Chapter 43 ㅣPengorbananㅣ

1.4K 75 40
                                    

Moon maap kalau banyak typo!!

Happy reading 💕

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Ada saatnya kita harus mengalah dan berkorban untuk kebahagian orang lain."

-Bagus Pandu-

🍇

Mentari menyinari bumi dimana biasanya terasa hangat kini terasa dingin bagi Bagus. Perlahan tangannya mulai memasukkan sedikit demi sedikit barang-barang ke dalam koper miliknya. Terasa berat untuk berkemas-kemas, meskipun dirinya juga tidak mau cepat-cepat pergi dari rumah ini, mau tidak mau ia harus kembali ke Denpasar. Detak jantungnya tidak stabil, mungkin kalau disamakan dengan mesin medis dirinya sudah sekarat. Berharap kecil bertemu dengan Gayatri pun percuma baginya, pesan kemarin saja belum di baca oleh Gayatri, Bagus jadi menerka-nerka sendiri kalau nomor ponselnya sudah di block oleh Gayatri. Bagus menghela napasnya berat lagi, sungguh berat rasanya meninggalkan orang yang ia cintai dalam keadaan seperti ini. Kalau bukan kesepakatan keluarganya dengan keluarga Gayatri membatalkan perjodohan mungkin dirinya tidak akan mau melepas Gayatri. Bagus tahu Gayatri itu keras kepala tapi sangat sensitif dan Bagus tidak akan memaksa Gayatri lagi karena ia tidak mau Gayatri semakin membencinya.

Gelak tawa samar-samar Bagus dengar dari luar kamarnya, ia yakin itu adalah suara tawa Papanya dan juga Bapak Gayatri. Bagus heran, bisa-bisanya Papanya tertawa seperti itu semasih dirinya berkemas ketidakrelaan di dalam kamar. Bagus mengambil parfum miliknya, menyemprotkannya begitu banyak di dalam kamar Gayatri agar nanti aromanya membekas dan bisa dicium oleh Gayatri saat masuk ke dalam kamar. Bagus terkekeh sendiri dengan apa yang dilakukannya itu sangat aneh, ia pun kembali memasukkan parfumnya ke dalam koper.

Sebuah kertas berwarna coklat terlipat rapi di atas bantal, berharap surat itu sampai ke tangan Gayatri nanti. Meskipun tidak yakin kalau Gayatri mau membaca suratnya.

Pencarian bukti sudah sia-sia bagi Bagus, karena Hendra tidak mau membantunya sedikit saja, berkata kalau ia tidak mempunyai bukti, namun di sisi lain dari mata Hendra menyembunyikan sesuatu. Bagus yakin Hendra memiliki bukti nyata, hanya saja orang itu terlihat tidak peduli. Salahnya juga karena Bagus memukul Hendra tanpa ampun, mungkin ini setimpal dengan apa yang ia lakukan.

Bagus menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengeluarkannya secara perlahan. Kemudian ia memejamkan kedua matanya sambil menarik napasnya kembali dan mengeluarkannya secara perlahan. Tayangan hitam putih berputar kusut di kepala Bagus selama dirinya bersama Gayatri. Terutama di dalam kamar ini. Pelukan hangat yang Gayatri berikan, perhatian khusus yang Gayatri lakukan untuknya saat ia sedang sakit dan saat bertengkar pun ikut berputar di ingatan Bagus membuat hatinya kembali terasa sakit. Setiap denyutan itu terasa menusuk-nusuknya sampai Bagus sulit hanya untuk bernapas.

"Sudah belum?"

Bagus menoleh, kemudian memutar bola matanya malas dan mulai menyeret kopernya mendekati Papanya yang sudah menunggu di ambang pintu.

"Bagus mau bertemu dengan seseorang dulu sebelum pergi, boleh?" tanya Bagus dengan ekspresi yang sangat menyedihkan. Satria ingin sekali tertawa melihat wajah Bagus seperti tidak rela meninggalkan desa ini, padahal dulu sangat menolak.

"Baiklah, tapi jangan lama-lama, nanti sore sampai di Denpasar."

Bagus mengangguk dan segera mengambil motornya, melaju dengan pelan menuju bengkel dimana Hendra berada.

MY DESTINY-[Romance] End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang