32. a memorable night

1.6K 292 21
                                    

Ayesha merasakan wajahnya benar-benar seperti terbakar. Gadis itu tak berhenti menggigiti bibir bagian bawahnya, kebiasaan ketika dirinya merasa grogi.

"Kok diem aja, Yes?"

Pertanyaan tersebut cukup membuat jantung Ayesha berdebar kencang. "Eh-oh, nggak papa, Koh. Lagi gak mood," jawab Ayesha.

Sicheng tersenyum geli, lalu merangkul bahu Ayesha yang terlihat cukup kecil di sampingnya. "Kok nggak mood? Kamu nggak suka, ya, jalan sama aku?"

"Suka, kok!" jawab Ayesha spontan, membuat Sicheng semakin mendekatkan rangkulannya pada Ayesha.

Sicheng melihat pada jam tangannya, lalu menoleh pada Ayesha. "Kamu suka stargazing, nggak?"

Ayesha menahan napasnya, ia tahu Sicheng memang tampan. Namun kali ini, lelaki itu terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya.

Dan lagi, Sicheng bertanya pada dirinya tentang stargazing. Kegiatan memandangi bintang di langit yang indah, merupakan kegiatan kesukaan Ayesha ketika kecil. Ia sudah hampir tidak pernah melakukan kegiatan ini lagi semenjak dirinya menginjak bangku SMA, bahkan rencananya stargazing dengan Yuta pun, tak pernah terlaksana hingga saat ini.

"Ayesha?" panggil Sicheng. Membuyarkan seluruh lamunan Ayesha.

"Iya?" jawab Ayesha sambil mengerjapkan matanya.

Sicheng tersenyum lembut, "kamu suka stargazing, nggak?" ulangnya lagi.

"Suka, kenapa emang?" balas Ayesha.

Sicheng melepaskan rangkulannya pada Ayesha, membuat gadis itu merasa kehilangan. Namun, ketika merasakan jemarinya terisi oleh jemari lain, yang tak lain adalah jemari Sicheng, Ayesha merasakan dirinya seakan mencair. Entah mengapa, jemari tangan Sicheng seolah sangat pas ketika menggenggam tangannya.

Sekarang, Ayesha sadar, dirinya sudah jatuh dan tenggelam dalam pesona lelaki ini, Dong Sicheng.

Ketika mata mereka beradu pandang, Sicheng mengeratkan genggamannya pada jemari Ayesha. "Ayo kita stargazing, Ayesha," ujarnya lembut.

Ayesha tidak mungkin bisa menolak tawaran ini. Selain karena lelaki ini mengajaknya melakukan kegiatan yang ia sukai dan sudah sangat lama ia rindukan. Lelaki ini adalah Dong Sicheng.

-

Sicheng tidak mengajak Ayesha ke sebuah bukit seperti yang dilakukan Yuta tempo hari yang justru berujung gagal melakukan stargazing, karena mereka melupakan tujuan utama mereka.

Sicheng hanya mengajaknya menuju rooftop di studio yang biasa ia jadikan tempat kerja.

"Gapapa aku cuma ngajak kamu stargazing di sini?" tanya Sicheng dengan ekspresi bersalahnya.

Ayesha tersenyum, lalu mengangguk. "Gapapa, Koh, yang paling penting bukan tempatnya, tapi tujuannya. Makasih, ya," ujar Ayesha sambil tersenyum.

Tempat ini memang cukup strategis. Dari atas sini, mereka bisa melihat gemerlap kota pada malam hari, dan juga bisa melihat langit yang indah bila cuaca sedang cerah.

Seperti hari ini.

Ayesha berjalan menuju bagian sisi rooftop, meletakkan tangannya di tembok setinggi tiga per empat badannya-yang Ayesha yakini berfungsi sebagai pagar-lalu mendongakan kepalanya ke atas, menatap langit malam ini yang kebetulan cerah.

"Cantik, ya?" ujar Sicheng yang tiba-tiba telah berada di samping kiri Ayesha.

Ayesha yang semula mendongak ke arah langit berhiaskan bintang-bintang dan bulan sabit, kini menolehkan kepalanya pada seseorang di sebelahnya.

Dan Ayesha terperangah.

Langit cerah malam ini memang cerah dan bertaburkan bintang. Ayesha bisa melihat bintang-bintang di langit dengan jelas, yang tentu saja indah.

Namun pemandangan yang sedang ia lihat kali ini jauh lebih indah dari langit malam ini.

Sicheng yang mendongak, dengan sorot mata teduh dan berbinar yang sedang memandang langit, serta senyuman naturalnya, terlihat sangat indah di mata Ayesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sicheng yang mendongak, dengan sorot mata teduh dan berbinar yang sedang memandang langit, serta senyuman naturalnya, terlihat sangat indah di mata Ayesha.

Lelaki itu perlahan menoleh pada Ayesha, mungkin karena ia merasa dipandangi?

"Ada apa, Ayesha?" tanya Sicheng, kebingungan karena ia mendapati gadis itu sedang memandanginya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Indah," racau Ayesha, tanpa mengalihkan pandangannya dari Sicheng.

Sicheng tersenyum, "langitnya?" tanyanya.

Ayesha yang tersadar, segera menganggukkan kepalanya, sebelum hal-hal bodoh lainnya terjadi lagi.

Terdengar kekehan pelan dari Sicheng, memuat Ayesha tak tahan untuk tak bertanya. "Kenapa?" tanya Ayesha akhirnya.

"This might sound cheesy, but you're prettier, Ayesha," ujar Sicheng sambil tersenyum lebar, hingga matanya hampir membentuk bulan sabit.

"Koh," panggil Ayesha. "Jangan ngucapin kata-kata yang bisa bikin aku berharap lebih."

Sicheng meraih tangan Ayesha, lalu mengelusnya lembut. "Masih mau liatin bintang?" tanya Sicheng, mengalihkan topik.

Ayesha menggeleng, ini sudah lebih dari cukup. Lagipula, ini sudah terlalu malam.

"Ayo pulang?" tawar Sicheng, yang mendapat balasan anggukkan dari Ayesha.

Sicheng kembali menggenggam jemari Ayesha ketika berjalan menuju mobil miliknya.

Di perjalanan menuju rumah Ayesha, gadis itu tertidur lelap. Mungkin terlalu lelah dengan kegiatan hari ini.

Lampu lalu lintas sedang berwarna merah, membuat Sicheng menghentikan mobilnya.

Tak sengaja, matanya menangkap sosok Ayesha yang sedang terlelap, membuat senyumannya kembali merekah.

"Ayesha, maaf. Sekarang aku suka sama kamu romantically," ujar Sicheng sepelan mungkin.

Sayangnya, Ayesha tidak mendengarnya karena sedang tertidur pulas.

•••

Akhirnya pengakuan dari Dong Sicheng!

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang