20. konfirmasi panggilan 'yang'

1.7K 317 23
                                    

Konser NeoCT hari ini telah berakhir. Mereka membawakan lagu-lagu dari album lama, juga tak lupa, lagu-lagu dari album barunya yang salah satunya adalah hasil aransemen Sicheng.

Sicheng tersenyum bangga ketika lagu hasil aransemennya dimainkan, dan ia melihat sendiri antusias dari pendukung NeoCT yang merespon positif pada lagu tersebut.

Rasanya, Sicheng ingin memeluk Ayesha saking senangnya.

Sicheng merasa beruntung dirinya tidak menolak ajakan Yiyang untuk menonton konser idola sepupunya itu.

"Bagus kan lagu-lagunya NeoCT tuh!" puji Yiyang dengan semangat.

"Iya, bagus," balas Sicheng seadanya.

Yiyang berjalan mundur di depan Sicheng, dan terus menceritakan bagaimana senangnya ia dapat menghadiri konser ini.

"Sicheng! Kamu tadi liat kan? Taeyong senyum sama aku! Aaaah aku masih deg-degan sampai sekarang tau ga–eh!" ocehan Yiyang terhenti ketika ia tak sengaja menyenggol seseorang hingga terjatuh.

"Aduh, eh, maaf aku nggak sengaja!" sesal Yiyang sambil membantu orang yang ia senggol tadi untuk berdiri.

Sicheng membulatkan matanya. Ayesha?!

Baru saja Sicheng ingin membuka suaranya, seorang laki-laki menghampiri asistennya tersebut. "Eh, nggak papa? Sakit nggak?" tanya lelaki itu dengan ekspresi khawatir.

"Nggak papa, Yang," jawab Ayesha dengan senyumannya. Sepertinya Ayesha belum menyadari kehadiran Sicheng, karena gadis itu belum melihat ke arahnya.

Sicheng memperhatikan lelaki yang berada di samping Ayesha. Oh, ini pacar Ayesha.

"Loh, Sicheng?" pekik Ayesha, akhirnya menyadari kehadiran Sicheng.

Yiyang juga baru menyadari, ternyata orang yang tak sengaja ia senggol tadi adalah asisten dari sepupunya.

"Halo, Ayesha," sapa Sicheng sambil tersenyum. "Yang, minta maaf tuh sama Ayesha!" lanjutnya sambil menepuk bahu Yiyang.

Yiyang tersenyum malu, lalu membungkukkan sedikit badannya. "Maaf ya, Ayesha. Aku nggak sengaja tadi," sesalnya.

Ayesha mengangguk, memperhatikan gadis cantik yang datang bersama Sicheng itu. Oh ini pacarnya Sicheng? Emang cantik banget, sih.

"Aku nggak tau kalo ternyata Ayesha datang kesini juga. Sama pacarnya lagi," ujar Sicheng.

Ayesha membelalakkan matanya. "Pacar?!" ulangnya. Namun sesaat kemudian ia menyadari maksud Sicheng saat melihat Yangyang.

Memanfaatkan kesempatan, Ayesha memilih untuk membalikkannya pada Sicheng. "Lo juga kesini sama pacar lo tuh," balasnya.

Sicheng menunjukkan raut bingungnya. "Pacarku siapa? Dia sepupuku," koreksi Sicheng sambil merangkul Yiyang. "Namanya Yiyang," lanjutnya.

Hah...?

"Tunggu, tunggu! Ini dia juga sepupu gue," ujar Ayesha sambil menggandeng Yangyang. "Dia namanya Yangyang," lanjutnya.

Ayesha dan Sicheng saling berpandangan, lalu tertawa saat menyadari kebodohan yang mereka lakukan.

"Gue kira dia pacar lo," ujar Ayesha sambil menatap Yiyang dan Sicheng secara bergantian. "Abis manggilnya 'Yang', sih!" lanjutnya.

"Kan nama dia Yiyang, ya aku panggil 'Yang', lah!" balas Sicheng.

"Kan bisa dipanggil 'Yi'? Coba gue, mau manggil dia apalagi coba? Namanya Yangyang begitu," sanggah Ayesha.

"Tau, tuh. Aku padahal udah nyuruh dia panggil 'Yi' aja, tapi anaknya batu!" tambah Yiyang.

"Iya, iya. Duh salah lagi aku," ujar Sicheng, menyerah.

"Kak Ayes, dipanggilin Kak Taeyong daritadi tuh," panggil Yangyang sambil menunjuk Taeyong yang kini berjalan ke arah mereka.

Yiyang membulatkan matanya, "Sicheng, Sicheng, Sicheng! Taeyong kesini, aduh gimana ini kaki aku lemes!" celoteh Yiyang sambil memeluk lengan Sicheng dan menyembunyikan wajahnya di bahu Sicheng.

"Eh, ada apa, Yong?" tanya Ayesha ketika Taeyong telah sampai di hadapan mereka.

"Ayesha ikut saya, yuk?" ajak Taeyong sesaat setelah melihat ke arah Sicheng.

"Ah, ya. Oke," jawab Ayesha.

Ayesha dan Taeyong berjalan menjauh, membuat Sicheng menepuk pundak Yiyang. "Giliran Taeyongnya deket, malah ngumpet. Aku heran sama jalan pikiranmu," ucap Sicheng.

Yiyang merengut, menunjukkan ekspresi kesalnya. "Kan aku deg-degan!"

Yangyang merasa canggung berada di dekat kedua sepupu itu, jadi yang ia lakukan hanya menunggu Ayesha dalam diam. Namun sialnya, Ayesha tak kunjung kembali.

"Yangyang," panggil sebuah suara.

Yangyang menoleh, lalu mendapati Yuta berjalan ke arahnya.

"Kak Yuta!" balas Yangyang sambil tersenyum lebar.

Yuta melihat sekeliling. "Yeye mana?" tanyanya pada Yangyang.

"Kak Ayes pergi sama Kak Taeyong, tapi nggak balik lagi. Yangyang nggak tau harus nunggu atau ninggalin Kak Ayes," adu Yangyang pada Yuta.

"Gue anter balik mau? Lo bawa mobil apa naik taksi online kesininya?" tawar Yuta.

"Bawa mobil, Kak. Tapi nanti Kak Ayes gimana dong?" balas Yangyang ragu.

"Dia biar sama Taeyong aja dianterin nantinya, mobilku biar dibawain Doyoung nanti," ujar Yuta. "Eh, Sicheng, duluan ya!" lanjutnya ketika menyadari Sicheng dan Yiyang masih di situ.

"Eh, Yuta?" panggil Sicheng. "Dia mau minta foto bareng katanya," ujar Sicheng sambil menunjuk Yiyang.

Yuta menoleh ke arah Yiyang. "Halo, cantik," sapanya.

Yiyang tersenyum malu mendengar sapaan Yuta.

Yuta tersenyum hangat melihat reaksi Yiyang, lalu mendekat ke arah gadis tersebut. "Mau aku, atau kamu yang pegang handphone-nya?"

Yiyang menyodorkan ponselnya. "A-aku gemeteran," ujar Yiyang pelan.

Yuta tertawa sambil mengambil ponsel dari tangan Yiyang, lalu mengambil beberapa foto selca bersama gadis itu.

"Makasih, Yuta!" ujar Yiyang dengan senyuman lebar pasca mendapatkan beberapa foto bersama idolanya.

Yuta membalas senyuman Yiyang. "Sama-sama," balasnya. Setelah itu, tangan Yuta langsung merangkul Yangyang. "Ayo, mana kunci mobilmu?"

"Yangyang kabarin Kak Ayes dulu kalo gitu," ucap Yangyang setelah memberikan kunci mobilnya pada Yuta.

"Iya, bilang Ayes nanti pulangnya sama Taeyong aja gitu," perintah Yuta.

"Iya, Kak."

•••

Happy Sunday!♡

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang