"Seseorang yang terlihat bodoh bukan berarti orang itu bodoh. Itu adalah bagian dari usahanya untuk menghasilkan tawa sahabatnya."
"Apa?! Lo di pukul Deven?" sentak Nathan menggebrak meja di depannya. Kedua tangannya bergerak mengepal.
"Iya. Dia liat gue saat gue maksa Anneth kemarin," adu Navis dengan wajah memelas.
"Bangsat!!! Beraninya di belakang gue!!" umpat Nathan murka.
Nathan bangkit lalu melangkah meninggalkan Navis. Tampaknya, ia akan pergi untuk menemui Deven. Wajahnya sudah berapi-api dan siap membuat kegaduhan lagi.
Sementara Navis, tersenyum kemenangan. Karena merasa Nathan akan membalaskan dendamnya. Perseteruan Nathan dan Deven tidak pernah ada ujungnya, seperti dunia ini. Itu sebabnya keduanya tidak pernah terlihat akrab dan selalu bermusuhan.
***
Nathan sampai di kantin utama. Ia mendapati Alde dan Nashwa yang sedang bergurau sembari menyantap makanan mereka. Bukan Nathan namanya kalau tidak menggunakan akal bulusnya. Nathan tersenyum menyeringai, ia tau apa yang akan ia lakukan. Nathan berjalan cepat mendekati meja Alde dan Nashwa.
"MANA TEMEN LO!?" Nathan menarik kerah seragam Alde hingga Alde bangkit.
"Dateng-dateng nggak usah ngagas dong!!" balas Alde tak sama sekali takut dengan Nathan.
Nashwa yang melihat kejadian itu segera menengahi Nathan dan Alde. Nashwa tak mau ada perkelahian lagi, apa lagi Alde yang terlibat.
Saat Nashwa akan mendekat, Nathan menghentikan langkahnya. Ia mengancam Nashwa.
"Jangan coba-coba ikut campur! Jangan coba-coba ngelapor, ATAU LO MAU JADI KORBAN GUE!?" ancam Nathan menatap tajam mata Nashwa.
Raut wajah Nashwa berubah menjadi panik dan tampak ketakutan. Ia sangat takut, mengingat banyak sekali perempuan-perempuan korban Nathan di SMA ini. Nashwa perlahan mundur sesekali menelan ludahnya sendiri.
"Lo disitu aja ya, wa. Please, kali ini bukan saatnya lo bantuin gue. Insyaallah gue bisa sendiri, gue nggak mau lo terlibat apalagi sampai di apa-apain sama Nathan," kata Alde meyakinkan Nashwa kalau dia akan baik-baik saja.
Belum ada jawaban dari Nashwa, Nathan segera menyeret Alde menuju tempat yang lebih strategis untuk adu jotos-belakang sekolah.
Nashwa terlihat panik. Ia segera berlari menjauhi tempat itu untuk mencari pertolongan. Sangat tidak rela jika nanti terjadi suatu hal yang buruk menimpa Alde.
Kantin memang belum terlalu ramai. Karena bel istirahat belum berbunyi, tapi banyak beberapa kelas yang sudah selesai jam pelajaran mereka. Jadi untuk saat ini, belum banyak siswa yang mengetahui kejadian ini.
Sampailah mereka berdua di belakang sekolah. Nathan mendorong Alde hingga punggung Alde membentur dinding. Nathan mendekati Alde lagi.
BUG
Satu pukulan mendarat di pipi kanan Alde. Untung ia tak selemah Navis yang terkena pukulan sekali langsung tersungkur ke lantai. He's Alde!
"Apa maksud lo!? Gue nggak punya masalah sama lo," sela Alde.
"Bilang sama temen lo, jangan suka main di belakang. COWOK ITU MAIN DI DEPAN!" Nathan hendak melayangkan pukulan lagi, namun Alde lebih cepat menangkis dan memelintir tangan Nathan.
Kini Alde berada di belakang Nathan. Tangan Nathan masih terpelintir, dan perkelahian ini di bawah kendali Alde. Alde yang kita tau berbeda sekarang, ini Alde yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanfictionMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...