"Aku dan kamu sama, makanya saling menyalahkan."
-Bagus Pandu-
🍇
Gelisah.
Begitulah perasaan Bagus saat ini, ia menggigit jari tangannya sambil mondar-mandir di dalam kamar yang penuh dengan aroma tubuh Gayatri.
Sejak siang tadi, bahkan sampai sekarang Gayatri tidak mau mengangkat panggilan darinya. Selesai membantu Budi, Bagus langsung pulang dan rela tidak ikut makan siang bersama Agus dan Budi di sawah demi mencari sinyal.
Namun saat tiba di rumah, batrai ponselnya habis. Kalau saja dirinya perempuan, pasti sudah menangis saat itu.
"Bagus! Makan dulu!"
Sukreni teriak dari luar kamar, sudah dua kali Sukreni memanggil Bagus untuk segera menghabiskan makan malamnya, namun Bagus belum keluar juga.
"Tunggu sebentar!"
Jika hati gelisah, maka tidak akan enak makan, apalagi Gayatri belum ada kabar.
"Angkat," pinta Bagus bergumam.
Setelah nada tunggu habis, Bagus akan mengulang menelepon Gayatri begitu seterusnya, sampai suara yang biasa Bagus dengar selama ini terdengar dari sebrang sana.
"Apa?"
Ketus dan dingin, begitulah nada suara Gayatri pertama kali Bagus dengar membuat Bagus semakin gigit jari.
"Apa? Apa katamu?"
Bagus ikut kesal sendiri, rindu pertma yang membuatnya sesak dan juga gelisah, kini ia menjadi marah karena nada suara Gayatri seakan tidak peduli padanya.
"Kamu kemana saja, hah? Dari tadi aku telepon enggak di angkat-angkat, pacaran sama laki-laki lain?" marah Bagus dengan suara lebih tinggi dari biasanya.
"Aku mau tutup, aku angkat telepon bukan untuk dengar orang marah-marah."
Suara Gayatri pelan, jantung Bagus bergemuruh, ekpresi wajahnya langsung berubah, tidak! bukan ini yang Bagus inginkan. Belum sempat Bagus bicara, Gayatri sudah mengakhiri panggilannya secara sepihak.
Bagus tidak diam, ia kembali menghubungi Gayatri, entah sudah kesekian kalinya akhirnya Gayatri mau mengangkat teleponnya lagi.
"Apa maksud kamu? Aku dari tadi menghubungi kamu, tapi sekarang ngajak berantem, begitu? Nada suaramu itu yang aku tidak suka," kata Bagus langsung tidak peduli dengan bagaimana perasaan Gayatri di sebrang sana yang sudah menahan sesaknya dari tadi siang.
"Kamu tidak tahu bagaimana gelisahnya aku?" kini suara Bagus lebih pelan dan terdengar lirihan frustrasi.
Gayatri hanya diam di sebrang sana sambil menggigit bibir bawahnya, Bagus tidak tahu bagaimana juga rasa sesak yang di alami Gayatri sejak tadi yang terus mencoba mengubungi Bagus dengan dada sesak karena rindu yang tak terbayarkan, sekarang giliran mengangkat telepon malah ini yang terjadi.
"Aku tidak peduli," kata Gayatri dengan suara serak dan langsung mematikan ponselnya, lebih tepatnya menonaktifkan untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY-[Romance] End✔
BeletrieWaring 21+ 🔞(Cover by : @azaraco05) CHAPTER MASIH LENGKAP!! Belum ada BONCHAP (Segera Terbit) [#3 hidup on 190119 #1 mydestiny on 230219 #1 Novelcinta on 250219 #1 Noveldewasa on 250219 #2 teenlite on 270219 #188 Romance dr 237 ribu, cerita on 1303...