ㅤㅤTHIRTY EIGHT

855 150 9
                                    

Dimas sedari tadi berlari keliling kampus Bella untuk menemukan aula tempat dimana seminar diadakan, sesekali ia mencoba untuk menelponnya yang sayangnya Bella mensetting ponselnya menjadi mode pesawat.

"Argh!" Kemudian ia pun beralih untuk menelepon Adnan.

"Halo bang?"

"Nan, Bella ada di aula!"

"Hah apaan? Orang tadi di depan gedung FISIP, bang"

"Dia barusan bilang dia di aula"

"Hah?! Yang bener? Dimana bang?!"

"Gatau, Nan, tolong cariin, Nan"

Setelah sambungan telepon mati, Adnan langsung beranjak dari duduknya dan berlari ke sekeliling aula yang besar tersebut secara diam diam.

Bagja di atas panggung sudah mulai berbicara meskipun baru pembukaan.

Tak sengaja Adnan melihat siluet kakak senior-seniornya yang tadi ia dan Bella temui di kantin. Ia pun langsung berjalan menghampiri mereka.

"Permisi, Kak. Kakak lihat Bella ga?" Tanya Adnan sopan. Mereka semua serentak menengok ke ujung dimana Bella yang sekarang sedang menatap kakinya kosong.

Adnan dengan langkah lebarnya berjalan ke arah Bella.

"Bel, Bang Dimas udah di luar, ayo" Adnan langsung saja menarik Bella sehingga membuat sedikit keributan.

Satpam yang menjaga pun hendak mendekati mereka namun di tahan oleh seseorang.

Satpam tersebut mengangguk dan kembali ke tempatnya setelah orang tersebut berbisik di telinganya.

Adnan membawa tas Bella karena tak ingin ia berlama lama disana. Bella masih diam saat dibawa keluar pun. Bahkan ia terlihat seperti patung sekarang.

"Bel?" Tanya Adnan khawatir.

"Lu tunggu sini ya gue mau cari Bang Dimas" sepeninggal Adnan. Bella bersandar pada tembok, dan merosot kebawah berakhir dengan posisi ia berjongkok.

Ia menelungkupkan kepalanya dan mulai menangis disana. Tak tahu apa yang membuatnya menangis, tetapi ia hanya ingin menangis sekarang.

Mungkin karena ia merindukan Bagja teramat sangat? Atau karena mengingat bahwa Bagja tak menginginkannya lagi di kehidupannya.

"Bella?" Suara Dimas masuk ke pendengaran Bella. Langsung saja Dimas memeluk Bella sesaat Bella sudah berdiri. Menenangkan sang puam sambil mengelus kepalanya.

SHOUT OUT TO HAGA SUDAH MENAMBAHKAN DIKSI KU HAHA.walaupun cuma satu.

Dimas tau sekali hati Bella ini masih tersimpan di Bagja, Dimas sangat tau Bella belum bisa melupakan Bagja.

Tetapi ia juga ingin egois, ia ingin memiliki Bella selagi Bagja tak ada, siapa tau dengan itu, Bella bisa berpaling kepadanya. Namun ternyata hubungan yang dijalin satu tahun ini sepertinya membuahkan hasil yang semu.

Seperti lirik lagu yang terkenal.

'aku punya ragamu, tapi tidak hatimu'


Dengan ke egoisannya itu, Dimas bahkan selalu menghalangi segala cara apapun agar Bagja tak bertemu dengan Bella. Namun sepertinya kali ini ia gagal.

Bella bertemu dengan Bagja yang menyebabkan perasaan yang Bella coba bunuh mati matian tumbuh lagi hanya dengan melihatnya berbicara di atas panggung.

"Aku anter pulang ya?" Bella hanya mengangguk dan mengikuti Dimas menuju mobilnya berada.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang