ㅤㅤ THIRTY THREE

779 144 7
                                    

Hari semakin berganti, dan tepat 1 minggu setelah kejadian dimana Bella tak sengaja bertemu dengan Bagja di rumah sakit. Keduanya masih saling diam, Bagja pun tak ada usaha apapun untuk menjelaskan kepada Bella. Hari ini adalah hari terakhir mereka menjalani ujian kenaikan kelas.

"Bel, lu udah belajar belom?" Tanya Retha. Bella mengangguk menanggapi jawaban Retha. "Kesel gue tau gak sama Sadam, malem-malem suruh nyari data anak kelas bawah,"

"Ya terus kenapa?"

"Alasannya aneh aneh coba, masa gara gara pacar gue angkatan atas terus dia suruh nyari murid angkatan bawah, nyambungnya dimana yakan? BEGONYA ITULOH SUBAHANALLAH SEKALI"

Bella tertawa melihat temannya tersebut. "Emang kenapa sih?"

"Itutuh adek kelas yang namanya Zahra ituloh Bel, katanya jarang ikut eskulnya Sadam, kan Sadam ketua eskul musik modern, makannya Sadam mau tau tentang dia gitu kelasnya dimana dan lain lain lah. Mau nyari data apa modus mas?"

"Hahahaha yaudah lah biarin"

Kemudian seseorang dari jauh berjalan dengan santai menuju ruangan ujian.


Bagja Bhadrika.


Pria yang minggu kemarin tak sengaja ia temui di rumah sakit.

Dika menyapanya dan berjalan bersampingan dengan Bagja. Bagja melihat figur Bella di ujuang sana sedang duduk di depan kelas dan bercengkrama dengan Retha.

Ia ingin menghampirinya namun ia urungkan niat tersebut saat Dimas tiba-tiba datang dan duduk di samping Bella.

Bagja pun berjalan melewati keduanya, tak sedikitpun wajahnya ia tunjukan kepada Bella. Padahal Bagja rindu sekali berbicara dengan Bella, menjahilinya, membuat Bella marah, mendengarkan ocehan Bella, dan lain lain.

"Lu lagi musuhan sama Bagja, Bel?" Tanya Retha.

Dimas dan Bella bertatapan sebentar sebelum keduanya menggeleng.

"Kok lu ikut ngegeleng?" Tanya Retha curiga.

"Ngebantuin Bella hehe" Retha menatap keduanya aneh kemudian pergi dari sana menuju ruang ujian kekasihnya.

"Jena ga dateng ya?" Tanya Bella pada dirinya sendiri.

"Gimana mau dateng, Bel? Terakhir kita lihat juga perutnya udah rada gede gitu, gimana nanti orang orang mikir tentang dia?" Bella mengangguk.

"Dim, nanti mau ga anterin gue ke rumah Jena?"

"Gila lu mau ngelabrak?!"

"Ya enggalah!"

Dimas hanya terkekeh sebelum mengusap rambut Bella pelan, membuat Sadam melihat keduanya aneh.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

Setelah ujian selesai, Bagja langsung bergegas pergi, entah kemana ia pergi. Adnan pun juga begitu, ia langsung membawa tasnya dan pergi dengan langkah lebar, nafasnya memburu dan wajahnya memerah, entah kenapa.

Sadam pun begitu, ia langsung pergi dari ruang ujian dan langsung berlari. Begitu juga Bella dan Dimas.

Padahal sang bendahara kelas sedang tak menagih uang.

"Napasih tuh mereka, lagi main running man running man-an ya?" Tanya Haera kepada Frysca dan Retha.

"Gatau tuh. Eh sekarang jadi kan ke rumah Jena?" keduanya mengangguki pertanyaan Retha.

Bagja langsung melajukan motornya menuju rumah sakit setelah mengetahui bahwa Jena pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit.

Ia melaju cepat bahkan sampai menerobos lalu lintas, membuat pengguna kendaraan lainnya protes.

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang