2. tragedi di supermarket

4.2K 510 8
                                    

Ting!

Ayesha melihat ke arah ponselnya yang berbunyi. Ia yakin itu adalah Taeyong, karena Yuta bilang, hari ini Taeyong kemungkinan besar akan mengontaknya.

Sejujurnya Ayesha sedikit canggung pada Taeyong. Selain karena parasnya yang terlampau tampan, Taeyong juga sepertinya cukup kaku dengannya. Ia jadi teringat peembicaraan pertama dan sekaligus sekali-kalinya dengan Taeyong dulu.

"Kamu cari Yuta?" tanya seorang lelaki berparas sangat tampan pada Ayesha yang sedang menunggu di depan sebuah studio musik.

"E-eh? Iya, Yuta mana ya? Tadi nyuruh gue kesini," jawab Ayesha sedikit gugup.

"Yuta lagi keluar, tunggu di sini aja, saya temenin deh. Atau mau...masuk? Tapi sebentar lagi Yuta pasti datang, kok," ujar lelaki itu dengan canggung. "Ngomong-ngomong, saya Taeyong."

"Ah, anu, gue-eh saya Ayesha," balas Ayesha ikut canggung karena atmosfernya.

"Kamu pacar Yuta, ya?" Taeyong bertanya, sepertinya berusaha mencairkan suasana. Namun, gagal. Ayesha malah merasa semakin canggung.

"Hehe, iya."

Dan setelah itu Ayesha selalu menolak jika Yuta memintanya datang ke studio musik, kecuali jika Yuta menjemputnya terlebih dahulu.

Alasannya sih, "Gak mau, nanti ketemu Taeyong! Aku malu Yut!". Ayesha terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya ketika mengingat hal itu.

"Ah, gue harus bales pesannya Taeyong, ya..." gumam Ayesha sambil meraih ponselnya.

Taeyong
Ayesha? Ini saya, Taeyong.

Me
Iya Taeyong. Ini saya, Ayesha

Taeyong
Kita bertemu komposernya besok,
Ayesha saya jemput jam 10 pagi, ya.

Me
Oke

"Aduh, kok gue deg-degan sih jadinya," ujar Ayesha sambil menaruh ponselnya di atas kasur.

"Taeyong sih ah kaku banget! Ini jadinya kayak lagi nge-chat dosen, kan!" Ayesha menggerutu pelan.

Ayesha merasa semakin gugup, sekarang ia bingung akan melakukan apa untuk menghilangkan rasa gugupnya ini.

"Makan? Ah anjir gak mood! Tidur? Yakali. Belanja? Boleh juga sih... Ah tapi kan mau belanja apa?!" gumamnya sambil berjalan menuju lemari tempatnya biasa menyimpan makanan.

Saat ia membuka lemari tersebut. Kosong.

"Lah anjir gak ada makanan! Kerjaan si adek nih pasti ngabisin makanan! Yaudah belanja aja kali ya gue?" gerutu Ayesha.

Setelah menimbang-nimbang, Ayesha akhirnya memutuskan untuk pergi berbelanja saja untuk menghilangkan rasa gugupnya. Padahal acara bertemu Taeyong-nya masih besok.

Ayesha memilih berbelanja di supermarket yang berada cukup dekat namun juga sekaligus cukup jauh dari daerah rumahnya. Sebenarnya Ayesha bisa saja berbelanja di minimarket depan kompleknya, namun ia memilih supermarket agar menjadi sedikit jauh.

Ayesha berbelanja cukup banyak, terutama mie instan dan susu kotak.

"Beli chiki yang banyak ah gue buat nyetok makanan," gumamnya sambil melihat-lihat ke kanan dan ke kiri seperti di lagu 'naik, naik, ke puncak gunung', namun bedanya di sini yang dilihat bukan pohon cemara, tapi rak barang.

Ketika Ayesha sedang berjalan menuju tempat makanan ringan, manik matanya menangkap sosok yang familiar.

"Loh itu.....ah bentar, bentar. Gue deketin aja lah anjir ini gak keliatan jelas mukanya, gimana kalo salah orang? Oke Ayes, kita jalan mendekat," gumam Ayesha pada dirinya sendiri.

Ayesha berjalan mendekat dengan ragu.

Ketika sudah dekat, orang itu menoleh ke arahnya, membuat Ayesha terkejut lalu mengalihkan pandangannya pada deretan makanan ringan yang tertata di rak barang.

"Hih ini cowok ngeliatin gue gak sih?!" batin Ayesha. Karena Ayesha merasa dirinya ditatap oleh lelaki tersebut cukup lama, akibatnya, snack yang hendak diambilnya terjatuh.

Dan Ayesha merutuki kebodohannya. Sebab, bukannya mengambil snack yang terjatuh, ia malah mematung dan melihat lelaki itu mengambilkan snack itu untuknya.

Lelaki itu tersenyum tipis, "Kayaknya kamu terlalu gugup gara-gara berdiri di deketku. Ini snack-nya, duluan ya," ujar lelaki tersebut dengan santai sambil memasukkan snack tadi ke dalam keranjang milik Ayesha.

Ayesha hanya bisa mengerjapkan matanya beberapa kali.

Lelaki tersebut berjalan melewati Ayesha, masih dengan senyuman tipisnya.

"Idih pede banget sih," batin Ayesha ketika lelaki tersebut berlalu. "Untung ganteng."

"Eh gue mikir apaan anjir barusan????" rutuk Ayesha pada dirinya. "Tau ah! Mau milih makanan aja gue!" lanjutnya.

Ayesha segera melanjutkan acara memilih makanan ringannya dan menyegerakan dirinya untuk pulang.

"Yuyuuu! Gimana ini Ayes besok gamau jadi aja ketemuannya!"

"Ih masa gitu? Kan udah janji! Cupu!" balas orang di sebrang teleponnya.

Iya, Ayesha sekarang sedang mengadu pada Yuta perihal kejadian di supermarket tadi.

Dan Yuta, sama sekali tidak membantu.

Yuta hanya menertawakan kebodohan yang dibuat oleh Ayesha dan menggodanya karena tindakan bodohnya itu.

"Yuyu, bilang sama Taeyong dong kalo Ayes gabisa gitu, bilangin aja Ayes sakit!" pinta Ayesha, berusaha membujuk sahabat sekaligus mantan kekasihnya tersebut.

"Nggak bisa, Ayes. Masa Taeyong sendiri? Nanti dia nyasar! Lagian emang kenapa sih?"

"Ngawur! Mustahil Taeyong nyasar! Ini masalahnya Ayes malu Yuyuuuuuuu!"

"Sama Taeyong?"

"Bukan sama Taeyong!"

"Terus siap–oh lo malu ketemu komposernya? Gapapa kali, dia juga gak akan inget muka lo. Emang tadi pas naro makanan di keranjang lo, dia liat muka lo?"

"LIAT!"

"Oh yaudah, itu masalah lo berarti. Udah ah gak ada batal-batal! Dah Ayes!"

Yuta mematikan sambungan teleponnya, membuat Ayesha semakin misuh-misuh.

"Huhuhu mau ditaro dimana muka gueeeee?" rengek Ayesha sambil memikirkan pertemuannya besok dengan sang komposer muda yang tadi melihat tindakan bodohnya di supermarket.

•••

New chapter! Hope you guys like it!♡

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang