"Gege confess, Jun."
Renjun yang sedang memainkan ponselnya, menoleh pada sang kakak. "Sama Ayesha Jie?" tanyanya.
"Emang sama siapa lagi? Ya sama dia, lah," jawab Sicheng.
"Terus, reaksi Ayesha Jie gimana?" tanya Renjun lagi.
Sicheng menghela napasnya, "dia cuma natap Gege, terus izin buat pulang."
Renjun menggelengkan kepalanya, "salah timing kali kamu, Ge," komentarnya.
Sicheng mendudukkan dirinya di kursi, lalu matanya menangkap sebuah koper di pojok ruangan ini. "Koper kamu, Jun?" tanya Sicheng.
"Gege ngalihin pembicaraan. Tapi, iya, itu koper Injun. Aku pulang besok, Ge," jawab Renjun.
"Besok? Kok cepet?" Sicheng menatap Renjun dengan tatapan bingungnya.
"Bosen, Injun mau balik ke rumah aja. Lagian Gege juga jarang di sini," balas Renjun.
Sicheng menganggukkan kepalanya. "Gege anter?" tanyanya.
"Besok Injun berangkat pagi naik taksi aja, kalo pas Gege bangun udah gaada Injun, berarti Injun udah pulang," ujar Renjun. "Dah, Injun mau tidur," pamitnya sambil berjalan menuju kamar yang tersedia.
Sepeninggal Renjun, Sicheng kembali memikirkan Ayesha.
Sicheng mengakui jika mungkin saja timing-nya untuk menyatakan perasaannya pada Ayesha, kurang tepat.
Atau mungkin gadis itu tidak mengerti?
—
Taeyong menepuk-nepuk pelan puncak kepala Ayesha.
"Taeyong," panggil Ayesha pelan.
Taeyong menjauhkan tangannya dari kepala Ayesha, "hmm?"
"Gue ganggu lo, ya?"
Taeyong menggelengkan kepalanya. "Lo bercanda? Enggak lah, santai. Cuma kaget aja, biasanya lo bakal lari ke Yuta. Eh, tadi malah nyamperin gue," ujarnya.
"Yuta lagi deket ama cewek, nanti mereka gagal pdkt kan kasian," canda Ayesha.
"Emangnya lo tau dari mana gue lagi gak deket sama cewek?" tanya Taeyong.
Ayesha mengerucutkan bibirnya. "Lo juga lagi deket sama cewek?"
"Enggak, sih. Hehehe," jawab Taeyong santai, membuat Ayesha mencubit pelan pinggang Taeyong.
"Ada apa sih, Yes? Tadi lo tiba-tiba nyamperin gue, terus sekarang kayak banyak pikiran banget. Mau cerita?" tanya Taeyong sambil menatap Ayesha.
"Jangan ketawain gue tapi!"
Taeyong mengelus dagunya, "hmm, depends," balasnya.
"Ya udah nggak jadi!" gerutu Ayesha sambil membuang mukanya.
Taeyong menyentil dahi Ayesha, "dih ngambek. Buruan cerita!"
Ayesha mengembuskan napasnya dengan kasar, "iya, iya! Dasar bawel," komentarnya.
Ayesha pun menceritakan perlakuan Sicheng yang akhir-akhir ini membuatnya bingung, hingga puncaknya perkataan Sicheng yang cukup membuat dirinya salah paham.
Setelah mendengar cerita Ayesha, Taeyong tersenyum maklum. "Lo sesuka itu sama Sicheng, ya?"
Ayesha mengangguk. "Seharusnya bukan dia yang tenggelam, tapi gue, Yong. Gue udah jatuh dan tenggelam sama Sicheng terlalu dalem, it's not like he would save me anyway," ujarnya.
"Lo salah, dia justru mau nyelametin lo," balas Taeyong.
"Enggak, perasaan gue sama dia beda, Yong. Mungkin akhir-akhir ini dia cuma terlalu nyaman sama gue," kilah Ayesha.
