"Kok tumben tanya gitu?" tanya Ayesha sambil mengambil piring berisi nasi goreng yang sudah disiapkan Yangyang. "Kamu udah makan?" lanjut Ayesha.
Sicheng menatap Ayesha tepat di matanya. Kamu, lagi?
"Aku? Belum," jawab Sicheng tanpa memutus kontak matanya dengan Ayesha.
Ayesha menjadi orang pertama yang memutus kontak mata diantara mereka, dan beralih untuk menaruh piring berisi nasi goreng di hadapan Sicheng. "Ya udah, ini makan."
Setelah menaruh piring di hadapan Sicheng, Ayesha segera memakan nasi goreng miliknya dengan cepat.
"Ayesha," panggil Sicheng.
Ayesha hanya membalasnya dengan gumaman. Membuat Sicheng tersenyum.
"Makannya hati-hati, jangan cepet-cepet, nggak baik."
Ayesha memelankan kunyahannya, setelah itu bersusah payah menelan makanannya. "Hmm," balas Ayesha seadanya, tanpa mengalihkan fokusnya dari piring berisi nasi goreng miliknya.
Bentuk ungkapan rasa nyaman, Ayesha. Inget, ini namanya bentuk ungkapan rasa nyaman. Ayesha berusaha mendistraksi pikirannya.
"Kamu belum jawab pertanyaanku, loh," ujar Sicheng.
"Baik, perhatian, ramah," balas Ayesha cepat.
"Udah?" tanya Sicheng memastikan.
Ayesha membalasnya dengan gumaman, membuat Sicheng tersenyum.
Sicheng ternyata lebih dulu menghabiskan makanannya, lelaki itu berjalan menuju dapur, mencoba untuk mencuci piring bekasnya sendiri.
"Sicheng, biar gue aja," tawar Ayesha ketika ia juga telah selesai dengan sarapannya.
"Nggak usah, sini, piringmu sekalian aku cuci aja," balas Sicheng sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Ayesha terpana, dan tanpa sadar memberikan piringnya pada Sicheng.
Sicheng hanya tertawa geli sambil terus tersenyum selagi mencuci piring.
"Kak Ayes! Ada Kak Taeyong!" panggil Yangyang dari ruang televisi.
Ayesha segera berlari kecil meninggalkan Sicheng yang masih mencuci piring.
Taeyong ngapain kesini?
-
Ayesha berjalan mendekati Yangyang. "Yang, mana Taeyong? Ngibul ya lo?" tanya Ayesha pada Yangyang.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah ruang tamu. "Saya di sini, Ayesha. Di ruang tamu."
Ayesha segera berlari kecil menuju ruang tamu. "Taeyong, ada apa kesini?" tanya Ayesha bingung.
Taeyong terkekeh pelan, "nggak apa-apa, sih. Saya nggak boleh nih, main ke sini?" candanya.
"Eh, bukan gitu! Maksudnya, tumben aja gitu lo kesini," ujar Ayesha setengah panik.
"Hahaha, iya santai aja kali, panik gitu ekspresinya. Oh iya, itu mobil siapa, Yes?" tanya Taeyong sambil menunjuk ke arah mobil yang terparkir di luar.
Ayesha teringat Sicheng yang masih di rumahnya. "Oh, itu....ehm, punya-"
"Ayes, aku pulang dulu, ya! Makasih udah bolehin aku nginep di sini," potong Sicheng yang sudah bersiap akan pulang.
Taeyong menoleh ke arah Sicheng, lalu ke arah Ayesha. "Dia abis nginep di sini, yes?" tanya Taeyong dengan ekspresi sedikit kaget.
Ayesha meringis, "hehehe, ya gitu."
Sicheng tersenyum canggung pada Taeyong. "Ya udah, aku pulang, ya?" pamitnya sambil tersenyum lembut pada Ayesha.
Setelah Sicheng berlalu, Taeyong menatap Ayesha dengan pandangan menyelidik. "Kok dia boleh nginep di sini? Emangnya rumah kamu tempat penginapan?" sindir Taeyong.
Ayesha membelalakkan matanya mendengar ucapan Taeyong. "Ya enggak, lah!"
Taeyong menghela napasnya, "Maaf, Yes," sesalnya.
Baru saja Ayesha akan mengatakan sesuatu, Yangyang datang menghampiri mereka dengan pakaian rapi.
"Mau kemana lo?" tanya Ayesha.
"Kuliah, lah! Masa kerja," jawab Yangyang seadanya. "Kak Ayes, aku berangkat dulu, ya?" pamit Yangyang.
Baru beberapa langkah, Yangyang kembali menoleh pada Ayesha dan Taeyong. "Hati-hati loh, kalo berduaan yang ketiganya-"
"Setan. Udah pergi aja lo, sana!" potong Ayesha kesal.
Taeyong terkekeh pelan melihat interaksi mereka.
"Ayesha, saya pengen ngobrol tentang sesuatu sama Ayesha," ujar Taeyong, mencoba mengalihkan fokusnya.
"Tentang apa?" tanya Ayesha. "Sambil duduk lah, Yong," lanjutnya.
Taeyong mengangguk lalu memilih sebuah kursi untuk duduk. "Ini tentang, kejadian waktu terakhir kita ketemu, Yes." Hanya satu kalimat, namun cukup membuat jantung Ayesha berdebar kencang.
"Oh, oke," balas Ayesha ragu.
Taeyong terlihat menarik napasnya, "Maaf ya, Ayesha. Saya kurang ajar, malah nyatain perasaan saya padahal tau kalau Ayesha udah punya pacar," ujar Taeyong sambil menundukkan kepalanya.
Ayesha terperangah. Taeyong benar-benar masih berpikir kalau Sicheng adalah kekasihnya. Sepertinya Ayesha lebih baik mengonfirmasi kebenarannya, toh Sicheng sendiri tidak akan pernah bisa tertarik padanya, kan?
"Taeyong," panggil Ayesha sambil menyentuh lengan milik lelaki itu.
Taeyong mengangkat kepalanya, melihat pada Ayesha, lalu pada lengannya. "Ya, Ayesha?"
"Gue harus ngonfirmasi dulu soal kebenaran hubungan gue sama Sicheng. Lo....lo salah paham," ujar Ayesha sambil mengalihkan pandangannya dari Taeyong.
"Salah paham? Saya salah paham di bagian mana? Ayesha nggak pernah kasih sangkalan setiap saya beranggapan kalian pacaran."
Ucapan Taeyong memang benar, Ayesha tidak pernah menyangkal. Siapa yang tidak salah paham, jika tidak ada sangkalan dari yang bersangkutan?
"Dan lagi, perlakuan kamu sama Sicheng emang menunjukkan seolah kalian bener-bener punya hubungan khusus," lanjut Taeyong, setelah berdiam beberapa detik.
"Maaf, Taeyong. Tapi serius, hubungan gue sama Sicheng bener-bener cuma sekadar atasan dan asistennya," kilah Ayesha.
Taeyong mengangguk, "baik, kalau gitu. Sekarang, tolong kasih kejelasan, Ayesha mau kasih saya kesempatan, atau mau nolak saya?"
Ayesha menahan napasnya, Taeyong memang unpredictable.
"Ayesha, bernapas!" panik Taeyong sambil menepuk kedua pipi Ayesha.
Ayesha yang tersadar, langsung terburu-buru menghembuskan napasnya, dan kembali bernapas dengan normal.
"Ayesha, jadi gimana?"
•••
Kira-kira Ayesha bakal pilih apa nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]