"SICHEEEEEEENGGGG!"
Sicheng menjauhkan ponselnya dari telinganya sambil mengerutkan keningnya.
"Apa, sih?!" protes Sicheng.
"Aku galauuuuuuu!"
Sicheng memutar bola matanya, "nggak penting. Aku tutup ya teleponnya–"
"Jahat banget, aku santet kamu ya!"
Sicheng menghela napasnya. "Yiyang, kalo masih nggak penting aku blokir nomor kamu, ya!"
Yiyang mendesis, "kamu juga abis ini pasti galau!"
"Sok tau. Ada apa sih?" tanya Sicheng akhirnya.
"Taeyong dirumorin pacaraaaaaan!" rengek Yiyang dari sebrang.
"Terus, hubungannya sama aku?"
"Dirumorinnya sama Ayeshaaaaaa!" lanjut Yiyang.
Sicheng membulatkan matanya. "Hah?! Jangan bercanda, Yang!"
"Masa aku bercanda! Kan aku bilang juga kamu pasti galau abis ini!"
"Rumor doang kan tapi? Nggak dikonfirmasi?" tanya Sicheng.
"Cie panik ya? Takut asisten kesayangannya punya pacar? Jadian aja sih kalian, apa susahnya?" ejek Yiyang.
"Nggak." balas Sicheng cepat.
"Kok nggak? Shipper kalian kecewa, nih," ujar Yiyang dengan nada dibuat sedih.
Sicheng mengerutkan keningnya, "shipper? Apaan tuh?" tanyanya.
"Apa, ya? Pendukung?" balas Yiyang.
Sicheng tanpa sadar tersenyum. "Ada yang begitu?"
"Banyak, tapi lebih banyak pendukung Ayes sama Taeyong."
Sicheng menghembuskan napasnya kesal, dan sialnya terdengar oleh Yiyang.
"Cemburu nih, kokohnya?" goda Yiyang.
"Apaan, sih? Nggak!" sangkal Sicheng. "Udah ah, aku matiin ya? Masih ada kerjaan, dah," lanjutnya sambil memutuskan sambungan telepon.
Sicheng menaruh ponselnya di meja dengan cukup kasar, bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan studionya.
"Selamat pa—Sicheng, kenapa?"
Sicheng menoleh ke arah sumber suara, "oh, Ayesha, nggak papa kok."
Ayesha mendudukkan dirinya di samping Sicheng yang sedang duduk di sofa studionya. "Kerjaan hari ini ngapain?" tanya Ayesha.
"Duduk, temenin aku. Kayak biasa," jawab Sicheng sambil menatap Ayesha. "Kenapa?" lanjutnya.
Ayesha mendengus, "maksudku kerjaanmu hari ini ngapain? Aku ya pasti nemenin kamu, lah!" balasnya.
"Aku?"
Ayesha menatap Sicheng bingung, "iya kam—shit!"
Sicheng tertawa melihat Ayesha yang sekarang membuang muka ke arah lain. "Kenapa, nih, kamu sering keceplosan pake aku-kamu gitu? Kan jadi gemes, aku suka," ujar Sicheng sambil menangkup kedua pipi Ayesha dan membuat gadis itu dengan terpaksa melihat wajah Sicheng yang tengah tersenyum.
"But not in a romantic way, i knew it," balas Ayesha.
Sicheng terkejut, "kok kamu tau, sih?" tanyanya.
Ayesha tersenyum pahit. "Kenapa nggak tau lagian? Keliatan kok," jawab Ayesha.
Sicheng tersenyum lembut. "Oke bahas yang lain aja," ujar Sicheng mengalihkan pembicaraan.
Ayesha menganggukkan kepalanya, "bahas apa, dong?"
"Kamu pacaran sama Taeyong?"
Ayesha membelalakkan matanya. "Kata siapa?!"
Sicheng menyenderkan punggungnya, "jangan balik tanya dulu, kasih tau dulu bener apa nggaknya," ujar Sicheng.
"Nggak mau jawab, simpulin sendiri aja," balas Ayesha.
"Jadi bener, ya?" tanya Sicheng sambil menatap Ayesha.
Ayesha tidak menjawab, hanya menghela napasnya dan menyenderkan punggungnya pada sofa, lalu beralih fokus pada ponselnya.
Ayesha menahan napasnya ketika Sicheng menaruh kepalanya di bahu kanan Ayesha, sambil memejamkan matanya.
"Sicheng?" panggil Ayesha.
Sicheng menggelengkan kepalanya sambil bergumam, "Ayesha, biarin aku mastiin perasaan aku, sebentar aja."
—
Kini Ayesha sedang memeluk Yangyang yang sedang bermain playstation bersama Yuta.
"Yeye jelek kalau lagi galau," komentar Yuta, yang kemudian mendapat tendangan dari Ayesha. "Aduh, sakit!" erang Yuta.
"Yeay! Yangyang menang! Kak Yuta yang traktir pizza!" sorak Yangyang sambil menaruh stik playstation-nya ke samping, lalu balas memeluk Ayesha dengan erat.
"Kak Ayes, udah jangan galau gitu dong! Yangyang laporin Kak Taeyong, nih, kalo Kak Ayes galau gara-gara Kak Si—AH IYA IYA NGGAK AKAN!"
Yuta tertawa melihat Ayesha yang mencubit Yangyang, namun tidak melepaskan pelukannya pada sepupu lelakinnya itu.
"Ye, mending balikan aja lah sini ama gue, daripada lo bingung mau ngarepin bos ganteng atau mertahanin vokalis ganteng," ujar Yuta sambil mengusak rambut Ayesha.
Ayesha melepaskan pelukannya pada Yangyang, lalu menatap Yuta dengan wajah ditekuk, "ayok lah, gue balikan sama lo aja."
Yuta menangkup wajah Ayesha dengan gemas. "Dih, hopeless banget kayaknya. Lo kalo gak sreg ama Taeyong kenapa ngeiyain buat jadi pacarnya dia, sih? Kesiksa kan lo! Taeyong juga bingung sama lo kalo tau gini," ujar Yuta.
"Mau putusin Taeyong, tapi baru kemaren jadiannya. Gak enak, tunggu seminggu aja dulu kali, ya?"
Yangyang menggelengkan kepalanya. "Jahat nih Kak Ayes," komentarnya.
"Ya, mau gimana lagi, Yang?" ujar Ayesha sambil kembali memeluk Yangyang.
"Putusin Kak Taeyong, kejar Kak Sicheng," saran Yangyang sambil menepuk punggung sepupunya.
"Atau balikan sama gue."
Ayesha melepaskan diri dari Yangyang lalu menghampiri Yuta dan menyerangnya dengan cubitan, "pengen kesebut aja lo ya!"
"Ye, ampun! Ampun!" erang Yuta sambil mencoba menahan tangan Ayesha.
Ayesha akhirnya berhenti ketika Yangyang memberi tahu bahwa pizza mereka telah tiba, dan Yuta harus membayarnya.
"Kak Ayes," panggil Yangyang.
"Kenapa?" sahut Ayesha sambil menoleh pada sepupunya.
Yangyang menatap Ayesha tepat di matanya. "Yangyang serius sama perkataan Yangyang tadi, kejar Kak Sicheng, Kak."
•••
Jadi, siapa yang setuju sama Yangyang?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]