"Batu banget sih lo. Dia tuh suka sama lo, Yes," ujar Taeyong.
"Enggak. Gamungkin, Yong. Kalau pun mungkin, sukanya dia sama gue tuh gak akan sedalem sukanya gue ke dia. Dan gue yakin, rasa suka dia belum berubah jadi sayang," balas Ayesha.
"Emang lo udah sayang sama dia?"
Ayesha tercekat, pertanyaan Taeyong kali ini membuatnya sadar. Apa gue udah sayang sama Sicheng?
"Lo gak bisa jawab? Biar gue bantu. Kalo dia disakitin, lo cuma nenangin dia atau justru marah sama diri sendiri?"
"Marah sama diri sendiri," jawab Ayesha.
Taeyong mengangkat alisnya, "alesannya?"
"Gue merasa gagal karena gabisa ngelindungin dia. Walaupun gue cewek, gue gamau liat dia disakitin orang lain," jawab Ayesha lagi.
"Hmm, kalo gitu sekarang bisa sebutin alesan lo gamau ninggalin dia?"
Ayesha menggeleng, membuat Taeyong tersenyum. "Kenapa nggak bisa?" tanya Taeyong.
"Gue cuma...gak mau, Yong. Gue gak nemu alesan spesifik. Bahkan kalo gue dijauhin sama dia, gue bakal cari cara buat mastiin dia tetep aman dan bahagia."
"Dia cowok dan udah gede loh, Yes. Dia bisa jaga diri," pancing Taeyong.
"But, still," jawab Ayesha pelan.
Taeyong mengelus kepala Ayesha lembut, "lo sayang dia, Yes," ujarnya.
Ayesha menatap Taeyong, "iyakah?" tanyanya.
"Iya. Tinggal lo pastiin aja perasaan dia, walaupun menurut gue dia juga pasti ngerasain hal yang sama," jawab Taeyong.
Drrt...drrt...
Taeyong menggelengkan kepalanya, "bukan hp gue," ujarnya.
Ayesha mengambil ponselnya, lalu melihat notifikasinya, karena ternyata bukanlah sebuah panggilan masuk, melainkan sebuah pesan.
Taeyong menangkap perubahan ekspresi di wajah Ayesha. "Ayesha? Is everything okay?"
Ayesha tidak menjawab. Gadis itu hanya memandang ponselnya dengan tatapan kosong. Taeyong yang melihatnya, menjadi khawatir.
"Ayesha!" panggil Taeyong sambil menggoyangkan bahu gadis itu yang masih menatap ponselnya dengan tatapan kosong.
Berhasil, Ayesha sekarang menatap Taeyong, namun dengan ekspresi yang Taeyong benci.
Ekspresi putus asa dan terluka.
"Harusnya gue gak perlu repot-repot berharap, Yong," ujar Ayesha dengan lirih.
Taeyong merebut ponsel Ayesha, dan melihat hal yang telah membuat Ayesha bersikap seperti ini.
Mata lelaki itu membulat dan segera menatap Ayesha yang sekarang tersenyum dengan ekspresi terluka. "Gue bego, ya? Haha." ujar Ayesha lirih.
Taeyong segera merengkuh gadis yang pernah ia sayangi itu ke dalam pelukannya. "Ayes, gue di sini. Gue gak tau apa tujuan dia ngelakuin ini, tapi yang pasti, lo masih punya gue di sini. Okay?"
Ayesha hanya terdiam dalam pelukan Taeyong, berusaha menahan air matanya yang hampir tumpah.
Jadi maksud lo apa, Sicheng?
Sicheng
Ayesha, maaf. Mulai besok kamu nggak
perlu kerja lagi, kamu bebas dari pekerjaan ini.
Tenang, gaji terakhirmu tetep aku kirim.
Makasih, ya."Sicheng, I hate you."
•••
Maksud Sicheng gimana, nih?!
Anyway, 1 chapter to go~ yuhuuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]