17. insiden

1.8K 329 24
                                    

Hari ini berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Ayesha sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya yang hanya diam menemani Sicheng.

Akhir-akhir ini pun Ayesha beberapa kali kerja lembur hanya agar Sicheng menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Dan lagi, memang akhir-akhir ini Sicheng sengaja bekerja sama dengan banyak musisi.

"Hey, Ayesha jelek," panggil Sicheng.

"Gak mau noleh! Lo manggilnya gitu!" protes Ayesha sambil tetap memfokuskan matanya pada ponselnya.

"Kayak bocah dih," celetuk Sicheng. "Hari ini aku gak bisa anter kamu pulang, gapapa?" tanya Sicheng.

Ayesha mengangguk, "Iya, nanti gue minta jemput aja."

Baru saja Sicheng ingin bertanya perihal siapa yang menjemput Ayesha, ponsel lelaki itu tiba-tiba berbunyi.

"Halo, Yang?"

Ayesha melirik Sicheng. Yang?

"Hah udah di bandara? Iya, bentar aku kesana, tunggu di sana. Jangan keliaran kamu!"

Ketika Sicheng selesai dengan panggilannya, Ayesha menatap Sicheng, "Gue tau, berarti sekarang gue bisa balik, kan?" tanya Ayesha.

Sicheng mengangguk, "Iya, aku gak bisa nungguin kamu sampe dijemput, gapapa? Aku buru-buru," jawab Sicheng.

"Iya, yaudah nanti gue aja yang ngunci ruangannya, lo duluan aja." Ayesha mengisyaratkan agar Sicheng segera pergi.

"Oke, makasih dan maaf ya Ayes! Oh iya, satu minggu ini kamu libur aja," ujar Sicheng.

Ayesha mengangguk, tanpa bertanya alasan mengapa ia tiba-tiba diberi libur panjang.

Sicheng mengambil kunci mobilnya dan segera beranjak pergi, meninggalkan Ayesha sendiri di ruangan tersebut.

"Jadi akhirnya Sicheng punya pacar?" gumam Ayesha pelan.

Ayesha merasakan hatinya sedikit tercubit. Walaupun belum pasti, rasanya Ayesha belum siap bila Sicheng mengatakan bahwa lelaki tersebut sudah memiliki kekasih.

Dengan langkah gontai, Ayesha membereskan barang-barangnya, dan mengunci ruangan tersebut, lalu menaruh kuncinya di tempat tersembunyi disertai dengan notes untuk Sicheng.

Ayesha berjalan keluar, menuju jalan raya. Ayesha berbohong soal ia akan meminta dijemput, nyatanya, kali ini ia berjalan menuju halte bus.

"Eh, bus ke arah rumah gue yang di sebrang itu, ya?" gumam Ayesha.

Ayesha berjalan menuju tempat penyebrangan jalan, lalu menunggu hingga tanda penyebrangan itu berubah menjadi hijau.

Saat sedang menyebrang, Ayesha mendengar seseorang berteriak.

"MBAK, AWAS!"

Yangyang sedang berkumpul bersama teman-temannya di dekat kampusnya. Mereka sedang bersantai selepas mata kuliah terakhir hari ini.

"Yang, tumben diem mulu lo biasanya bacot?" celetuk seorang temannya, Haechan.

Yangyang menggedikkan bahunya. "Entah, gak mood bacot gue hari ini, perasaan gue gak enak."

Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ngopi dulu, nih," ujar Haechan sambil menyodorkan sebotol kopi instan yang isinya tinggal setengah.

Yangyang menggelengkan kepalanya. "Gak suka kopi. Tapi makasih, Chan," tolak Yangyang.

"Buat gue aja sini, Chan."

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang