau ke makamnya Sesil, gue ikut ya bang, hehe, kangen gue" kata Azka yang disetujui oleh Dimas.

"Gue juga ikut deh" "gue jugaa mau ikut bang" kata Bagja dan Sadam.

"Ikut kemana?" Tanya Dika.

"Ke makam Sesil, bang, mau ikut ga? Biar nanti kalo mau ikut semua gue kasih tau Adnan sama Firdaus, lu kasih tau bang Reza sama Adip" jelas Sadam.

"Oh oke, gue ikut"

Kemudian Bella dan teman temannya datang sambil membawa kantong kresek di tangan masing-masing, itu berarti mereka memilih untuk ke kantin dulu sebelum ke kelas.

"Bella" panggil Dika dan menghampirinya.

Bella menoleh dan tersenyum "Hai"

"Bel, itu yang kemarin-"

"It's okay, gapapa kok nyantai aja"

"Ga Bel, itu kenapa kenapa, Bel"

"Engga kok, udah gapapa, tenang aja"

"Bella-"

"Dika!" Bella memotong ucapan Dika, karena ia merasa seluruh mata di kelas ini tengah menatap keduanya karena Dika yang sedari tadi meninggikan suaranya.

"Ngobrol nanti aja" Bella hendak mendahului Dika namun di tarik oleh Dika.

"Ngga Bel, selesaiin sekarang, gue mau jelasin sekarang"

Bagja yang melihat Bella ditarik pun mengepalkan tangannya, Dimas melihatnya, tetapi ia hanya diam.

Kelas pun hening melihat drama keduanya.

"Gue gamau ya bikin ribut disini, ngobrol nanti atau gue gaakan mau ngobrol sama lu" kemudian Bella melempar tasnya ke mejanya dan pergi meninggalkan kelas.

Kalian pikir Dika akan membiarkannya begitu saja? Tentu tidak.

SRETT!

"Bella!"

BRAG!

"BAGJA!"

Kemudian Dika pun terpisahkan dari Bella dan badanya terdorong jauh.

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang