16. yuta, ayesha, dan kenangan

1.8K 324 32
                                    

"Gue mau dibawa kemana anjir? Ini bukan jalan ke rumah gue," tanya Ayesha setelah menyadari bahwa Yuta tidak menuju jalan daerah rumahnya.

"Mau gue culik," jawab Yuta santai.

"Yuta serius anjir!" panik Ayesha.

Yuta terkekeh lalu mengelus kepala Ayesha. "Gue mau ajak lo stargazing, pas masih pacaran belom kesampean kan?" ujarnya.

Ayesha menoleh ke arah Yuta. "Stargazing apanya? Masih sore."

"Kan perjalanannya lumayan jauh, Yeye," balas Yuta.

Ayesha merasakan pipinya memanas, sudah lama semenjak terakhir kali Yuta menyebutnya dengan panggilan itu.

Iya, mereka memiliki panggilan khusus ketika berpacaran dulu. Yuyu dan Yeye.

"Jangan panggil Yeye, alay!" protes Ayesha dengan wajah memerah.

"Lo juga masih manggil gue Yuyu, biar impas lah," kekeh Yuta. "Itu apa tuh mukanya merah?" godanya.

"Diem kek, elah!" gerutu Ayesha yang membuat Yuta tertawa kencang.

Sisa perjalanan dilewati Ayesha dan Yuta dengan canda tawa. Untuk hari ini saja, Ayesha dan Yuta ingin melupakan sejenak fakta bahwa mereka telah berpisah.

"Yu, masih jauh?" tanya Ayesha.

Gadis itu sedikit bosan karena hingga saat ini Yuta belum menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan segera sampai ke tujuan.

"Sebentar lagi, Ye," jawab Yuta dengan senyumannya.

Namun setelah beberapa lama, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Ayesha sebenarnya merasa tidak begitu yakin ini tempatnya.

Tetapi Yuta memarkirkan mobilnya.

"Yuyu, di sini?" tanya Ayesha ragu.

"Iya. Kenapa? Kaget ya?" jawab Yuta.

Bagaimana Ayesha tidak ragu, Yuta memarkirkan mobilnya di tempat seperti lapangan yang terhampar, namun menghadap ke arah kota.

Pemandangan gemerlap kota sudah mulai terlihat, seiring dengan menggelapnya langit.

"Ayo keluar, Ye. Kita duduk di kap mobil," ajak Yuta sambil membuka pintu mobilnya.

Ayesha mengikuti Yuta, keluar dari mobil Yuta dan berdiri di samping Yuta yang sekarang menyender pada kap mobilnya.

"Yeye gak bawa jaket? Di mobil ada selimut kecil tuh, yang dulu suka Yeye pake," ujar Yuta sambil melihat Ayesha yang kini tengah memeluk dirinya sendiri.

"Gak usah, kamu juga gak pake jaket," balas Ayesha pelan.

"Nanti kamu sakit, nyalahin aku," ujar Yuta. "Tunggu sebentar," lanjutnya sambil berjalan menuju mobilnya, mengambil selimut kecil yang dimaksud.

Ayesha menatap ke arah kota yang kini terlihat gemerlap, pikirannya terbagi-bagi. Dan lamunannya buyar ketika ia merasakan dirinya menghangat.

"Anget kan, Ye?" tanya Yuta dengan senyuman di wajahnya.

"Iya. Kok masih nyimpen selimut ini di mobil?" balas Ayesha sambil mengeratkan selimut yang bertengger di bahunya.

"Siapa tau Ayes butuh," jawab Yuta.

"Aku? Kan kita udah jarang jalan bareng," balas Ayesha. "Atau Yuta udah punya cemceman baru?" godanya.

"Cemceman apanya, di pikiran aku isinya Yeye doang," kekeh Yuta.

Ayesha menyikut Yuta. "Bohong!"

"Eh, serius." Yuta menjawab sambil merangkul Ayesha.

"Move on, Yu," ujar Ayesha sambil menyenderkan kepalanya di bahu Yuta.

"Ngaca, Ye," balas Yuta, terdengar tawa renyah dari bibirnya.

Ayesha tersenyum mendengar jawaban Yuta. "Aku gak enak sama kamu tau, Yu," ujar Ayesha.

Yuta menoleh, "Kenapa? Kamu melakukan apa sama aku?" tanya Yuta bingung.

"Kamu kenapa gak cari pacar? Biasanya gak betah ngejomblo tuh, kalo ini gara-gara janji kamu yang mau jagain aku dulu sampai aku punya pacar, udah Yu, kamu juga berhak dapet cewek yang lebih dari aku," jawab Ayesha.

Yuta mengelus kepala Ayesha, "Itu emang salah satu alesan, Ye. Tapi emang sekarang aku belum dapet yang pas dan bisa bikin aku lupa sama kamu," balasnya.

"Tapi janji ya, kamu jangan nutup hati kamu terus? Banyak loh di luar sana yang sayang sama kamu, fans kamu tuh banyak yang sayang sama kamu. Kayak sayangnya aku ke kamu," ujar Ayesha.

Yuta mengangguk. "Iya, Yeye. Kamu sendiri gimana? Udah ada yang narik hati kamu?"

Ayesha tersenyum, entah kenapa ketika mendengar pertanyaan Yuta, pikirannya tiba-tiba tertuju pada Sicheng. "Hmm, mungkin?"

"Sicheng, ya?" tebak Yuta.

"Kok bisa tiba-tiba nebak Sicheng?" tanya Ayesha.

"Cuma nebak," jawab Yuta. Soalnya hari ini kamu tiba-tiba nyebut nama lain pas lagi sama aku, Ye.

Yuta tiba-tiba menegakkan badannya, membuat Ayesha tersentak dan menoleh ke arah Yuta. "Kenapa?" tanya Ayesha.

Yuta menatap Ayesha lekat, "Ye, kata Yangyang kan kalo lagi berduaan, yang ketiganya setan ya?" tanya Yuta tanpa mengalihkan pandangannya.

Ayesha membulatkan matanya, lalu memukul bahu Yuta. "Mikir apa sih?!"

Yuta mengusap bahunya, "Aduh galak banget sih, Ye," protes Yuta. "Ye, ini setannya nyuruh aku peluk kamu," lanjutnya.

Ayesha mencubit lengan Yuta dengan keras, "Ih Yutaaaaaa!"

"Ampun, ampun! Yaudah ayo pulang, Ye, nanti kemaleman," ajak Yuta yang disambut oleh anggukan Ayesha.

"Gagal lagi stargazing-nya," gerutu Ayesha, yang disambut oleh kekehan Yuta.

"Cie yang abis nge-date, bahagia banget senyumnya," goda Yangyang ketika Ayesha baru memasuki pintu rumah.

Ayesha tak memedulikan godaan adik sepupunya dan memilih untuk segera menuju kamarnya.

"Tuh kan, Tante, kata Yangyang juga Kak Ayes pasti seneng abis jalan-jalan sama Kak Yuta!" adu Yangyang pada Mama Ayesha.

"Mereka balikan, Yang?" tanya Mama Ayesha penasaran.

"Yangyang juga enggak tau, Tan. Nanti Yangyang tanya Kak Ayes deh," jawab Yangyang.

"Yaudah, kamu besok kuliah jam berapa, Yang?"

"Kuliah siang Tan, jam sembilan aku berangkat dari sini."

"Besok kamu bawa mobil, ya? Anterin Tante dulu, soalnya besok Om kamu berangkat subuh."

"Siap, Tante!"

•••

Akhirnya chapter sama Yuta selesai! Gimana, gimana, sejauh ini apa ceritanya bosenin? Alurnya terlalu lambat? Atau udah oke? Gimana komentar kalian soal Yuta, Taeyong, dan Sicheng? Hehehe, anyway makasih yang udah baca sampai sejauh ini! Semoga kalian suka terus sama ceritanya yaaa~

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang