ㅤㅤELEVEN

1.2K 240 3
                                    

"Nico?"

"Nico?"

Suara Bella terdengar di telinga kiri Dika yang dimana ia mendekatkan ponselnya disana.

"L-lu Nico?"

"H-hah?"

Kemudian keduanya pun menjadi hening. Bagja sudah menduga, pasti sedari tadi yang di ceritakan oleh Dika adalah seseorang yang special, tapi ia tidak tau jika orang tersebut adalah Bella.

Flashback

"Woy, gue mau meet up nih sama temen internet gue"

Dimas menengok dan memberikan reaksi friendly seperti biasanya.

"Oh ya? Cewe yang namanya Anna itu?"

Dika mengangguk mantap.

"Gue sekalian mau confess nih, udah lama juga gue pendem nih perasaan, padahal ga pernah ketemu"

"Ya berarti ada alasan lain lu suka sama dia" ujar Dimas.

"Iya sih, easy going anaknya, kebal banget sama gue yang udah kek batu nih, selera humor juga samaan sama gue, anjlok parah, doain ye guys, biar lancar"

"Iyelah"

Bagja hanya mendengarnya tanpa peduli untuk ikut menimpali obrolan tersebut.

Flashback off

"Maaf gue pulang duluan, gue lupa ada acara keluarga" dengan begitu Bella pun beranjak dari tempatnya, dan pergi keluar dari cafe.

Dika masih diam di tempatnya, tak tau harus bagaimana.

Kejadian ini sungguh membuatnya kaget.

Apalagi tadi ia bilang terang terangan kepada Bella bahwa ia akan menyatakan perasaannya kepada teman yang ia tunggu yang ternyata adalah Bella.

Dan fakta bahwa Bella menyukai Bagja membuatnya semakin pusing dengan segalanya.

🌑🌘🌗🌖🌕🌔🌓🌒🌑

"Mah Bagja pulang" Bagja memasuki rumahnya dan duduk di sofa ruang keluarga.

"Loh habis darimana kamu?" Tanya Mamahnya.

"Jalan jalan lah, Hani sama Yoga mana?"

"Udah tidur, tadi keren tau Yoga tampil nyanyi lagu favorite kamu di acara pensi sekolahnya"

"Ohya? Ada videonya?" Tanya Bagja antusias.

Mamah Bagja mengangguk dan mengeluarkan ponselnya untuk memperlihatkan video penampilan Yoga.

Disana Yoga menggunakan baju kaos oversized kesukaanya dengan gitar ditangannya. Ia menyanyikan lagu kesukaan Bagja, 'im yours' milik Jazon Mraz.

Bagja selalu menyanyikan lagu milik Jazon Mraz tersebut dari kecil, lagu itu sudah lama adanya tetapi Bagja setia menyanyikannya, bahkan di song playlist miliknya, maupun di ponsel, laptop, sampai di mobil, selalu ada lagu tersebut.

"Ohiya tadi ada cewe kesini, terus ngasih mamah donat, katanya dia temen kamu" ujar mamahnya.

"Siapa?"

"Namanya sih Salsa Salsa gitu, gatausih, cantik kok, siapa? Pacarmu?"

Bagja hanya menggeleng sambil terkekeh.

"Ngapain malah ketawa? Benerkan itu pacarmu?"

"Bukan mah, Bagja sama Salsa cuma deket aja kok, ga pacaran"

"Kenapa? Cantik kok padahal, mamah sih oke oke aja kalo itu bikin kamu seneng"

"Pilihan Bagja di masa depan nanti bakal bikin Bagja lebih seneng kok mah"

"Siapa sih? Bella yaa??" Goda mamahnya yang hanya mendapat kekehan dari Bagja.

Berbicara tentang perihal Bella, Bagja tiba tiba teringat oleh kejadian tadi siang. Disaat Dika dan Bella bertemu. Ia tentu jelas mendengar percakapan keduanya, dan ia sudah tau situasi apa yang terjadi dan akan terjadi kedepannya.

"Bagja? Ih kamu tuh dipanggil mamah malah bengong"

"E-ehiya kenapa mah?"

"Ituloh Bella udah punya pacar belom?"

Bagja diam, setau Bagja, Bella menyukai dirinya, sudah pasti Bella tak memiliki kekasih bukan?

"Kayanya nggaada deh mah, gatau, Bagja gadeket sama Bella kalo di sekolah, kenapa?"

"Engga kok mamah punya feeling aja gitu Bella ada sesuatu sama temen kamu itu tuh yang sering main ke sini, siapa sih?

"Dika?"

"Nahh ituu, kok kamu tau? Emang bener ada sesuatu ya?"

Bagja hanya menghela nafas, kemudian berdiri dari sofa.

"Nanti lagi deh mah, Bagja mau istirahat dulu ya, besok ada ulangan soalnya"

"Loh udah tau ada ulangan kok pulang sore? Yaudah sana, ganti baju dulu, jangan langsung tidur, bau tau"

"Iyaaa"

Bagja memasuki kamarnya, tak mendengarkan perintah mamahnya untuk mengganti bajunya, ia langsung merebahkan badannya di atas kasur.

Kejadian Dika dan Bella terus berputar di kepalanya, ada apa dengannya? Kenapa ia overthinking tentang masalah ini.

Seharusnya ia senang bukan bahwa Dikalah teman internet Bella, begitu sebaliknya, dan fakta bahwa Dika menyukai Bella meskipun belum mengenalnya secara langsung.

Bukankah itu adalah peluang untuk Bagja agar terlepas dari Bella?

Namun mengapa ia tak rela?



Sedikit ya? Ia males nambah.
Haha

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang