33. perubahan sicheng

1.6K 286 4
                                    

Ayesha membuka perlahan matanya. Hampir saja ia terlonjak ketika matanya bertemu dengan manik berwarna cokelat milik Sicheng.

Gadis itu segera memperbaiki duduknya, lalu melihat ke sekelilingnya. "Kok nggak bangunin gue? Udah sampe dari tadi?" tanya Ayesha ketika menyadari bahwa mereka telah sampai di depan rumahnya.

Sicheng tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tega, Ayesha nyenyak banget tidurnya. Lagian sampenya gak dari lama banget, kok. Baru sekitar sepuluh menit yang lalu," jawab Sicheng.

Ayesha melepaskan sabuk pengamannya, lalu menolehkan kepalanya pada Sicheng. "Gue turun, ya? Mau mampir dulu?" tawar Ayesha.

"Udah kemaleman, ah. Makasih tawarannya, ya. Besok kamu kerja jam sepuluh aja, aku jemput ke sini," ujar Sicheng sambil tetap tersenyum.

"Kok dijemput? Nggak usah kali, ngerepotin nantinya," tolak Ayesha.

Sicheng menyentuh lengan Ayesha. "Nggak ngerepotin, aku pengen jemput kamu aja," balas Sicheng. "Boleh, ya?" lanjutnya lagi, tangannya mengelus pelan lengan Ayesha. Membuat gadis itu merasakan seperti ada sengatan listrik di lengannya.

Ayesha akhirnya mengangguk, mengiyakan tawaran dari Sicheng.

"Kamu masuk, gih. Abis ganti baju dan bersih-bersih, langsung tidur, ya? Jangan sampai kecapean," ujar Sicheng lagi, kali ini lengan Ayesha ditepuk-tepuk pelan olehnya.

"Lo...ehm, lo juga, ya. Hati-hati di jalan, jangan ngebut," balas Ayesha, yang mendapatkan anggukan dan senyuman manis dari Sicheng. "Gue masuk dulu, dah Sicheng," pamitnya.

Ayesha keluar dari mobil Sicheng. Dari depan pagar rumahnya, Ayesha melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam rumahnya.

Setelah mobil Sicheng menjauh, Ayesha baru memasuki rumahnya. Dan langsung menuju kamarnya, karena kebetulan, seluruh anggota keluarganya telah tertidur, beruntung Ayesha memiliki kunci duplikat rumah ini.

Setelah membenahi diri, Ayesha kini sedang berbaring di kasurnya.

Pikirannya kembali tertuju pada kejadian yang terjadi hari ini.

Ayesha merasa Sicheng berbeda. Bukan dalam hal negatif, namun ia takut ini hanya bentuk ungkapan rasa nyaman yang lagi-lagi ditunjukkan Sicheng padanya. Ia takut salah tangkap.

Hari ini, Sicheng semakin 'agresif'. Maksudnya, Sicheng biasanya bukanlah tipe orang yang senang melakukan skinship dengan lawan jenis. Memang dulu sempat beberapa kali Sicheng memeluknya, namun sebelumnya hal itu memiliki alasan. Sedangkan kali ini, bahkan alasan Sicheng mengajaknya pergi berdua pun masih membuat Ayesha ragu.

Ayesha tak ingin menaruh harapan dan ekspektasi tinggi pada Sicheng.

Baru saja Ayesha hendak tertidur, ponselnya bergetar. Menandakan ada notifikasi yang masuk.

Sicheng
Selamat malam, Ayesha.
Mimpi indah, ya!
22.43

Ayesha semakin bingung pada perlakuan Sicheng yang semakin aneh, dan membuatnya sedikit menaruh harapan pada atasannya itu.

Jadi Ayesha akan berpura-pura seakan ia telah tertidur, dan memilih untuk membalas pesan dari Sicheng pada keesokan harinya.

Sicheng meletakkan ponselnya di nakas samping kasurnya, lalu berbaring di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya.

"Ini kelihatan terlalu jelas nggak, ya?" gumamnya.

Dirinya menghela napas panjang, lalu memejamkan matanya. "Ayesha sadar nggak, ya, kalo hari ini aku terlalu nunjukkin perasaan aku?"

Ponselnya tiba-tiba bergetar, membuat Sicheng segera terduduk, dan menyambar ponselnya dengan senyuman merekah.

Namun, ketika melihat nama yang tertulis di layarnya, membuat senyumannya sedikit luntur. Sicheng menggelengkan kepalanya. "Mungkin Ayesha udah tidur," ujarnya sambil menggeser tombol 'answer'. "Halo?"

"Gege! Kirain udah tidur," balas suara di sebrang sana.

Sicheng terkekeh pelan. "Harusnya Gege tanya sama kamu, ada apa telepon Gege malem-malem? Di sana udah hampir jam 12 malem, kan?" tanyanya.

Terdengar tawa malu dari sebrang sana. "Hehehe, iya, Ge. Injun cuma mau kasih tau, besok Injun mau ke rumah Gege."

Sicheng menautkan alisnya. "Kamu mau ke sini? Sama siapa? Yiyang? Atau sama Mama?" tanya Sicheng bingung.

"Sendiri lah, Ge. Masa ngajak Yiyang Jie. Mama juga lagi sibuk di sini. Injun lagi libur, nih, terus pengen ngunjungin Gege sebentar di sana. Gapapa kan, Ge?" balas Renjun.

"Gapapa, Jun. Tapi besok Gege ada kerjaan, kamu datang langsung ke studio Gege aja, ya? Nanti Gege kirim alamatnya, Gege gak bisa jemput kamu soalnya," ujar Sicheng.

"Iya, Ge. Injun kan mandiri! Yaudah, Injun tutup teleponnya, ya? Dadah Gege!" pamit Renjun, lalu memutuskan sambungan teleponnya.

Sicheng teringat Ayesha, ia menjadi bingung apakah harus memberi tahu gadis itu soal kedatangan adiknya atau tidak.

Lagipula, Renjun bukan tipikal yang banyak bertanya juga. Ayesha mungkin bisa mudah akrab dengan adiknya nanti.

Jadi, Sicheng memutuskan untuk memberi tahu Ayesha perihal Renjun nanti saja, ketika adiknya telah bertemu langsung dengan gadis itu.

Sicheng berharap Renjun dan Ayesha bisa menjadi akrab satu sama lain.

•••

Ada Renjun muncul! Yuhuuuu~

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang