"Membongkar hati yang sudah tertutup, sama saja membuka rasa sakit yang dulu."
-Bagus Pandu-
🍇
Hari ini begitu panjang dirasakan oleh Hendra, padahal banyak pelanggan yang berdatangan untuk melakukan service motor, mengingat sudah memasuki bulan baru dan fenomena aneh di Bali belum juga berhenti, dimana matahari terlalu lama untuk tenggelam, itu yang membuat hari Hendra terasa lebih panjang.
Kata-kata Febri beberapa hari yang lalu membuatnya semakin curiga dengan teman-teman Bagus. Bukannya menuduh, tapi kata Febri membuatnya semakin yakin kalau salah satu teman Bagus sengaja membuat rencana untuk merusak properti dan juga menyelakai Bagus sehingga dirinya-lah yang terlihat melakukan itu.
Namun permintaan Febri pada dirinya membuat Hendra curiga kalau Febri ikut melakukan itu, sehingga Febri menggunakan kesempatan itu untuk kempentingan dirinya. Tapi Febri mengatakan kalau dirinya tidak tahu apa-apa dan itu membuat Hendra semakin sulit untuk memecahkan masalah ini.
"Hen," panggil seseorang yang Hendra tahu, tanpa Hendra mendongak pun ia sudah tahu siapa yang memanggilnya."Kenapa kamu menghindariku?" tanyanya lagi, Hendra menghela napas panjang dan membanting lap yang ia gunakan untuk mengelap motor pelanggannya, lalu berdiri dan menatap tajam orang yang berkata barusan.
"Aku bisa cari sendiri siapa yang menjebakku dan mencoba untuk membuat siasat menjelekkan namaku. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan nantinya, dan sebelum itu terjadi, aku bisa cari sendiri tanpa harus menjadi pacarmu," kata Hendra tajam.
"Baiklah, aku tidak akan meminta apapun darimu, aku menyesal sudah mengatakan itu, tapi aku benar-benar suka sama kamu, Hen."
Hendra membuang wajahnya, kenapa tidak Gayatri yang merasakan hal itu,dengan begitu Hendra tidak akan kesulitan seperti ini, Hendra tahu,sangat tahu bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan, tapi mau bagaimana lagi ia tidak suka atau pun cinta dengan Febri.
"Lupakan apa yang aku katakan, aku tahu di hatimu hanya ada Gayatri, dan aku akan coba untuk mengerti itu, tapi aku mohon, jangan hindari aku, aku akan membantumu tanpa meminta apapun darimu," kata Febri memelas.
Hendra kembali melihat Febri, melihat kedua mata hitam itu yang bergetar membuat Hendra tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Buktikan," kata Hendra datar dan kembali berjongkok untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Tidak hanya membuktikan kalau aku bisa membantumu, tapi aku juga akan membuktikan kalau aku benar-benar mencintaimu, Hendra," batin Febri lalu pergi meninggalkan Hendra yang masih mengabaikannya.
Harusnya Febri menyimpan selamanya rasa ini daripada ia mendapatkan tolakan mentah-mentah dari Hendra, itu lebih menyakitkan daripada harus menyimpannya.
Menyesal pasti, tapi Febri tidak menyesal karena sudah mencintai Hendra, karena cinta pertama tidak untuk di sesali. Hanya saja mengutarakannya di saat yang tidak tepat membuatnya sangat menyesal karena sikap Hendra semakin memburuk di depannya, menghindarinya, menjauhinya dan juga tidak mau memandang wajahnya. Itu yang membuat Febri semakin sakit.
Hari ini kembali bekerja dan harus lebih fokus bekerja. Sejak malam itu, Febri tidak bisa berkonsentrasi karena terus memikirkan kata-kata Hendra yang mengatakan kalau Hendra tidak akan pernah mencintai dirinya. Apa perlu buat, Febri tidak bisa melakukan apa-apa karena ia tahu cinta tidak harus di paksakan.
"Febri!"
Febri menoleh, lalu tersenyum saat melihat Dedik menghampirinya.
"Kamu mau kerja?" tanya Dedik saat tiba di depannya.
"Iya, ini mau berangkat. Kenapa?" jawab Febri bingung.
"Aku nebeng ya, sampai tokonya Bi Rahayu," ujar Dedik penuh harap.
Febri mengangguk dan memberikan kunci motornya, lagian ia melewati toko itu saat menuju tempat kerjanya.
"Okey! Kita berangkat!" seru Dedik, Febri terkekeh dan mulai naik di belakang, tidak sengaja ia melihat Hendra yang sedang memperhatikannya, namun saat pandangan mereka bertemu Hendra langsung membuang wajahnya. Febri tersenyum miris. Sepertinya ia tidak akan bisa berharap lagi jika nanti dirinya-lah yang mengisi hati Hendra kelak.
🍇
"Aku, Agus, Rama, April dan juga Dewi, sudah berteman sejak SMA. Awalnya semua baik-baik saja sebelum Dewi mengungkapkan perasaannya padaku. Aku tentu saja terkejut dengan pengakuan cintanya. Aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu, tapi teman-teman yang lain mendukung kami, jadi kami mencoba untuk berpacaran, walau pun aku tidak menyukainya. Dan ternyata Rama juga mencintai Dewi, aku tidak tahu Rama menyimpan rasa sukanya pada Dewi, karena dia tidak pernah memperlihatkan rasa cintanya sebelumnya, malah dia mendukungku untuk berpacaran. Namun berjalannya waktu hubunganku dengan Rama semakin jauh, banyak hal yang terjadi waktu itu dan yang paling aku ingat adalah Dewi hampir di perkosa oleh Rama sediri, kalau saja aku tidak datang bersama April, mungkin sekarang mereka sudah menikah. Aku dan Rama bertengkar hebat, saling memukul sampai kita babak belur, bukan karena aku mencintai Dewi aku melakukan itu, tapi cara Rama untuk mendapatkan Dewi salah, itu yang membuat aku benci dengan Rama. Ternyata Rama tidak menyerah sampai di sana, ia meminta orang tuanya untuk menjodohkannya bersama Dewi, dengan omongan manis yang di berikan kedua orang tua Rama, mereka menerima perjodohan itu. Sejak saat itu Dewi sudah menjadi milik Rama. Aku, Agus dan juga April mencoba untuk meyakinkan Dewi, kalau Rama itu bersungguh-sungguh dan tidak akan melakukan hal gila itu lagi, dan benar, Rama semakin sayang sama Dewi, begitu juga dengan cinta Dewi semakin hari semakin tubuh di hatinya sampai sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang mereka rasakan saat ini."
Gayatri kembali mencuci wajahnya dengan kasar di wastafel tempatnya bekerja. Kata-kata Bagus beberapa hari yang lalu masih terngiang di kepalanya. Bahkan masih melekat sempurna di ingatannya. Seperti yang Gayatri pikirkan, kalau Dewi itu suka dengan Bagus, dan ternyata benar,bahkan mereka pernah berpacaran.
Hati Gayatri berkata begitu membuatnya semakin khawatir dengan Bagus, entahlah, semua manusia itu pasti berubah dan menjadi gila. Gayatri tidak mau Bagus berubah atau meninggalakannya.
"Permisi! Mau bayar!"
Gayatru segera mengelap wajahnya dengan tisu, sedikit berlari menuju kasir.
"Maaf, tadi aku ke kamar mandi sebentar," sesal Gayatri.
"Tidak apa. Oya ini ada surat untuk kamu."
Meskipun ada rasa ragu di benatnya, Gayatri tetap menerima surat yang di berikan oleh laki-laki yang akrab di sapa Soplo.
"Dari siapa?" tanya Gayatri sambil membolak-balik kertas putih itu, karena tidak ada nama pengirimnya.
"Enggak tahu. Sudah ya, aku harus balik sekarang," kata Dedik setelah membayar belanjaannya, tanpa menunggu kata Gayatri lagi dan pergi begitu saja keluar toko.
Menyeringai saat melihat siapa yang sudah menunggunya tidak jauh dari depan toko.
"Bagaimana? Sudah?"
Dedik mengangguk dan menerima helm yang di berikan oleh orang yang menjemputnya.
"Lanjutkan rencana selanjutnya, aku mau kali ini berhasil juga, bila perlu Hendra harus ada di sana sebagai orang yang kuat melakukan itu,mengerti?"
Dedik mengangguk dan siap melakuakan rencana apa yang akan mereka lakukan. Karena uang semuanya bisa terjadi. Dan di sini uanglah yang berkuasa.
🍇
Yey!! 4K nya awet, 🎊🎉
Ayoo ajak teman2 yang lainnya ikut baca sebelum cerita ini lenyap dari si oren. WkwkwwkwJangan lupa komentarnya yaa,kecuali komentar 'next' 😒
Wkwkwkwkww, yaa itu saja sihh, thanks yang sudah menyempatkan diri untuk mengklik bintang!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY-[Romance] End✔
Fiksi UmumWaring 21+ 🔞(Cover by : @azaraco05) CHAPTER MASIH LENGKAP!! Belum ada BONCHAP (Segera Terbit) [#3 hidup on 190119 #1 mydestiny on 230219 #1 Novelcinta on 250219 #1 Noveldewasa on 250219 #2 teenlite on 270219 #188 Romance dr 237 ribu, cerita on 1303...