SATU : HARI BARU

11.2K 331 36
                                        

Now playing :
RAN - hari baru

*****

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah diterpa liburan panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah diterpa liburan panjang. Sekolah semakin asri dengan banyak tanaman di sekeliling lingkungan. Penampilan baru, barang baru, hingga pacar baru juga turut serta dalam percakapan teman-teman. Ada juga topik percakapan yang tidak pernah ganti dari zaman reformasi sampai millenialisme seperti sekarang, yaitu tentang Deva Ghanali Achmad.

Jika kalian ingin tahu, Deva adalah seorang cowok yang memiliki kadar ketampanan di atas rata-rata. Dia adalah kapten basket di SMA Antartika. Dia bukan tergolong anak yang jenius ataupun rajin. Aku memang banyak mengetahui tentang Deva. Sayangnya, Deva tidak mengetahui aku bernapas menggunakan hidung atau mulut.

Aku berjalan menyusuri gedung koridor sekolah. Seperti biasanya, setiap tahun pelajaran baru pasti ada perubahan kelas yang diumumkan lewat mading. Aku melihat kertas yang sudah ditempelkan dengan telunjuk yang mencoba mengurutkan nama. "XII-MIA 1."

Suara berat itu membuatku menoleh, Deva. Dia berada tepat di belakangku. Aku bisa merasakan degup jantungku yang mulai berdetak cepat. Lebih cepat dari biasanya.

"Per--misi." Entah mengapa nadaku terdengar begitu gugup. Apakah ini pertanda atas semua doa-doaku selama ini?

Dia tersenyum dan menjawab,"Oh iya," sambil membuat jalan keluar dari kerumunan beberapa siswa untukku. Aku berjalan menuju kelas baru namun seseorang memanggilku,"Tunggu."

"I--iya?"

"Kita sekelas? Bareng aja."

"Mmm.. Iyaa."

Setelah itu kita berjalan berdampingan bak sepasang kekasih, mungkin terlalu mewah jika aku menggunakan kalimat itu."Devara kan, nama lo?" ucapnya. Aku rasa dia benar-benar tidak mengingatku. Huh. Aku mengangguk saja, lalu berjalan secepatnya menuju kelas.

Aku memasuki kelas baruku bersama Deva. Benar saja, semua pasang mata mengarah pada kita, tepatnya Deva. Aku memilih duduk di bangku depan agar lebih fokus saat pelajaran, lagipula aku juga tidak ingin berkumpul dengan anak laki-laki yang dominan berada di tengah.

"Gue duduk disini ya?"

Pertanda apakah ini? Satu kelas dengannya saja sudah membuat perasaanku terombang ambing, apalagi sebangku. Jika kalian duduk sebangku dengan orang yang kalian suka, apa yang akan kalian lakukan? Pasti akan gugup juga sepertiku.

Kujawab dengan sedikit senyuman,"Iya."

Aku benar-benar tidak suka membicarakan hal yang tidak berguna sama sekali bersama cewek-cewek di pojok belakang. Lebih baik membaca ataupun belajar agar tidak membuang waktu. Aku membuka novel tebal milikku dan menyumpal telingaku dengan earphone. Selalu begini setiap tidak ada jam pelajaran.

Aku melirik Deva yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja. Duh, indahnya ciptaanmu, Ya Tuhan. Beberapa tahun aku mengaguminya, sekarang aku bisa berada di sampingnya setiap hari, sebagai teman sebangku.

DEVA & DEVARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang