12)•DevAn - Pesimis

8K 429 165
                                    

"Cinta dapat merubah segalanya. Seseorang yang tadinya kuat sekalipun akan lemah karena terbius oleh rasa itu."

"Nashwa sama Charisa beneran nggak kesini?" tanya Anneth. Matanya terfokus kepada nasi goreng yang berada di hadapannya.

"Nggak. Mereka masih ada tugas yang harus selesai hari ini," jelas Joa. Mulutnya bergerak mengunyah spaghetti nya.

Mereka sekarang sedang berada dikantin. Namun kali ini ada yang yang berbeda, Nashwa dan Charisa tidak ikut gabung bersama Anneth dan Joa. Sebab mereka masih ada tugas yang belum terselesaikan. Meskipun begitu, ini tidak menjadi halangan bagi Anneth maupun Joa untuk menyantap makanan di kantin.

"Gue denger kemarin Deven berantem ya sama Nathan?" tanya Joa terlihat antusias. Joa tidak akan menyia-nyiakan gosip sepanas ini. Ini bisa menjadi trending topik nantinya saat Joa sudah menyebar luaskan.

"Nggak usah bahas itu lagi." Anneth tidak suka membahas hal itu lagi. Sesuatu yang bagi Anneth sangat tidak pantas dan tidak penting untuk di bicarakan.

"Tapi Neth, ini bakal jadi trending topik. Karena nggak banyak yang tau kan. Pulang sekolah juga berantemnya." Joa menyanggah perkataan Anneth.

Anneth menaikkan pandangannya sekejap ke arah Joa yang ada di hadapannya, lalu kembali melahap nasi gorengnya.

"Neth! Ayo dong cerita," seru Joa. Sedari dulu sikap Joa tidak pernah berubah. Selalu saja ingin mengetahui masalah orang lain.

Anneth tidak menggubris permintaan Joa untuk menceritakan semua kejadian kemarin. Joa mengerucutkan bibirnya, terlihat kesal dengan Anneth. Sikap kekanak-kanakan dari Joa tidak pernah hilang. Dari dulu hingga sekarang masih saja seperti itu.

Kedua bola mata milik Joa tertuju ke cowok tampan nan gagah. Siapa lagi kalau bukan Sam. Cowok blasteran Indonesia-Jepang yang saat ini dekat dengan Joa. Dari kejauhan, Sam sudah melemparkan senyuman ke Joa. Kedua matanya menyipit jika sedang tersenyum. Di balas dengan senyuman manis yang tercetak di bibir Joa.

Sam berjalan menuju meja Joa dan Anneth. Anneth menyadari kedatangan Sam. Sebentar lagi Anneth akan di tinggal sendirian di kantin. Mereka tidak bertanggung jawab meninggalkan cewek malang seperti Anneth.

"Hai." Sam menyapa mereka lalu menduduki kursi di sebelah Joa.

"Mau ninggalin aku pergi kemana lagi?" sindir Anneth. Tangannya melepaskan sendok ke atas piring yang kini sudah kosong.

Joa melemparkan senyuman ke arah Anneth."Nggak kemana-mana kok Neth. Gue mau nemenin lo aja," ucap Joa. Kali ini hati Joa sedang baik. Setannya pada istirahat kali.

Joa beralih menatap Sam."Kali ini nggak dulu ya. Anneth nanti sendiri kalo kita pergi. Charisa sama Nashwa lagi ngerjain tugas," terang Joa.

"Eh nggak papa. Ada Deven kok nanti," sela Anneth. Walaupun ia sendiri tidak yakin Deven akan datang nantinya. Ini hanya alasan semata saja dari Anneth.

"Tapi Neth-"

"Udah sana," potong Anneth. Senyuman manis tercetak dibibir Anneth.

Joa tersenyum merekah. Inilah seorang sahabat yang sesungguhnya. Walaupun Anneth terlihat polos dan agak sedikit bego, tapi dia adalah sahabat yang pengertian.

"Thanks," tutur Sam.

"Hm." Anneth hanya bergumam sebagai jawaban.

Joa menyudahi aktivitasnya. Joa segera bangkit dari tempat duduknya, disusul oleh Sam. Anneth masih terus mengunyah makanannya dengan tatapan kosong. Memang susah memiliki sahabat yang sudah mempunyai pasangan. Bagi mereka yang mengalami akan merasa terkacangkan.

DevAnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang