Anneth berada di depan cermin. Menampakkan wajah cantiknya yang membuat siapapun bisa terpukau. Di tambah lagi dengan senyuman yang tak hilang sejak tadi. Anneth senang sekali pagi ini.
"Kemarin jadian sama Deven, mimpi nggak sih?" tanyanya kepada diri sendiri.
"OMAGAHH!!" teriaknya girang.
Selepas kejadian saat Deven menyatakan perasaannya kepada Anneth dan mereka resmi jadian, Anneth terlihat seperti cewek yang paling bahagia sedunia. Senyuman tak lepas dari wajah cantiknya, hal itu membuat Pradana maupun ayahnya menjadi heran. Ya ... Mereka belum mengetahui bahwa Anneth dan Deven telah resmi jadian. Anneth sendiri yang merahasiakan semua itu.
Tak lama kemudian, ponsel Anneth berdenting. Terlihat notifikasi Line dari Deven. Seketika senyuman Anneth menjadi semakin manis saja.
Anneth buru-buru menyimpan ponselnya ke dalam tas selempang kulit yang tergantung di pundaknya. Kemudian ia berlari kecil keluar kamar menuju ruang tamu.
Sesampainya di ruang tamu, Anneth mendapati Deven yang tengah asik mengobrol dengan Pradana. Tetapi di sisi lain ia takut Pradana ataupun ayahnya akan marah besar jika mengetahui dirinya berpacaran dengan Deven.
"Cantik banget adikku," puji Pradana seraya menaik-turunkan alisnya.
"Makasih," balas Anneth tersenyum lebar.
Pradana menautkan kedua alisnya."Lah? Biasanya komplain kalo di puji, tumben kalem?" tanya Pradana heran.
"Anneth lagi males debat," jawab Anneth seadanya.
"Kenapa sih dari kemarin senyum terus, sumpah ya bukannya kakak seneng ngeliat kamu seneng, tapi malah ngeri." Pradana bergidik.
"Ada deh, kepo!" semprot Anneth.
Pradana melotot kaget."Jangan-jangan lo kerasukan setan penunggu rumah ini!" Pradana menggeleng,"Wah nggak beres, harus ngundang dukun," lanjutnya.
"Loh kak Dana belum tau?" tanya Deven bingung.
Pradana mengernyitkan dahinya."Tahu apa? Gue taunya tempe," jawab Pradana enteng.
"Anneth itu senang karena habis ja-" Deven bermaksud menjawab tetapi ucapannya terpotong.
"Ya udah Anneth pergi dulu ya, keburu siang. Ayo Dev! Bye kak," potong Anneth cepat.
Anneth langsung menarik tangan Deven agar segera bangkit dari tempat duduknya. Keduanya melesat begitu sana berjalan keluar rumah, bahkan Deven pun belum sempat berpamitan dengan Pradana.
Sementara disisi lain, Pradana hanya melongo menyaksikan semua itu. Pertanyaannya yang belum terjawab serta keanehan yang terlihat pada diri Anneth membuat dirinya semakin penasaran.
"Aneh Anneth! Kenapa sih tuh anak?"
***
Di sisi lain, Anneth dan Deven kini berada di depan rumah Anneth. Anneth masih menarik Deven sampai ke dekat mobil Deven terparkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DevAn
FanfictionMengubah diri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Entah itu mengubah sikap maupun perilaku. Namun akankah terasa mudah bagi cowok berandalan yang satu ini? Cowok badboy, trouble maker dan the most wanted di SMA Harapan Bangsa. Dia ketus, dingin, cu...