Mungkin dia kagum. Itu sebabnya dia berubah dan bahkan selalu didekatmu. Jika dia kagum, maka kagumilah.
Anneth baru saja melangkah keluar dari dalam rumahnya untuk menyirami tanaman. Anneth menutup pintunya. Tepat saat Anneth membalikkan badan, Anneth melihat ada seorang cowok yang sedang mengotak-atik mesin motor nya. Nampaknya mogok.
Anneth melangkah mendekati cowok tersebut. Sedikit memperlambat langkahnya dan menyipitkan matanya.
"Bisa saya bantu?" tanya Anneth menawarkan bantuan kepada orang itu.
Cowok itu berdiri lalu berbalik badan. Deven! Nampak jelas sekali itu adalah rupa Deven. Tidak ada yang menyamai. Anneth hanya diam, terpaku. Seperti biasanya, jantung Anneth berdegup kencang. Namun, Deven malah mendekat.
"Ini rumah lo?" alis sebelah kiri Deven terangkat. Deven hanya bisa menatap dahi Anneth, wajah Anneth menghadap kebawah; tertunduk.
Anneth menggeleng cepat."Bukan, ini rumah ayahku," jawab Anneth polos.
Deven menghela napas berat."Lo bisa bantu gue?" tanya Deven langsung kepada intinya, ia tidak ingin mempersulit obrolan dengan Anneth lagi.
"Bantu apa?" balas Anneth bertanya kepada Deven.
"Perbaiki motor gue," Deven menunjuk motor nya yang terparkir tepat berada di depan rumah Anneth.
Anneth mendongak dan mendapati motor Deven. Tidak ada kerusakan, mungkin mesin dalam. Pikir Anneth.
"Tunggu bentar, kamu duduk dulu." Anneth seperti akan melakukan sesuatu, ia menyuruh Deven untuk duduk terlebih dahulu.
Deven menuruti perkataan Anneth. Deven melangkah ke kursi kayu bernuansa kuning kecoklatan. Sementara Anneth memasuki rumahnya kembali. Suasana di rumah Anneth sangat tenang, rumahnya nampak bersih. Udaranya pun segar, banyak pepohonan dan banyak bunga-bunga. Rumah seorang cewek yang rajin. Pikir Deven.
Deven masih menunggu sembari memainkan jemarinya. Diliriknya jam tangan biru gelap yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Beberapa menit kemudian, Anneth keluar dengan seorang cowok yang lebih tua dari Anneth-Pradana-Kakak kandung Anneth.
Sontak Deven langsung berdiri dari duduknya. Kak Dana langsung menghampiri Deven.
"Kata Anneth, motor lo mogok? Bisa gue cek?" tanya Pradana langsung ke intinya.
"Iya," singkat Deven dengan wajah yang dingin.
Pradana melangkah menuju tempat motor Deven terparkir, sementara Deven dan Anneth menduduki kursi teras.
"Itu kakak lo?" tanya Deven dengan alis kiri yang terangkat.
Anneth hanya mengangguk pelan, tentu saja jawabannya adalah iya. Deven mengarahkan pandangannya ke arah lain.
"Lo dirumah sama kakak lo doang?" tanya Deven mencoba mencari topik pembicaraan.
Anneth menggelengkan kepalanya."Gak, ada ayah sama oma," jawab Anneth yang selalu jujur.
"Ayah lo mana?" tanya Deven dingin.
"Kerja, pulang malem," jawab Anneth.
"Gue gak nanya pulangnya kapan," celetuk Deven tak berdosa.
Menyebalkan. Deven selalu membuat Anneth malu di hadapannya. Itu sebabnya Anneth selalu tidak ingin bertemu dengan Deven lagi.
"Ya udah, aku kan cuma kasih tau," jawab Anneth ketus.
"Kalo oma lo?" tanya Deven lagi.
"Tidur," jawab Anneth lebih ketus dari barusan. Anneth masih kesal dengan Deven.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanficMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...