38. pernyataan

1.4K 284 27
                                    

"Lo tuh kalo ngajak ngedate kasih aba-aba dikit, dong!" protes Ayesha kesal.

Masalahnya, selang sepuluh menit setelah Ayesha mendapatkan pesan dari Sicheng, lelaki itu tiba di rumah Ayesha.

"Kan kejutan! Lagian aku juga chat kamu dulu, kan," bela Sicheng. "Oh iya, nanti sore—"

"Gue tebak, lo mau ketemuan sama klien, kan? Dua orang. Penyanyi. Iya, kan?" potong Ayesha.

Sicheng membulatkan matanya, "kok tau?! Aku kan belum bilang? Kamu cenayang?!"

Ayesha memukul lengan Sicheng, pelan. "Sembarangan banget ya kalo ngomong!" gerutunya.

"Tapi beneran deh, kok bisa bener tebakannya?" tanya Sicheng.

Ayesha tersenyum bangga, "bisa, dong! Hebat, kan?"

"Ah, nggak peduli, deh! Ayo berangkat," tukas Sicheng sambil menarik tangan Ayesha.

"Gue belom dandan anjir, Koh!" protes Ayesha sambil mencoba melepaskan tangan Sicheng di pergelangan tangannya.

"Gak usah, nanti banyak yang naksir," ujar Sicheng.

Ayesha membelalakkan matanya, "ya bagus, dong? Gue jadi bisa punya cowok, gak jomblo lagi," balasnya.

"Nggak. Kalo kamu kerja sama aku, kamu harus jomblo," ceplos Sicheng, membuat Ayesha mengerucutkan bibirnya.

"Dih, biar nemenin lo jomblo gitu?"

"Biar profesional, lah! Udah cepetan kunci pintunya, kita berangkat," ujar Sicheng.

Ayesha masih memikirkan perkataan Sicheng, membuatnya melamun dan terlihat oleh Sicheng.

"Es krimnya meleleh, Ayesha. Ngelamun mulu, sih," ujar Sicheng sambil membersihkan tangan Ayesha menggunakan tisu.

Ayesha hanya memandangi Sicheng yang sedang membersihkan tangannya dari lelehan es krim yang ia pegang. Jantungnya berdebar dengan kencang akibat perlakuan ini.

"Kamu mikirin apa, sih? Mikirin aku, ya?" canda Sicheng sambil tersenyum manis.

Ingin rasanya Ayesha mengatakan 'IYA, GUE MIKIRIN LO NIH DARI TADI!', tapi mustahil. Jadi kata yang keluar hanyalah, "nggak tuh!"

Sicheng melihat ke arah jam di tangannya, "udah mau jam empat, temenin aku, ya?" pinta Sicheng sambil menatap Ayesha dengan ekspresi memohonnya.

"Iya, pasti gue temenin, lah. Kerjaan gue kan nemenin lo," jawab Ayesha.

"Ya udah, ayo ke studio!" ajak Sicheng sambil merangkul Ayesha.

Yang membuat beda adalah,

Kali ini Sicheng merangkul Ayesha,

Di pinggangnya.

Di studio, Ayesha memperhatikan Sicheng yang sedang mempersiapkan barang-barang yang sekiranya akan ia tunjukkan pada kliennya, yang tak lain adalah Kun dan Xiaojun.

"Ayes, nanti kalo kliennya dateng, suruh masuk aja," ujar Sicheng tanpa menoleh pada Ayesha.

"Iya, nanti gue suruh masuk," balas Ayesha.

Tak lama, ponsel Sicheng berdering, menandakan ada telepon masuk.

"Sicheng, ada telepon," ujar Ayesha sambil menunjuk ponsel milik lelaki itu.

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang