Setelah Jungwoo mengantarkan Ayesha hingga sampai rumahnya, satu jam kemudian Yuta meneleponnya.
Ayesha bisa menebak kalau Jungwoo bercerita pada grupnya perihal Sicheng yang meneleponnya itu.
"Moshi moshi, Yuyu sayang," ujar Ayesha sesaat setelah meng-klik tombol answer.
Yuta mendecak kesal di sebrang sana.
"Kenapa, Yuyu?" tanya Ayesha.
"Lo deket sama Sicheng?" tanya Yuta langsung.
Ayesha menghela napasnya. Tuh kan...
"Enggak tuh," jawab Ayesha pelan.
"Kok dia bisa tau nomor lo?" selidik Yuta.
Ayesha mengerinyitkan dahinya. "Taeyong nggak ngasih tau lo emang?" balas Ayesha.
"Enggak. Kenapa? Sicheng itu, dia mepet lo?"
Ayesha tertawa, "Yakali. Dia kaku gitu masa mepet gue. Santai Yut, belom waktunya cemburu," godanya. "Dan soal nomor, Sicheng tau nomor gue gara-gara awalnya Taeyong bilang kalo gue manajer NeoCT," lanjutnya.
"Oh gitu...Lo pepet aja Sichengnya duluan kalo gitu," usul Yuta.
"Heh! Ngasal lo ya? Lo aja gih sana move on duluan!" saran Ayesha sambil tetap terkekeh.
"Nggak mau. Mau jagain lo dulu aja sampe lo dapet pengganti gue," balas Yuta santai.
"Batu banget jadi mantan. Eh Yuyu, gue mau curhat dong," ujar Ayesha.
"Tentang apaan?"
"Gue dapet kerjaan," ujar Ayesha pelan. Ia sedikit ragu mengatakannya pada Yuta.
"Oh ya? Bagus dong? Kerja di mana?" tanya Yuta antusias.
"Kerja di...Sicheng."
-
Hari ini, Ayesha akan bertemu lagi dengan Sicheng. Bedanya, kali ini ia tidak bersama siapapun. Ia sendirian.
Saat tiba di depan pintu ruangan yang sama ketika bersama Taeyong, Ayesha merasakan jantungnya berdebar, gugup kembali melandanya.
"Ayo Ayesha, lo bisa!" gumamnya pada diri sendiri. Bermaksud untuk menyemangati diri sendiri.
Tok..tok..tok...
Ayesha mengetuk pintu di depannya.
"Oh, kamu udah datang? Ayo masuk!" ajak Sicheng.
Ayesha mengangguk singkat, lalu ikut masuk ke ruangan Sicheng.
"Duduk aja, aku bawain soda ya? Kamu suka soda nggak?" tanya Sicheng.
"Eh...kurang suka, sih. Gausah repot-repot-"
"Yaudah aku bawain susu pisang aja. Kamu suka nggak? Cuma ada itu minuman selain soda," potong Sicheng.
"Oh, ya. Oke," ujar Ayesha akhirnya.
"Itu kontrak kerjanya ditanda tanganin dulu, sama kuisionernya diisi ya. Aku tinggal sebentar."
Sicheng pergi keluar, meninggalkan Ayesha dengan raut bingungnya.
"Kuisioner apaan jir?" gerutu Ayesha sambil membaca kertas yang berada di situ.
"Tau dah, gue tanda tangan dulu aja yang penting," gumam Ayesha sambil menandatangani kontrak kerjanya bersama Sicheng itu.
Ayesha mengambil kertas kuisioner yang dimaksud oleh Sicheng. Lalu mengisinya sesuai keadaannya.
Sepertinya Ayesha terlalu fokus pada kuisioner Sicheng itu, hingga tak menyadari kapan Sicheng kembali. Ia baru sadar ketika Sicheng menyodorkan susu pisang yang sudah siap minum.
"Takut haus, hehe," ujar Sicheng.
Ayesha mengambil susu pisang di tangan Sicheng. "Makasih...bos?" ujarnya canggung.
"Ih jangan panggil gitu lah, malu nih," protes Sicheng.
"Tapi technically, kan lo emang bos gue? Eh, gak papa nih manggilnya gini?" tanya Ayesha pelan.
"Kayaknya kamu nggak baca kontrak kerjanya ya?" kekeh Sicheng. "Kalo disuruh tanda tangan tuh baca dulu apa yang baru aja kamu setujuin. Kalo kamu aku jual, gimana?" lanjutnya.
Ayesha tersenyum malu, lalu membaca kontrak kerjanya.
Singkatnya, di kontrak kerjanya sama saja dengan kontrak kerja biasanya. Namun yang menarik perhatian Ayesha adalah, di sini dijelaskan bahwa Ayesha dan Sicheng bebas berbicara informal, dan Ayesha tidak diperkenankan memanggil Sicheng dengan sebutan 'bos'.
"Uh...Sicheng?" panggil Ayesha.
Sicheng yang semula sedang berfokus pada kertas-kertas aransemennya, menoleh pada Ayesha. "Iya?"
"Kok di sini gak dijelasin apa yang harus gue kerjain?" tanya Ayesha bingung.
Sicheng tersenyum malu, "Eh, soalnya kerjaanmu itu tergantung aku mintanya apa," jawabnya.
Ayesha mengerutkan dahinya, "Jadi kerjaan gue ngapain? Gue mulai kerja hari ini kan berarti?"
"Iya, sebenernya kerjaan kamu nemenin aku aja di sini, aku kesepian."
Ayesha membelalakkan matanya, "Hah?!"
Sicheng mengangguk, "Iya, nemenin aku aja. Kamu mau tidur juga gapapa, asal aku ada temen aja di ruangan ini. Gak sendirian gitu," jelas Sicheng.
"Tapi gue dapet gaji kalo gue tidur?" tanya Ayesha.
"Dapet. Asal kamu gak ninggalin aku sembarangan, kamu dapet gaji sesuai yang tertera di kontrak tadi," jawab Sicheng.
"Gak masuk akal," gumam Ayesha.
Sicheng terkekeh, "Emang. Aku cuma gasuka sendirian."
"Dan lo rela ngegaji orang cuma buat nemenin lo?" Ayesha tidak menyangka jalan pikiran Sicheng sesantai itu.
"Iya. Udah, kerjaan kamu cuma nemenin aku doang sampe kerjaanku selesai kok, abis itu kamu boleh pulang," ujar Sicheng.
"Kenapa lo gak cari pacar?" tanya Ayesha bingung.
Sicheng menggelengkan kepalanya. "Nanti gak profesional kerjanya," jawab Sicheng.
Ayesha menaikkan sebelah alisnya. "Maksudnya?"
"Kalo lagi marahan nanti dia gak mau nemenin aku, gak profesional. Kalo bukan pacar kan gak gitu. Pasti dateng terus."
"Lo perfeksionis banget ya kalo soal kerjaan?"
Sicheng mengangguk mantap. "Iya, jangan protes ya kalo kerja lembur sampe malem."
Ayesha tidak bisa menjawab selain menganggukkan kepalanya.
•••
Updateeeeeee hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]