Chapter 32 ㅣAda yang aneh?ㅣ

1.7K 75 2
                                    

"Dari matamu saja sudah dapat aku ketahui kalau kamu menyembunyikan sesuatu."

-Gayatri-

🍇


Gayatri paling tidak bisa melihat orang yang disayanginya sakit, apalagi melihat Ibu dan Bapaknya sakit, Gayatri tidak akan bisa fokus,dan sekarang orang yang di sayanginya, orang yang selalu membuat hatinya berdetak tak menentu sedang berbaring di atas tempat tidur. Wajahnya yang pucat membuat Gayatri semakin khawatir melihatnya, namun senyum manis yang dimiliki oleh laki-laki yang lebih tua darinya, membuat Gayatri semakin kesal, bisa-bisanya Bagus tersenyum manis di bawah tekanan Gayatri yang tidak bisa berpikir dengan baik karena menghawatirkan calon suaminya yang sedang sakit.

Gayatri kembali menghela napas, memeras handuk hangat itu sebelum meletakkannya di dahi Bagus.

"Aku akan ambilkan makan untukmu, dan berhentilah tersenyum seperti itu," kata Gayatri sedikit kesal.

Bagus terlihat sangat bodoh dengan senyum di wajahnya yang terus mengembang sejak kedatangan Gayatri. Bagus suka melihat wajah khawatir Gayatri, suka dengan perhatian Gayatri padanya, disini Gayatri sudah seperti istrinya saja. Bagus berjanji tidak akan pernah menyakiti Gayatri ataupun melepaskannya.

"Iya, Sayang."

Gayatri langsung pergi ke luar kamar dengan wajah merahnya, kata lembut yang selalu membuat jantung berdebar akan selalu membuat Gayatri semakin gila mendengarnya, detak jantungnya tidak pernah bisa ia kendalikan setiap celah bibir Bagus berujar sayang.

"Gayatri tidak boleh tahu apa yang terjadi, atau dia semakin khawatir," batin Bagus, wajahnya langsung berubah sedih, dari tadi ia menahan sakit di tubuhnya yang lecet dan berusaha untuk tersenyum manis semanis-manisnya di depan Gayatri.

"Sial," umpat Bagus saat rasa perih itu datang setiap ia menggerakkan tubuhnya, mancoba untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang saja sangat sulit. Bagus menoleh ke samping melihat ponselnya yang berdering, Bagus pun mengambil ponselnya yang berbunyi tanda ada pesan masuk, saat tahu siapa yang mengirimnya pesan, Bagus langsung membukanya.

Dewi Ayu

Gus, gimana? Udah baikan?
Kata April kamu sakit lagi,

Tadi Rama memintaku untuk membantunya di kebun.

Aku sangat khawatir sama kamu :/

Bagus terkekeh, ia pun memilih untuk menghubungi langsung Dewi daripada membalas pesannya.

Tanpa menunggu lama, Dewi langsung menerima panggilannya. "Bagus! Kamu baik-baik saja? Sudah minum obat? Sudah aku bilang 'kan enggak usah ikut, tapi kamu terus saja maksa, kan sakit lagi jadinya!"

Bagus kembali terkekeh mendengar teriakan Dewi di sebrang sana.

"Aku baik-baik saja, hanya saja ada sesuatu yang terjadi," kata Bagus ragu-ragu, entah ia harus bercerita dengan Dewi atau tidak tentang hal itu, tapi Kata Hendra, Bagus harus merahasiakan semuanya dulu.

"Sesuatu? Apa? Apa kamu harus dirawat di rumah sakit? Atau kamu balik ke Denpasar untuk berobat, aku sangat khawatir kamu sakit, Bagus! Cepatlah sembuh!"

Bagus menjauhkan ponselnya, suara Dewi benar-benar membuat telinganya terasa penuh.

"Aku baik-baik saja, Dewi. Terimakasih perhatiannya, kamu selalu berlebihan seperti ini. Mending kamu urus Rama," kata Bagus sambil terkekeh di akhir kalimatnya.

"Aku males sama dia, aku hanya mengkhawatirkan orang yang selalu mengkhawatirkan aku, itu saja," suara Dewi langsung berubah sedih.

"Tapi tetap saja, aku khawatir sama kanu 'kan karena kamu selalu ceroboh. Memangnya kalian bertengkar?" tanya Bagus bingung, sambil melihat ke ambang pintu, takut jika Gayatri datang dan mendengarnya berbicara bersama Dewi.

MY DESTINY-[Romance] End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang