Hari ini hari pertama Ayesha bekerja pada Sicheng secara official. Sebenarnya, kemarin adalah hari pertamanya. Namun Ayesha tetap mengatakan bahwa hari ini adalah hari pertamanya bekerja.
Belum genap 24 jam Ayesha bekerja pada Sicheng, Ayesha sudah menganggap pekerjaan Sicheng benar-benar membosankan. Saat lelaki itu fokus dengan pekerjaannya, ia sama sekali tidak mengajak Ayesha berbicara. Ia benar-benar fokus dengan headphone, kertas, pulpen, dan alat yang Ayesha sendiri tidak tahu namanya apa.
Ayesha diabaikan. Ia sudah bermain tiga games yang berbeda di ponselnya, dan Sicheng maih berkutat dengan pekerjaannya. Dan Ayesha bosan.
Posisi Ayesha sekarang berbaring di sofa dengan kaki diangkat dan disenderkan pada dinding.
Dari sini, Ayesha dapat memperhatikan Sicheng yang sedang serius bekerja dengan jelas.
Memang pantas lelaki itu mendapatkan gelar komposer muda yang berbakat. Karena selain berbakat, lelaki ini juga sangat ambisius dalam pekerjaannya. Hasil aransemen buatannya selalu laku dan menjadi terkenal di masyarakat.
Ayesha membenahi posisinya menjadi duduk, ketika Sicheng melepas headphone-nya, lalu memijat pelan lehernya.
Sebagai manajer yang baik dan bertanggung jawab, Ayesha menghampiri Sicheng dan memijat leher serta bahu Sicheng.
"Sakit? Lo istirahat dulu deh mendingan," saran Ayesha sambil terus memijat bahu Sicheng.
Sicheng menggelengkan kepalanya, "Gak bisa, deadlinenya lusa."
"Masih banyak waktu, Sicheng. Istirahat dulu, ya? Lo mau makan apa? Gue pesenin nih," ujar Ayesha sambil bersiap untuk memesan makanan lewat aplikasi online.
"Ramen aja," ujar Sicheng sambil kembali meraih kertas-kertas berisi aransemen lagu yang tadi telah disusunnya.
"Lo mau sakit? Jangan ramen, yang lain!" perintah Ayesha.
Sicheng menoleh ke arah Ayesha. "Kamu lagi roleplay jadi pacarku?"
Ayesha blank. Sicheng memang selalu kelewat jujur seperti ini atau bagaimana?
"Gue kan manajer lo, jadi gue harus memastikan lo selalu sehat dan bisa bekerja dengan baik dan benar," ujar Ayesha.
Sicheng mengangguk-anggukan kepalanya, "Yaudah pesenin apa aja gimana kamu. Sana gih, aku mau kerja lagi."
"Iya, bos," ceplos Ayesha.
Sicheng melirik tajam pada Ayesha.
"Ampun, jangan pecat gue. Baru juga kerja masa udah dipecat lagi," ujar Ayesha sambil menunjukkan tanda peace.
"Udah sana jangan berisik, aku gabisa fokus nanti."
Ayesha keluar dari ruangan Sicheng dan menghembuskan napas lega. "Akhirnya bebas!"
Namun baru saja Ayesha merasa bahagia, pikirannya kembali dihantam oleh kenyataan kalau ia harus memesankan makanan untuk Sicheng.
"Ah anjir, gak bisa santai kan jadinya!" gerutu Ayesha sambil memesankan makanan untuknya dan Sicheng. Beserta minumannya, tentunya.
Selang sekitar 20 menit, pesanan Ayesha tiba. Ayesha membawa pesanannya ke salam ruangan Sicheng dangan tangan penuh.
Sicheng masih berkutat dengan kertas di tangannya sambil mendengarkan sesuatu dari headphone-nya.
Ayesha menyiapkan makanan untuknya dan Sicheng, namun ia dikejutkan dengan suara kertas yang diremas dari arah Sicheng, membuat Ayesha menoleh seketika.
Ayesha membelalakan matanya ketika melihat kertas yang sedari tadi dikerjakan Sicheng dengan penuh kesulitan, telah berubah menjadi bola-bola kertas.
"Sicheng, kenapa?" tanya Ayesha khawatir.
Sicheng menggelengkan kepalanya. "Aransemennya gak pas, mau aku buat ulang." Sicheng meraih headphone-nya.
"Sicheng mending makan dulu, ya?" ujar Ayesha sambil menepuk bahu Sicheng.
Sicheng baru saja akan menolak, namun Ayesha lebih dahulu menarik tangannya dan mengajaknya duduk di sofa dekat meja tempat Ayesha menaruh makanannya.
Sicheng membulatkan matanya ketika melihat meja, lalu melihat ke arah Ayesha. "Makan ini?"
Ayesha mengangguk, "Iya, ayo makan. Lo kan harus sehat. Apalagi itu tuh kerjaan lo masih banyak," ujar Ayesha sambil menunjuk tempat Sicheng bekerja tadi menggunakan dagunya.
Sicheng akhirnya menurut dan mulai memakan makanannya.
Mereka berdua makan tanpa ada yang berbicara.
Setelah selesai, Sicheng terus menatap Ayesha dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kenapa, Sicheng? Di wajah gue ada noda bekas makanan?" tanya Ayesha bingung.
"Enggak, aku lagi seneng aja hari ini."
"Hubungannya sama liatin wajah gue apaan?" tanya Ayesha lagi.
"Kamu bikin aku seneng," jawab Sicheng, membuat Ayesha semakin bingung.
Ayesha menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Alesannya?"
"Aku seneng pas makan siang gini ada temennya. Biasanya aku sendirian, gak asik," jawab Sicheng.
"Oh kirain apaan, bagus dong kalo gitu. Ngomong-ngomong lo betah gak nih gue temenin? Ya walaupun kerjaan gue ngejogrok doang di sofa, sih," tanya Ayesha penasaran.
"Betah," jawab Sicheng. "Udah ya, aku mau kerja lagi."
Ayesha hanya mengangguk sebagai balasan, dan membenahi sampah bekas makanan mereka.
Baru saja Ayesha duduk di sofa, ia mendengar Sicheng bergumam.
"Kayaknya hari ini lembur deh, tapi lanjutinnya di studio yang di rumahku ya."
•••
Udah lembur aja nih Ayesnya
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]