ㅤㅤTWELVE

1.3K 224 23
                                    

Bella berangkat seperti biasa, dan bertemu dengan Rafi di tangga menuju ke kelasnya. Mengobrol bersama, bercanda bersama, sekali-sekali Bella memukul lengan Rafi karena candaan Rafi yang terkesan menjengkelkan di telinganya.

"Apasih lu ga jelas banget, hahahaha" kata Bella sambil menutup wajahnya karena tertawa.

Jika orang orang tertawa menutup mulutnya, well Bella menutup seluruh wajahnya.

"Yaudah sana belajar yang bener, nanti pulang gue anter deh, bye baby pig"

"Iyee dadah, monyet"

Setelah Rafi turun dari tangga, Bella pun berbalik.

"Are you sure you're not in relationship?"

"OHMYGOYDDD! CAN YOU STOP?!"

Bagja, lagi, berada di anak tangga, menatap interaksi antara Bella dan Rafi dari atas.

"Kalian pacaran kan?"

"Engga udah ah sana minggir" Bella mendorong Bagja pelan berusaha menyingkirkannya, tetapi Bagja tak beranjak sejengkal pun.

"Lu suka sama gue kan?" Tanya Bagja tiba tiba.

"You already knew about that tho, why should i answer to it?" Jawab Bella malas.

"Tapi lu ga keliatan suka sama gue"

Bella pun diam sejenak, ia pun naik satu anak tangga di atas Bagja, dan mensetarakan tingginya dengan tinggi Bagja, walaupun tak mempan karena Bagja yang memang dari kaum tiang listrik.

"Gue kan udah bilang, gue suka sama lu dengan cara gue sendiri, gue bakal bikin lu suka dengan cara gue sendiri, even if i don't look like i have a crush on you, it's because i did it in my own way!"

"No need to shout, haha. Well, gue gasuka cara lu ini, bisa kasih cara yang lain?" Tanya Bagja dengan senyuman menyunggingnya.

"Buat apa? Bentar lagi juga Senin, something is coming up in 2 days anyway"

Bagja pun diam, ia hanya menatap Bella yang sekarang sedang melihat ke sekeliling berusaha menghindari kontak mata dengan Bagja.

"Kalo gitu pergunain 2 hari itu buat ngelakuin sesuatu dengan cara yang berbeda, gimana?"

Bagja menunggu jawaban Bella.

Kemudian Bella menghela nafas, ia melepas tasnya sebelah dan membuka isi tasnya mengeluarkan sekotak susu dan minuman kaleng kopi.

"Buat lu" ia memberikan dua minuman tersebut untuk Bagja. Bagja mengerutkan dahinya.

"This is the old way, try new one"

"At least accept this, honey" mendapat panggilan tersebut, membuat Bagja tersenyum lebar dan menerima minuman tersebut.

"Ja"

Bagja menoleh ke belakang. Ia tak menyangka bahwa temannya itu datang. Seorang teman Bagja yang semalam menyebabkan datangnya firasat aneh kepada ibunya.

Seseorang yang kemarin Bella temui.

Seseorang yang tiba tiba membuat emosinya naik.

Mengerti kemana arah pandang Dika, Bagja ikut menoleh ke arah kanan, mendapati Bella yang menatap kosong kearah Dika.

He feel this sudden jealous emotion.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

Bella sedari tadi di kelas tak bisa nyaman belajar. Bagja untuk pertama kalinya mengikuti pelajaran dari awal sampai terakhir. Dika yang duduk di sebelah Bagja hanya diam menatap tembok di depannya.

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang