40)•DevAn - Sekolah Lagi

5.5K 359 56
                                        

Libur panjang telah di nikmati oleh seluruh siswa-siswi serta guru-guru. Kini sudah saatnya mereka mulai kembali menjalankan kewajiban mereka yaitu belajar. Hari ini sudah memasuki tahun ajaran baru, semua sudah di wajibkan untuk kembali bersekolah.

Dengan semangat baru, kelas baru karena mereka naik satu tingkatan, dan tentunya suasana baru karena teman sekelas mereka berbeda dari tahun sebelumnya. Tetapi tidak berlaku untuk kelas unggulan, hanya peringkat lima terbawah yang tergantikan oleh siapa yang nilainya lebih tinggi.

"Hari pertama kelas dua belas, Anneth nggak boleh telat. Anneth harus datang lebih awal," ujar Anneth penuh semangat.

Anneth yang sudah lengkap dan rapi dengan seragam sekolahnya, kini menuju ke ruang tamu untuk mengenakan sepatunya.

"Nggak sarapan dulu, Neth?" tanya Arka.

"Anneth pakai sepatu dulu ayah, biar nanti langsung berangkat nggak buru-buru," jawab Anneth seraya fokus mengenakan sepatunya.

Arka terkekeh kecil."Oh gitu, semangat banget ya mau sekolah." Arka menggeleng takjub melihat putrinya yang semakin hari, semakin rajin.

Anneth menyengir."Hehe..., Iya dong yah." Anneth menepuk-nepuk kedua tangannya untuk menghilangkan beberapa debu yang menempel. Akhirnya ia selesai mengenakan sepatunya. Anneth beralih menuju meja makan.

Arka menyipitkan kedua matanya, menatap putrinya horor."Semangat karena mau belajar atau semangat karena mau ketemu Deven?" tanya Arka.

Anneth yang baru saja menempelkan bokongnya ke kursi kayu kini menjadi terdiam membeku. Anneth tersenyum kikuk menatap ayahnya.

Dengan cepat Anneth mengambil dua buah roti tawar yang masih suci-belum di beri selai-kemudian Anneth mengolesi permukaan roti tawar itu dengan selai cokelat, tak lupa ia menumpuk roti tawar itu.

"Apaan sih ayah, ya mau belajar lah. Anneth kan udah kelas dua belas ya harus serius untuk menghadapi ujian nanti," ucap Anneth berusaha tetap santai.

Arka tertawa kecil."Iya ayah tau," katanya.

Mereka hanya berdua saja di meja makan itu. Anneth dan Arka. Lantas Pradana? Pria itu kembali berangkat kuliah dua hari yang lalu. Sedikit menyedihkan bagi Anneth karena rumah terasa sepi karena tidak ada kakaknya. Pradana memang nyebelin tetapi ngangenin.

"Kamu sama Deven gimana?" tanya Arka tiba-tiba.

Uhuk. Anneth tersedak roti tawarnya, tenaga bukan tersedak sepatu Joa kok. Anneth meraih segelas susu hangat berwarna putih yang sudah ayah buatkan. Kemudian Anneth meminum susu itu.

"Gimana apanya?" tanya Anneth takut-takut.

"Ya hubungannya lah, baik kan?" tanya Arka lagi.

"Iya, baik-baik aja kok yah, seperti biasanya," jawab Anneth. Gadis itu kembali menyantap roti tawarnya yang tersisa setengah.

"Sikap Deven gimana?" tanya Arka lagi.

Anneth menelan rotinya yang sebenarnya belum terlalu hancur."Memang kenapa yah? Deven baik-baik aja kok, dia sayang sama Anneth sama halnya kayak ayah sayang sama Anneth," jawab Anneth lalu kembali meminum segelas susu di depannya.

"Ayah takut kalau dia baik di awal aja. Kamu kan anak gadis, udah mau delapan belas tahun, ayah nggak mau putri ayah ini kenapa-napa."

Anneth menaruh gelasnya ke atas meja. Gadis itu tersenyum lebar sekali."Ayah tenang aja, Anneth bisa jaga diri Anneth kok. Anneth bisa pastikan kalau Deven itu orang baik-baik. Anneth sayang Deven begitupun Deven," jelas Anneth mantap.

"Oke, ayah pegang omongan kamu ya.."

"Siap, yah!"

Anneth mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam berapa sekarang. Jarum jam menunjukkan pukul enam tiga puluh. Anneth bangkit dari tempat duduknya lalu menyalimi ayahnya.

DevAnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang