22)•DevAn - Ulangan Harian

6.9K 421 170
                                    

"Ulangan harian itu adalah bentuk latihan sebelum menghadapi ulangan yang sesungguhnya. Sama halnya, jika aku yang mencoba memperlakukan mu seperti pacarku, sebelum nantinya seutuhnya menjadi pacarku."

"Neth, nomor tiga apa!? Itu bagian lo kan?" bisik Joa.

"Mmm... Ini bukan?" Anneth memutar sedikit bukunya ke arah Joa, agar Joa dapat melihat jawabannya.

Ya.. Mereka sekarang tengah mengerjakan soal ulangan harian Kimia. Sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi Joa maupun Anneth melakukan teknik ini saat ulangan harian. Karena ulangan harian kali ini langsung dua bab, mereka membagi per bab. Joa mempelajari bab tiga, sedangkan Anneth mempelajari bab empat. Sungguh murid yang cerdas!

Anneth melirik jam tangannya, matanya terbelalak melihat waktu yang tersisa untuk mengerjakan ulangan itu. Hanya tinggal sepuluh menit! Anneth kembali terfokus kepada soal di hadapannya. Bolpoin di tangannya tak berhenti bergerak memukul-mukul buku.

"Jo, dari tadi kamu yang nanya aku jawab. Tapi giliran aku nanya, kamu bilang belum. Sekarang cepet kasih jawaban nomor dua!" cerocos Anneth berbisik.

Joa hanya menyegir tak berdosa. Lalu dengan cepat ia memutar bukunya agar mudah dilihat oleh Anneth.

Mata Anneth bergerak melirik ke arah buku Joa. Lalu kembali menuliskan jawaban yang telah didapatkan oleh matanya. Kalau ketahuan pak Hendra, bisa mati mereka! Harus siap menerima hukuman yang ringan namun mematikan.

***

Kantin sudah menjadi lautan manusia, dari yang kelaparan hingga kehausan. Anneth dan Deven baru saja datang. Keduanya segera bergabung dengan yang lainnya.

"Dua pasangan terhits, ter serasi, terbaik, terbahagia, terasi udah dateng!" celetuk William heboh.

"Emang udah pacaran? Hah? Kapan? Kok gue nggak tau sih? Ah rese lo!" tanya Clinton tak kalah heboh, sampai menggebrak-gebrak meja.

"Siapa bilang?" sewot Anneth.

"William!" tuding Clinton.

"Yang bilang mereka pacaran siapa bego!" sahut William tak terima.

"Tadi lo bilang pasangan!" balas Clinton menoyor kepala William.

"Gue bilang berpasangan karena mereka jalan berdua tolol! Yang namanya berdua itu berpasangan kan? Gue yang jomblo aja tau!"

"Tapi belum tentu pacaran, ayam!" sengit Clinton tak mau kalah.

"Siapa sih yang ngomong mereka pacaran!" geram William menggaruk-garuk meja.

Mereka yang menyaksikan hanya memijit pelipisnya yang terasa nyeri mendengar perdebatan keduanya. Entah menggunakan cara apa lagi untuk kembali menormalkan otak William maupun Clinton yang sudah tak waras sejak lahir.

"Kenapa muka lo Neth?" tanya Charisa mengalihkan perhatian.

"Kenapa apanya? Ada yang salah? Lipstick ku belepotan? Atau aku nggak cantik?" tanya Anneth bertubi-tubi.

Charisa menggaruk kepalanya yang tak gatal."Bukan itu Anneth! Maksud gue, kenapa lo kelihatan kaya lagi bad mood?" jelas Charisa hati-hati.

"Ulangan harian kimia membunuhku!" racau Anneth.

"Ha? Lo nggak mati kok, Neth," sahut William terkejut.

"Mending lo nggak usah ngomong deh! Atau mau rasain sepatu gue?" ancam Joa geram.

"Emak gue aja nggak pernah ngelarang gue ngomong, malahan nyuruh gue ngomong mulu biar nggak lupa cara ngomong. Lah elo malah nyuruh gue diem. Lo siapa?"

DevAnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang