Aloo apa kabar readersku.. Udah lama gk update, maaf ya karena baru selesai UKK. Ehe..
Makasii yang udah nunggu, makasii juga yang kemarin doakan author menghadapi UKK, Alhamdulillah lancar tapi nilai masih dag-dig-dug der, huhu...
Nih author sempat-sempat in update walaupun otak belum sepenuhnya fresh<3
Happy reading^_^
***
Sudah tiga hari ini Joa menginap di rumah Anneth. Itu semua atas permintaan Deven, demi keamanan Anneth katanya. Lagipula tak ada masalah bagi Joa untuk menginap dan menemani Anneth, orang tuanya pun sepenuhnya mengizinkan mengingat mereka kenal akrab dengan keluarga Anneth.
Ayah Anneth sendiri sudah mengetahui alasan mengapa Joa menginap di rumahnya. Ya walaupun sedikit heran dengan kekhawatiran Deven tetapi ia paham Deven begini karena Deven benar-benar menyayangi Anneth.
Semenjak kehadiran Joa di rumah Anneth, suasana rumah tak pernah sepi. Ada saja tingkah Joa yang kadang aneh, membuat kegaduhan. Tetapi tidak saat malam hari atau lebih tepatnya saat ayah Anneth berada dirumah, entah mengapa menjadi bisu seketika.
"NET KAOS KAKI GUE LO PAKE YA?" teriak Joa dari dalam kamar.
"Nggak lah Jo!" jawab Anneth. Tangannya sibuk memasang sepatu ke kakinya. Anneth tengah berada di ruang tamu saat ini.
Anneth bangkit lalu menepuk-nepuk tangannya membersihkan sisa debu di tangannya."Selesai," ujarnya.
Anneth menuju kamarnya setengah berlari. Menghampiri Joa yang masih sibuk mencari kaus kakinya yang entah lari kemana.
"Jo aku berangkat dulu ya, Deven udah nungguin di depan. Bye..." Anneth memeluk Joa sebentar dan berlalu begitu saja.
"KAUS KAKI GUE GIMANA INI!!!" teriak Joa frustasi.
Kepala Anneth muncul lagi dari ambang pintu."Cari di jemuran belakang rumah aja, mana tau ada," pungkas Anneth lalu berlari dari tempat itu.
Dengan tergesa-gesa Joa berlari ke belakang rumah. Berharap sepasang kaus kakinya berada di tempat yang Anneth maksud.
***
Upacara bendera telah selesai dilaksanakan dengan cuaca yang bersahabat. Tak seterik biasanya, tetapi tetap saja rasa lelah dan haus itu ada. Terlebih lagi mendengar amanat dari pak Purwoko-Kepsek-yang memakan waktu selama tiga puluh menit.
Seluruh siswa dan siswi segera melipir ke kantin. Tenggorokannya yang kering siap di aliri minuman yang menyejukkan. Kini kantin sudah menjadi lautan manusia.
"Parah lo Neth, hampir gue dihukum. Yang pertama karena telat, yang kedua karena pakai kaos kaki item," tuding Joa seraya mengipasi lehernya yang penuh dengan keringat.
"Loh kok aku?" tanya Anneth polos.
"Ya kan lo udah tau kalo kaos kaki gue di belakang, kenapa nggak bilang dari awal," sanggah Joa.
"Aku baru inget," cengir Anneth tak berdosa.
Joa hanya mendengus. Detik berikutnya, datang Nashwa dan Charisa masing-masing membawa dua cup yang berisi minuman sejenis juice.
"Minuman Nyonya Joa dan Anneth datang," ucap Charisa dengan memberi penekanannya pada kata 'Nyonya'.
Sebenarnya Charisa dan Nashwa malas menyetujui titipan dari Joa dan Anneth. Tetapi akhirnya tergiur juga dengan tawaran Joa yang akan membayar dua kali lipat dati harga minuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanfictionMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...