Pagi ini Ayesha mengurung dirinya di kamar. Ia tak berniat keluar. Toh, ia tak akan pergi kemanapun, kan?
"Kak Ayes, ayo sarapan!"
Ayesha mendengar suara Yangyang di depan pintu kamarnya. Namun, alih-alih menjawab ataupun keluar, Ayesha memilih untuk menggulung dirinya di dalam selimut. Persetan dengan sarapan, Ayesha bahkan tidak merasa lapar.
Memang efek dari pemberhentian-atau kasarnya pemecatan-dirinya dari pekerjaan yang beberapa bulan terakhir ini dijalaninya, cukup besar.
Bukan karena Ayesha menyukai pekerjaannya, tapi gadis itu juga sudah terlanjur nyaman pada atasannya.
Tidak, bukan hanya nyaman. Ia menyukai, bahkan mulai menyayangi atasannya itu.
Alias Dong Sicheng.
Ayesha memeluk gulingnya erat-erat ketika mengingat nama tersebut.
"Kak Ayes, aku masuk, ya?"
Suara Yangyang kembali terdengar, namun tetap dihiraukan oleh Ayesha. Hingga ia mendengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki mendekat.
"Kak," panggil Yangyang sambil menyentuh pelan bahu Ayesha.
Ayesha akhirnya duduk dengan selimut masih menggulung dirinya, dan menatap Yangyang. "Kenapa?"
"Kak Ayes udah mandi?" tanya Yangyang lembut.
"Udah," jawab Ayesha seadanya.
"Ke bawah, yuk? Kak Ayes nggak laper? Nih roti, udah Yangyang bikinin buat Kak Ayes," ujar Yangyang sambil menyodorkan sebuah piring kecil berisi satu potong roti.
Ayesha berniat untuk menghiraukannya, namun melihat Yangyang yang terlihat sangat tulus, Ayesha akhirnya mengambil roti tersebut. "Makasih, Dek," balasnya.
Yangyang tersenyum senang melihat Ayesha memakan roti buatannya, "ayo ke bawah, Kak," ajak Yangyang.
"Enggak perlu, Dek. Nanti aja," tolak Ayesha.
"Tapi ada yang mau ketemu sama Kak Ayes," ujar Yangyang pelan.
Ayesha menghela napas beratnya, lalu mengangguk dan mengikuti Yangyang.
Ketika matanya menemukan sosok yang sangat ia hindari saat ini, Ayesha merasa ingin berbalik dan kembali menuju kamarnya. Namun orang itu terlanjur memanggilnya.
"Ayesha," panggil orang tersebut.
Dengan berat hati, Ayesha menghampiri orang tersebut. "Ada apa? Seharusnya kita sudah tidak terikat apapun, kan, Komposer Win?"
Sicheng meraih pergelangan tangan Ayesha. "Kita perlu bicara, Ayesha," ujarnya.
Ayesha memejamkan matanya sekilas. "Bicara apa? Nggak ada yang perlu dibicarain lagi," balas Ayesha.
"Ayesha Liu."
Mendengar nama lengkapnya disebutkan, Ayesha menghela napas beratnya. "Oke. Tunggu sebentar," ujar Ayesha akhirnya.
-
Sicheng membawa Ayesha ke sebuah taman yang bahkan Ayesha tak tahu jika ada taman sejenis ini di kotanya.
"Ada perlu bicara apa?" tanya Ayesha, masih mempertahankan bahasa formalnya.
"Kamu nggak penasaran sama alesan kenapa aku berhentiin kamu?" balas Sicheng.
"Ya udah, apa alesannya?" tanya Ayesha cepat.
Sicheng tersenyum tipis sambil menatap Ayesha. "Nanti juga kamu tau," jawab Sicheng, membuat Ayesha kesal karena penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]