Eyoo wassap pipel-pipel in the world.. Maaf ya kemarin nggak up, ini lebih panjang kok. Happy reading
*
Deven masih berusaha meminta maaf kepada Anneth. Walaupun Anneth hanya diam tidak menggubris. Bukan tidak mungkin masalah ini menjadi sesuatu yang dapat mengakhiri hubungan mereka berdua. Deven tidak ingin hal itu terjadi, apalagi mereka baru saja jadian.
Anneth mendorong perlahan dada Deven. Ia menghadapkan badannya ke depan, pandangannya pun lurus ke depan. Sebenarnya Anneth tidak terlalu mempermasalahkan hal ini tetapi setiap mengingat kembali kejadian tadi saat Deven membentaknya, itu membuat hatinya terluka. Masih terlintas di pikiran Anneth mengapa Deven membentaknya padahal sebelumnya tidak pernah. Anneth tahu Deven sedang emosi tetapi mengapa harus dirinya yang terkena imbasnya. Anneth tidak suka di bentak.
"Neth-" Deven ingin berucap namun sudah di potong oleh Anneth.
"Udah Dev, aku nggak marah kok, nggak perlu minta maaf. Aku cuma nggak nyangka ternyata kamu sekasar itu sama perempuan," potong Anneth dengan tatapan mata yang masih lurus ke depan.
Deven mengusap wajahnya gusar."Aku tadi emosi, aku nggak bermaksud kasar sama kamu, sekali lagi aku minta maaf ya.." ungkap Deven. Wajahnya terlihat sendu.
Anneth mulai mengedarkan pandangannya ke arah Deven, lalu ia mulai berucap,"Aku udah maafin, Dev, tapi aku nggak mau kamu melakukan hal yang sama lagi, apalagi sama cewek selain aku. Itu sama aja kamu membentak ibu kamu."
Deven mengangguk."Iya aku nggak bakal mengulangi lagi," sahut Deven bersemangat.
Anneth mengangkat kedua sudut bibirnya, membentuk senyuman kecil serta kedua lesung pipinya. Manis sekali!
Eit punya Deven.
Tidak butuh waktu lama, senyuman itu langsung menular ke Deven. Ia ikut tersenyum, lebih lebar dari Anneth. Hingga kedua matanya menyipit.
"O iya hari ini mereka beneran ke pantai kan? Kita nyusul aja, yuk," ajak Deven semangat empat lima.
"Kamu nggak mau balik ke dalam?" tanya Anneth takut-takut.
Deven menggeleng mantap."Aku yakin pria itu masih di dalam, aku muak!" ujar Deven.
"Ya udah kalau kayak gitu terserah kamu aja," ucap Anneth pasrah.
"Tunggu ya aku chat Alde dulu."
Deven mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Kemudian menyalakan ponsel itu lalu membuka aplikasi Line. Kemudian ia mencari kontak Line Alde.
Detik berikutnya, Alde mengirimkan lokasi pantai yang mereka kunjungi. Deven meletakkan ponselnya tepat berada di depannya.
"Kita ke sana sekarang," ucap Deven lalu menyalakan mesin mobilnya.
"Jauh nggak tempatnya?" tanya Anneth.
Deven celingak-celinguk seraya mengemudi mobilnya yang berjalan mundur."Sekitar setengah jam perjalanan, Neth," jawab Deven.
Anneth hanya manggut-manggut.
***
Keduanya telah sampai ke tempat tujuan. Deven langsung beranjak turun dari mobil dan berlari mengitari mobil bagian depan lalu membukakan pintu untuk Anneth.
"Untung nggak terlalu panas, jadi lebih leluasa keliling-keliling," ucap Deven seraya menutup pintu mobilnya.
"Emang mau keliling kemana?" Capek tau!" cibir Anneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanficMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...