Chapter 29 ㅣSialㅣ

2.1K 62 13
                                    

"Namanya juga manusia, pasti ada baik-buruknya."

-Bagus Pandu-

🍇

Meskipun wajah Bagus masih terlihat pucat, ia tetap memaksakan diri untuk kembali melanjutkan jadwal kegiatannya. Setelah mengantar Gayatri ke rumah Rahayu, Bagus kembali ke balai desa. Ia melihat teman-temannya sudah berkumpul di sana.

Hari senin yang cerah, namun siapa tahu nanti sore akan turun hujan, mengingat cuaca akhir-akhir ini tidak bisa di prediksi. Bagus mendekati teman-temannya yang sudah menyiapkan segala hal sesuai jadwal yang sudah di tentukan sebelumnya.

"Bagus? Kenapa ikut kalau masih sakit?"

Dewi yang menyadari kedatangan Bagus pun menghampri Bagus yang tersenyum ke arahnya.

"Maaf, aku main pergi saja waktu kemah."

Dewi berdecih dan membiarkan Bagus untuk duduk. Kemarin mereka semua hanya khawatir karena Bagus tidak ada saat mereka bangun. Apalagi Bagus bilang lagi sakit dan sekarang wajah Bagus masih terlihat pucat.

"Kamu sudah sarapan?" tanya Dewi, jelas terlihat di mata Dewi sangat khawatir melihat wajah Bagus.

"Sudah, tadi sama Gayatri."

Dewi mengangguk dan kembali menyiapkan apa saja yang harus mereka siapkan. Hari ini mereka akan melakukan kegiatan yang cukup padat, selain menyebarkan pupuk,mereka juga akan membantu para petani untuk berkebun. Akhir bulan yang padat bagi mereka sebelum memasuki bulan baru untuk materi yang baru.

Bagus ikut menyiapkan barang yang memungkinkan bisa ia bawa dan melihat beberapa warga sudah mulai berdatangan. Bagus mengecek lokasi dimana saja yang akan ia datangi bersama Agus.

"Agus, kita ke Pak Budi?" tanya Bagus tanpa melihat Agus yang masih sibuk mengecek pupuk.

"Kita ke lima lokasi hari ini, ada beberapa teman-teman Hendra yang akan membantu," kata Agus sambil mendekati Bagus yang sedikit terkejut mendengarnya.

"Hendra ikut juga?"

"Tidak hanya Hendra, tapi Pak De juga ikut terjun langsung, Pak De sangat mendukung kegiatan kita," jawab Agus dan mengambil list lokasi yang Bagus bawa.

"Kita akan bawa pupuk ini ke setiap lokasi," kata Agus sambil menunjuk satu persatu pupuk yang mereka buat.

Wajah Bagus terlihat bingung, karena ia tidak tahu pasti dimana saja lokasinya, Agus yang menyadari itu pun memanggil salah satu teman Hendra yang akan menemani mereka.
"Kita sama Yudi berangkatnya."

Orang yang di panggil Yudi tersenyum. "Maaf, saya sudah bersama Rama."

Bagus melihat Rama yang masih sibuk bersama Dewi entah membicarakan apa, Agus hanya mengangguk dan melihat siapa lagi yang ada di sekitar balai desa untuk membantu mereka.

"Semuanya!" Deka berteriak membuat semua orang memfokuskan pandangannya kepada Kepala Desa.

"Sebelumnya, saya minta maaf karena saya tidak bisa setiap hari hadir dalam kegiatan kalian yang sangat membantu masyarakat di sini. Saya sangat berterimakasih kepada kalian yang sudah memilih desa kami untuk latihan kalian. Sekarang kami akan membantu kalian untuk mejalankan tugas  kalian agar bisa berjalan dengan lancar," kata Deka. Bagus mencari keberadaan Hendra, namun anak kepala desa itu tidak ada di sekitar balai desa.

MY DESTINY-[Romance] End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang