"Ini manajer NeoCT?"
Ayesha menolehkan wajahnya pada Taeyong, bingung menjawab bagaimana. Secara, ia bukanlah bagian dari NeoCT. Ia hanya bagian dari masa lalu salah satu anggota NeoCT, alias mantan kekasih Yuta.
Taeyong menunjukkan senyumannya. "Iya, ini manajer kami."
Ayesha membulatkan matanya. Manajer apanya?!
"Hmm, begitu ya? Saya kira manajer kalian laki-laki?" ujar Sicheng mengangguk-angguk. "Siapa namamu?" tanya Sicheng pada Ayesha.
"Hah...oh...Ayesha," jawab Ayesha.
"Ayesha ya? Boleh minta kontakmu?"
—
Ayesha menggigit bibir bagian dalamnya, berusaha terlihat biasa saja. Pertemuan mereka dengan Sicheng, berjalan lancar. Minus Ayesha yang tidak mengerti, apapun yang mereka bicarakan. Tapi Taeyong dengan sengaja seolah menjebaknya untuk berkomunikasi dengan Sicheng.
"Berarti kalau nanti ada perubahan atau apapun tentang aransemennya, saya kabari Ayesha aja ya?"
Ayesha membelalakkan matanya. "Kok gue?!" tanyanya refleks.
Sicheng dan Taeyong menolehkan kepalanya pada Ayesha. Ayesha yang menyadari kebodohannya, langsung menutup wajahnya.
"Kamu kan manajernya, ya nanti aku kontak kamu lah?" tanya Sicheng bingung.
Taeyong tertawa canggung, "Manajer NeoCT ada dua, dia ini cuma pengganti. Hubungi nomor manajer yang utama aja," ujar Taeyong sambil menuliskan nomor ponsel Taeil lalu memberikannya pada Sicheng. "Ini, nomor manajer utama NeoCT. Namanya Taeil."
Ayesha merasakan bebannya terangkat ketika Sicheng mengambil catatan nomor ponsel Taeil dan menganggukan kepalanya.
Namun, kenyataan bahwa Sicheng tadi sudah mendapatkan nomor ponsel Ayesha, membuatnya kembali terbebani. Bagaimana jika komposer ini tetap menghubungi dirinya?!
"Ini pokonya kalo Sicheng tetep hubungin gue, salah lo ya!" protes Ayesha pada Taeyong.Taeyong melirik sedikit pada Ayesha. "Loh kok salah saya? Kan kamu yang kasih nomormu sama Sicheng?"
Ayesha mengerucutkan bibirnya. Taeyong benar, sih, dia sendiri yang memberikan nomor ponselnya. Tapi kan itu gara-gara ulah Taeyong juga yang mengatakan kalau Ayesha lah manajer band-nya!
"Gak tau pokoknya gara-gara lo!" gerutu Ayesha.
"Iya deh, salah saya tadi bercanda gitu. Tapi kan kamu bisa nolak aja buat ngasih nomornya. Ah jangan-jangan nih Ayesha emang niat ngasih ke Sicheng ya? Ayesha naksir dia ya?" goda Taeyong sambil memelankan laju mobilnya, karena sudah sampai di dekat rumah Ayesha.
"Nggak! Mana bisa naksir! Terlalu kaku, gak asik! Udah ah turunin gue!" seru Ayesha sambil menutup wajahnya.
"Gitu ya? Ya udah, sana turun," ujar Taeyong sambil menghentikan mobilnya.
Ayesha menatap Taeyong tak percaya. "Lo mau nurunin gue beneran?!"
"Ya terus mau gimana? Kan udah sampe..."
Ayesha merutuki kembali dirinya. Dia heboh mengomel hingga tak sadar ini sudah tepat berada di depan rumahnya.
"Gue udah berapa kali anjir ngelakuin kebodohan depan lo..." ucap Ayesha sambil mengerucutkan bibirnya.
Taeyong tertawa renyah, lalu menghadap ke arah Ayesha. "Gapapa, gausah jaim depan saya. Santai aja," ujarnya sambil mengacak rambut Ayesha pelan. "Udah sana turun, mau berduaan terus sama saya nih?"
Ayesha merasakan pipinya memanas, "Udah dong, hati gue ikut keacak-acak elah, Yong. Jangan gitu kek," gumamnya pelan.
"Saya pura-pura gak denger aja ya sama gumaman kamu barusan? Sampai ketemu lagi kapan-kapan!"
Ayesha segera turun dari mobil, dan melambaikan tangan pada Taeyong. "Dah Taeyong!"
Setelah mobil Taeyong menjauh, Ayesha menjongkokkan badannya. "Aih! Ayes bego! Kenapa sih dari tadi ngelakuin kebodohan terus depan Taeyong?!"
—
Ting!
Ayesha yang baru selesai mandi, mendengar notifikasi ponselnya berbunyi.
Namun, ia tak langsung mengeceknya. Ayesha memilih untuk merebahkan diri dulu di kasur, sebentar.
Drrrt...drrrt...
Ayesha mendengar kali ini ponselnya bergetar, tanda ada telepon masuk.
Tanpa melihat siapa yang menelepon, Ayesha segera mengangkat telepon tersebut.
"Halo?"
Hening. Tidak ada yang menjawab.
Ayesha menjauhkan ponsel dari telinganya, melihat Caller ID.
Nomor tidak dikenal.
Ayesha mengerinyitkan dahinya, lalu kembali menempelkan ponsel pada telinganya. "Halo? Ini siapa ya? Kayaknya salah sambung deh, nih?" ujar Ayesha lagi.
Hening kembali didapatkan Ayesha.
"Ah gue matiin aja kali ya?"
"TUNGGU!"
Ayesha menjauhkan sedikit ponselnya.
"Siapa ini?" tanynya sekali lagi.
"Aku," balas orang itu.
"Ya siapa anjir, kan gue gak bisa nebak," gerutu Ayesha kesal.
"Sicheng."
Ayesha membulatkan matanya.
Sicheng?!?!
"Ada apa anda nelepon saya, ya? Kalo ada keperluan perihal band kan tadi anda sudah diberi nomor ponselnya Taeil?"
"Ah, aku bukan tipe orang yang bisa basa-basi, sih, langsung aja ya? Kamu bukan manajer NeoCT itu, kan? Jadi kalo aku minta kamu kerja buatku, kamu keberatan nggak?" tanya Sicheng dari sebrang sana.
Kerja?! Buat Sicheng?!
"Aduh gimana ya, gu–eh saya nggak terbiasa kerja di bidang musik," jawab Ayesha. Berusaha menolak dengan halus.
"Aku juga ga terbiasa kalo ada yang kerja sama aku," ujar Sicheng.
Ayesha kebingungan. Ya terus ngapain ngajak??????
"O...ke? Jadi...?" tanya Ayesha menunggu keputusan final.
"Kamu kerja buat aku. Aku butuh asisten, oke? Lusa ketemuan lagi, di tempat tadi." jawab Sicheng.
"Loh? Katanya—"
"Selamat malam Ayes."
PIP.
"LOH ANJIR DIMATIIN?!" pekik Ayesha sambil memandangi layar ponselnya.
"Jadi gue otomatis kerja sama Sicheng gitu?" tanya Ayesha, entah pada siapa.
•••
Wah malah direkrut jadi asisten tuh, gimana nih????
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Overboard『winwin au』
FanfictionKetika pilihanmu hanya mencintai seseorang, dicintai seseorang, atau kembali pada seseorang. Started: Feb, 2019 Finished: Jun, 2019 Highest rank: 1 - #winwin [190905] 2 - #dongsicheng [191020]