36. harapan

1.4K 272 2
                                    

Kali ini, Ayesha berada di rumah Sicheng. Namun bukan untuk bekerja.

"Jie, kayaknya aku pernah liat wajah Jiejie sebelumnya," ujar Renjun yang sedang memperhatikan wajah Ayesha dengan lekat.

"Iya? Liat dimana emang?" tanya Ayesha.

Renjun terlihat berpikir sejenak. "Kayaknya aku pernah liat Jiejie di instagram-nya Chenle deh," ujar Renjun akhirnya.

Ayesha menaikkan alisnya. "Kamu kenal Chenle?" tanya Ayesha.

Renjun mengangguk, "kenal dong," jawabnya.

"Chenle tuh sepupu jauh keluargaku, Yes," sahut Sicheng sambil menaruh gelas berisi cola di atas meja. "Ayesha, di sini cuma ada cola, maaf ya?" sesal Sicheng.

"Nggak papa, Koh, makasih banyak," balas Ayesha sambil tersenyum.

"Ayesha Jie beneran pernah ada di instagram-nya Chenle, ya?" tanya Renjun lagi.

"Iya, Chenle kan satu dance crew sama aku," jawab Ayesha.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Wah, keren!" pujinya. "Gege! Katanya Gege suka dancer? Ayesha Jie dancer, nih!" ujar Renjun sambil menyenggol lengan Sicheng.

Pipi Ayesha sedikit memerah karena ia membayangkan jika Sicheng menyukainya secara romantis, pasti menyenangkan.

"Walaupun bukan dancer, Gege tetep suka, kok, sama Ayesha."

"AAAAAAAAH YUTAAAAA GIMANA DONG INI?!"

"Udah sih, Ye. Bentar lagi palingan dia nembak lo," balas Yuta dari sebrang sana.

"Jangan bilang gitu, nanti gue ngarep terus!" protes Ayesha sambil bergulingan di atas kasurnya.

"Ya, orang dianya ngasih harapan gitu."

Ayesha semakin gencar bergulingan di kasurnya, hingga ia tak sadar bahwa telah ada di ujung kasurnya.

BRUK!

"Aduuuuh huhuhu sakit!" ringis Ayesha sambil mengelus sikutnya.

Yangyang tiba-tiba membuka pintu kamar Ayesha dan menampilkan ekspresi khawatir. "Kak Ayes kenapa?!"

Ayesha menatap Yangyang, lalu menggelengkan kepalanya. "Gapapa, Yang. Barusan jatoh doang," jawab Ayesha.

Yangyang menghampiri Ayesha, kemudian membantunya berdiri. "Mana yang sakit, Kak?"

Ayesha menggelengkan kepalanya, "udah gapapa kok, makasih Dek," ujarnya.

"Kak Ayes, hpnya masih nyala tuh," ujar Yangyang sambil menunjuk pada ponsel Ayesha yang tergeletak di lantai.

"BUSET HP GUE ANJIR!" pekik Ayesha sambil mengambil ponselnya dengan cepat. "Halo, Yuta? Lo bisa denger suara gue gak?" paniknya.

Namun tak terdengar sahutan dari sebrang sana.

"YAAAANG, HP GUE GAK ADA SUARANYA HUHUHU!" rengek Ayesha sambil menunjukkan ponselnya.

Yangyang meraih ponsel Ayesha, lalu melihat layarnya yang masih menampilkan panggilan tersambung dengan Yuta. Dengan iseng, ia mencoba memanggil mantan kekasih Ayesha itu. "Halo, Kak Yuta? Suara Yangyang kedengeran, nggak?"

"Kedengeran, ssstt jangan bilang Ayesha, gue lagi jailin dia," balas Yuta, membuat Yangyang nyaris tertawa.

"Tuhkaaan nggak ada suaranya, ya?" ujar Ayesha dengan ekspresi sedihnya.

Karena kasihan pada sepupunya, Yangyang berinisiatif untuk menekan tulisan load speaker. "Kak Yuta," panggil Yangyang.

"Oit?"

Ayesha membelalakkan matanya, "IH YUTA BRENGSEK TADI GUE PANGGILIN DIEM AJA!" gerutunya kesal. Membuat Yuta tertawa terbahak-bahak di sebrang sana.

"Ampun Yes, ampun! Eh, Yangyang, lo tau gak itu sepupu lo dialusin bos ganteng?"

"Heh anjir gosip lo ya!" protes Ayesha cepat.

"Oh gitu, Kak? Dialusin gimana katanya, Kak?" tanya Yangyang sambil menatap Ayesha jahil.

"YUTA GUE KEPLAK PALA LO YA KALO KETEMU!" sela Ayesha sebelum Yuta membeberkan jawaban yang akan membuat Ayesha semakin salah tingkah.

"Katanya gini, Yang. Ayes—"

Pip.

Ayesha segera mematikan sambungan teleponnya. Membuat Yangyang mengerling jahil pada sepupunya. "Cie dialusin kokohnya, gimana tuh, Kak?"

"GAK AKAN GUE JAWAB! UDAH SANA AH GUE MAU TIDUR!"

Yangyang tertawa puas sambil beranjak dari kamar Ayesha. "Awas di-good night-in sama kokohnya, nanti makin baper."

Ayesha merasakan wajahnya semakin memanas. "Apaan sih?! Nggak! Udah sanaaaa!" usir Ayesha sambil mendorong badan Yangyang keluar dari kamarnya.

Setelah Yangyang keluar dari kamarnya, Ayesha mengecek ponselnya dan mengerucutkan bibirnya ketika notifikasi pesan dari Yuta terus menerus muncul.

Ya, Yuta memang sedang melakukan bomb chat pada Ayesha, pasca tragedi dimatikannya sambungan telepon secara sepihak tadi.

Ketika Ayesha sedang mengecek jumlah pesan dari Yuta yang tak henti-hentinya muncul, tiba-tiba muncul sebuah notifikasi yang jelas membuat jantung Ayesha berdebar tak karuan.

Sicheng sent you a message.

"Yangyang tuh cenayang apa gimana sih anjir?!"

Ayesha segera membuka pesan yang baru saja masuk.

Sicheng
Ayesha, mungkin ini random
tapi, good night, ya!

Ayesha merasakan sudut bibirnya terangkat dengan sendirinya setelah membaca pesan dari Sicheng tersebut.

Kali ini, Ayesha benar-benar tidak bisa untuk tidak berharap pada lelaki itu.

Perlakuannya akhir-akhir ini seringkali membuat Ayesha menjadi salah paham. Dari mulai sering mengajaknya pergi berdua, memberikan perhatian lebih, dan menjadi lebih lembut dari sebelumnya.

"Gue gak mau ngarep, tapi lo nya minta diharepin," gumam Ayesha sambil menghela napasnya, dan akhirnya membalas pesan Sicheng.

Ayesha
Good night juga, ya! Semoga mimpi indah!

•••

Sebenernya mau di update waktu itu, tapi kelupaan ehehehehe maafkan aku😁 anyway, semoga suka yaaa♡

[✔] Overboard『winwin au』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang