Chapter 13 ㅣKesempatan yang ngambangㅣ

4K 138 2
                                    

"Tawamu saat ini adalah hadiah bagiku."

-Bagus Pandu-

🍇

"Iya, Pa. Beliin kompor juga untuk Ibu," kata Bagus sambil mondar mandir di depan pintu kamar Gayatri.

"Sekalian beli meja belajar juga, aku merusaknya," lanjut Bagus saat mengingat meja Gayatri rusak.

"Astaga! Sebenarnya apa yang kamu lakukan, hah?!" suara tidak percaya Satria membuat Bagus terkekeh.

"Pokoknya, besok harus ada motor, kompor dan juga meja belajar. Ini demi menantu Papa. Ini salah satu hiasat supaya Pandu bisa mendapatkan hati Gayatri."

Helaan napas panjang dapat Bagus dengar dari sebrang sana. "Baiklah, salam sama Gayatri dan juga Ibu dan Bapak. Ini Mamamu tidak sabar menikahimu katanya." Dapat Bagus dengar suara Mamanya yang mengoceh di sebrang sana.

"Oh! Pandu tutup dulu, sepertinya Gayatri sudah selesai mandi," kata Bagus membuat orang tuanya di sana berpikiran aneh-aneh.

Tanpa menunggu kata-kata dari orang tuanya, Bagus langsung masuk buru-buru ke kamar Gayatri, melempa ponselnya ke kasur dan masuk ke dalam kamar mandi karena sejak tadi ia kebelet pipis.

Gayatri menoleh ke arah ponsel, karena ponsel Bagus berbunyi. Ia pun mengurungkan niatnya untuk mengambil baju dan melihat siapa yang menelepon.

Setelah tahu siapa yang menelepon, Gayatri langsung mematikan ponselnya.

"Tidak tahu apa Bagus sudah punya calon istri!" ketus Gayatri.

Dan melempar posel itu dengan kasar ke tempat tidur.

"Gayatri!" teriak Bagus dari dalam kamar mandi membuat Gayatri langsung mendekat.

"Kenapa?"

"Aku lupa bawa handuk ke dalam!" teriak Bagus, Gayatri memutar bola matanya dan mengambil handuk yang biasa Bagus pakai.

"Buka, ini handuknya!" teriak Gayatri malas.

"Kamu keluar dulu deh, aku susah juga ini, enggak bisa pakai baju tanganku sakit."

Gayatri teringat sesuatu, kalau tangan Bagus sedang di perban dan itu pasti susah untuk mandi dan memakai baju, tapi tidak mungkin, kan dirinya yang memakaikan untuk Bagus.

"Kamu yakin bisa pakai sendiri bajunya?"

Gayatri langsung memukul bibirnya beberapa kali, harusnya ia tidak menanyakan hal itu, itu sama saja memberi umpan.

"Aku baik-baik saja, kamu keluar dulu, ya," jawaban Bagus membuat Gayatri menghela napas lega, lalu mengambil baju yang akan ia pakai dan memakainya di kamar Ibunya.

Selesai memakai baju, Gayatri hanya duduk di atas sofa, menunggu Bagus menyelesaikan kegiatannya. Gayatri kasihan juga melihat Bagus seperti itu.

Tanpa sadar air matanya terjatuh mengingat bagaimana ekpresi marah Bagus tadi sampai melukai tangannya.

Gayatri memegang dadanya yang berkedut. "Apa aku benar-benar mencintainya?" Gayatri menggeleng dan menoleh saat terdengar pintu kamarnya terbuka.

MY DESTINY-[Romance] End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang