"Sahabat yang sesungguhnya adalah dia yang tidak akan pernah rela melihatmu terluka. Baginya, lukamu adalah lukanya."
Dan tiba-tiba mobil itu tidak lagi terlihat oleh penglihatan Deven. Deven kehilangan jejak mobil itu! Deven sempat panik. Ia merasa belum terlalu jauh jarak antara dirinya dan mobil Nathan, namun Deven tidak melihat adanya mobil Nathan lagi. Lalu Anneth bagaimana?
"Shit!" umpat Deven.
Deven memutuskan untuk menepi ke pinggir jalan, ia melepaskan helm dari kepalanya lalu menggantung ke kaca spion. Deven meraba saku celananya, mengambil ponselnya. Ia terlihat panik, sehingga tergesa-gesa dalam melakukan suatu hal. Bagaimana tidak panik? Nathan bukan manusia normal, ia akan melakukan apapun yang ia mau. Dan Deven tidak terima jika Anneth yang menjadi korbannya.
Setelah mendapatkan ponselnya, Deven segera mencari aplikasi kontak, lalu mencari nomor Sam. Ia mulai memanggil nomor itu.
"Please. Angkat cepet." Deven terlihat sangat cemas.
Tut. Telepon tersambung, dengan cepat Deven menyahuti Sam yang berada di seberang sana.
"Halo, Sam. Lo masih di sekolah kan?"
"Iya, kenapa kok lo kaya panik gitu?"
"Anneth."
"Anneth?"
"Nathan."
"Nathan lagi?"
"Iya! Lo kesini sekarang, gue kehilangan arah mobilnya. Gue khawatir Anneth kenapa-napa,"
"Iya lo dimana?"
Deven menoleh sekilas, melihat keberadaan nya sekarang.
"Gue di depan Butik Mahkota,"
"Oke, gue kesana sekarang."
Tut tut tut. Deven memutuskan sambungan telepon Sam. Deven harus meminta bantuan Sam, mungkin Sam lebih tau tentang Nathan karena Sam adalah teman sekelas Nathan.
"Gue janji Neth, gue nggak bakal ampuni Nathan dan juga temennya. Kalo lo di apa-apain, dia bakal mati di tempat itu juga!" ucap Deven penuh dendam.
"Gue yang bodoh!"
"Kenapa gue harus tinggalin lo!"
Deven mengacak rambutnya frustasi. Ada penyesalan yang mendalam karena meninggalkan Anneth tadi. Seharusnya tetap ada yang menemani, dan ini kelalaiannya.
Lima belas menit berlalu, Sam tak kunjung datang. Deven semakin tidak sabaran, ia benar-benar panik. Tetapi ia tetap harus yakin bahwa Anneth baik-baik saja.
Tin Tin
Terdengar suara klakson mobil dari belakang, mobil itu langsung menepi tepat berada di belakang Deven. Deven segera menoleh, dan benar itu adalah mobil Sam. Sam menuruni mobilnya, bersamaan dengan Joa yang terlihat panik.
"Gimana? Kok bisa kehilangan arah?" tanya Sam cemas tetapi masih terlihat cool.
"Tadi ada truk yang menghalangi gue. Gue mau menghindar tapi namanya jalan raya ya pasti banyak kendaraan," jawab Deven cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanficMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...