Sicheng berjalan cepat sambil mencari-cari orang yang tadi meneleponnya.
"Sichengie!"
Sicheng segera menoleh ketika mendengar suara yang ia kenali, dan akhirnya mendapati seorang gadis melambaikan tangan ke arahnya. Lelaki itu segera menghampiri gadis tersebut.
"Aku kira kamu tuh gak sendirian kesininya," ujar Sicheng sambil mengambil alih koper milik gadis itu.
"Sama siapa lagi emang? Kan aku mau liburan berdua aja sama kamu," balas gadis tadi sambil tersenyum lebar.
"Dih. Ngawurnya gak ilang-ilang ya, Yang?" komentar Sicheng sambil berjalan menarik koper milik gadis itu.
Gadis tersebut mengikuti Sicheng yang berjalan menuju mobilnya. "Aku kira juga kamu bakal kesini sama asistenmu," celetuknya sambil masuk ke dalam mobil Sicheng.
"Enggak, lagi ku kasih libur dia, kasian lembur terus," balas Sicheng sambil memasuki mobilnya. "Eh Yiyang, kamu udah makan?"
Gadis itu–Yiyang–menggelengkan kepalanya. "Belom, tapi pengen makan dirumahmu aja. Pesen lewat delivery atau drive thru ya nanti," sarannya.
"Punya sepupu banyak mau banget sih," balas Sicheng.
Yiyang mencubit pinggang Sicheng. "Ya biarin! Komentar aja ya kamu!"
Sicheng meringis. "Ampun, ampun! Ngomong-ngomong kamu tau dari mana aku punya asisten?" tanya lelaki itu.
"Media sosial buat apa kalau bukan buat cari info?" jawab Yiyang sambil memutar bola matanya. "Ngomong-ngomong asistenmu cantik, kamu nggak suka gitu sama dia?" lanjutnya.
Sicheng terkekeh. "Iya, cantik. Aku juga suka, tapi bukan berarti aku suka sama dia romantically."
"Why? You're weird," komentar Yiyang yang hanya dibalas Sicheng dengan senyumannya.
—
Yiyang sedang bersantai di sofa rumah Sicheng sambil merebahkan badannya. "Sicheeeng!" panggilnya.
Sicheng memunculkan kepalanya dari arah dapur. "Apaan sih, bawel?"
"Buruan kek, laper!" protes Yiyang.
"Heh! Kamu perempuan, harusnya kamu yang nyiapin," ujar Sicheng sambil menaruh satu box berisi ayam goreng.
"Dasar pikiran misoginis! Lagian cuma nyiapin box doang kan gak ribet," gerutu Yiyang.
Sicheng memutar bola matanya. "Duh, aku harus nampung kamu selama seminggu, nih?"
Yiyang mengangguk. "Iya. Kamu juga harus nemenin aku nonton konsernya NeoCT!"
Sicheng mengerinyitkan dahinya, NeoCT?
"Kamu suka band itu?" tanya Sicheng pada Yiyang.
Yiyang mengangguk. "Iya! Kamu tau, kan? Apalagi Taeyong, tuh! Wah gila sih! Siapa coba yang gak suka sama dia?" ujarnya heboh.
"Hmm, iya deh. Kapan emang konsernya?" tanya Sicheng, akhirnya memilih untuk mengalah.
"Bentar, sekarang hari Rabu, ya? Berarti–oh! Konsernya hari Sabtu!" jawab Yiyang bersemangat.
"Oke."
—
Ayesha sedang berbaring di kamarnya, mengistirahatkan badannya pasca insiden tertabrak beberapa jam yang lalu.
"Ayeshaaaaaaaa!"
"Aish!" Suara panggilan itu membuat Ayesha menutup matanya rapat-rapat.
"Gue tau lo nggak tidur, Yeye. Baru juga jam delapan," ujar Yuta sambil mencolek pipi Ayesha.
"Yuta, gimana kalo dia tidur beneran? Kan ganggu!"
Ayesha mendengar suara selain Yuta, membuatnya mau tak mau membuka matanya dan melihat indahnya ciptaan Tuhan.
"Taeyong?!"
Ayesha mengerjapkan matanya. Ia sedikit malu karena ada Taeyong yang berdiri di samping Yuta.
"Bagus. Yang manggil lo kan gue, tapi yang disapa Taeyong," gerutu Yuta.
"Cemburuan banget sih, baby," celetuk Ayesha.
Taeyong hanya melirik Ayesha dan Yuta secara bergantian. Tidak tahu harus merespon apa.
"Ngapain kesini?" tanya Ayesha.
"Kita dikasih tau Yangyang," jawab Taeyong seadanya.
"Actually, Yangyang cuma ngasih tau gue," sanggah Yuta. "Tapi karena gue panik, anak-anak jadi tau semua," lanjutnya.
Ayesha memutar bola matanya, "Kebiasaan banget sih, kalo panik bikin heboh!"
Yuta hanya terkekeh mendengar ucapan Ayesha.
"Gimana, Yes, badannya? Mana aja yang sakit?" tanya Taeyong, mencoba mencari topik.
Dan, berhasil. Ayesha yang asalnya terfokus pada Yuta, kini beralih fokus pada Taeyong.
"Kalo sakit, sih, sebadan sakit semua," ujar Ayesha sambil mengerucutkan bibirnya. "Tapi paling sakit ini," lanjutnya sambil menunjuk pinggang kanannya.
"Saya jadi ngilu sendiri bayanginnya," ujar Taeyong sambil meringis.
"Jangan dibayangin. Ini memar soalnya, tadi Yangyang udah ngecek," balas Ayesha.
"Mana? Mau liat," celetuk Yuta yang setelah itu mendapat pukulan dari Ayesha di lengannya.
"Sembarangan!" protes Ayesha.
"Eh Ayesha, kita kesini bukan cuma mau nengok, sih," sela Taeyong.
Ayesha menatap Taeyong, bingung. "Terus?"
"Kita mau undang Ayesha buat nonton konser kita nanti, hari Sabtu," ujar Taeyong sambil memberikan dua tiket dan dua ID Card.
Ayesha menerima pemberian Taeyong, lalu meneliti kartu yang menarik perhatiannya. "Ini apa?" tanya Ayesha.
"Backstage pass, biar lo bisa nunggu di backstage dari siang sambil nemenin kita checksound. Baik kan gue?" jawab Yuta.
"Gue nanya sama Taeyong!"
Taeyong terkekeh geli. "Penjelasan Yuta bener, kok. Itu buat backstage pass," ujarnya.
"Kok gue dikasih ini, Yong?" tanya Ayesha.
"Kamu nggak mau? Saya giveaway aja kalo gitu," jawab Taeyong sambil berpura-pura hendak mengambil kembali ID Card tadi.
"Eh? Ya mau, lah!" seru Ayesha sambil menyembunyikan kartunya. "Makasih, ya!" lanjutnya.
"Iya, sama-sama. Eh Ayesha, kita pamit aja deh, ya? Kasian Ayesha pasti mau istirahat," ujar Taeyong.
"Gue masih betah disini ah, Yong!" balas Yuta.
"Pulang, sana! Dasar gak pengertian! Kayak Taeyong, dong! Gentle!" gerutu Ayesha sambil menoleh ke arah Yuta.
"Ih yaudah, kita balik, deh. Nanti Sabtu jangan lupa loh, ya!" pamit Yuta akhirnya.
"Dah, Ayes!"
•••
Chapter baru sebelum aku uts hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]