ㅤㅤ THIRTY FIVE

799 145 14
                                    

Tepat satu tahun sudah ia menghabiskan waktunya di sekolahnya itu. Hari ini adalah hari kelulusannya. Semuanya berjalan lancar seperti yang Bella harapkan.

No worries

No drama








And no Bagja.


Hari ini Bella berkutat di kamarnya dengan baju yang berserakan dimana-mana, Bella tak tau harus mengenakan apa ke acara kelulusannya nanti, ia ingin tampil menawan pula seperti murid lainnya, tetapi ia juga ingin menggunakan sesuatu yang nyaman.

"Duhh pake ya mana ya?" Monolognya.

Sampai tiba-tiba Caca yang sudah lama tinggal di rumahnya ini masuk ke kamar. Caca yang sudah kuliah di Bandung ini tinggal di rumah Bella, karena jarak kampusnya dekat dengan rumah Bella.

"Heh, kok lama sih? Ini gue aja udah siap tuh" kata Caca sambil membuka pintu lebar lebar memperlihatkan dirinya dengan balutan dress berwarnakan merah maroon yang mengekspos kedua pundak mulusnya tersebut, dan sepatu boots setinggi lututnya dan juga rambut sebahunya yang ia cat berwarna blonde.

"Acara kelulusan gue, kok lu yang rusuh sih, Ca?"

"Heh gue tuh datang sebagai pacar Reza you know?"

"Ya ya ya ya terserah lu"

Kemudian Caca pun membuka satu pintu lemari dan mengeluarkan satu baju hitam langsungan milik Bella.

"Ini bagus, Bel, make ini aja"

"Apa ga terlalu casual? Ini kan acara formal gitu"

"Gapapa, nanti make korsetnya gue aja, trus sepatunya juga jangan biasa aja, lu make hak tinggian gitu"

Bella mengangguk dan mengambil baju miliknya tersebut dan mengenakannya setelahnya.

"Rambut lu mau gitu aja?" Tanya Caca yang mendapat anggukan dari Bella.

"Idih kayak gembel, seengganya giniin aja" Caca mengambil satu jepit milik Bella dan memasangkannya setengah dari rambut Bella.

"Nah ginikan rapih"

"Yaudah ayok, mobilnya udah gue panasin"

Acara kelulusannya ini digelar di sebuah gedung serba guna di daerah kota. Awalnya Bella tak ingin datang karena ia harus mempersiapkan ujian masuk PTNnya.

Selama ia di kelas akhir, ia tak pernah melihat Bagja lagi, rumor yang ia dengar sih, Bagja pindah kota, atau pindah sekolah, yang penting Bagja benar benar tak ada disana lagi. Temen temannya tak pernah memberitahunya, begitu pula dengan Dimas.

Bella tak berniat untuk mencari keberadaannya meskipun ia juga penasaran, tetapi ia harusnya tahu diri bahwa pastinya Bagja sudah berisitri, dan pasti sangat membencinya.

"Heh ditanyain kok ngelamun"

"E-eh apa?"

"Itulohh ditanyain bunda lu, mau kuliah dimana"

"Gatau, di Jakarta kali"

"Idih jauh bener"

"Segitu deket, kecuali kalo gue maunya di luar negeri baru jauh"

"Kalo luar negeri lu maunya kemana?"

Bella berpikira sebentar "hmm yang deket deket aja, Thailand? Malaysia? Singapore? Australia?" Caca mengangguk paham.

"Emang lu mau masuk jurusan apasih?"

"Hubungan international"

"Kan lu anak IPA?"

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang