TUJUH : Dia

4.9K 189 32
                                        

Now playing :
Sherina - pergilah kau

****

Aku berjalan dengan tatapan yang tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku berjalan dengan tatapan yang tajam. Aku tidak ingin bertemu dia lagi. Aku butuh tempat ketenangan saat ini. Bukan di perpustakaan, bukan di UKS, tapi di roof top. Satu-satunya tempat di sekolah yang bisa memberiku ketenangan adalah rooftop. Aku yakin, Chelsea dan Dea sedang mencariku sekarang.

Aku duduk di bangku yang ada di rooftop. Semilir angin menerpa wajahku hingga membuat rambutku berterbangan. Aku menghembuskan napas pelan. "Kenapa dia harus kembali." Hanya kalimat itu yang mampu aku keluarkan sejak tadi.

Dia adalah Jonathan Ari, dulu aku memanggilnya Jojo. Dia yang menyebabkan aku jadi seperti sekarang. Devara yang ceria dan banyak bicara berganti dengan Devara yang dingin dan sedikit pendiam. Aku benci Jojo, aku benci dia. Mengapa dia kembali? Apa dia akan merencanakan sesuatu lagi? Apa tujuannya untuk datang kesini. Kebencianku padanya mengingatkan semua perbuatannya di masa lalu yang sangat kelam.

Flashback

Aku dan Jojo adalah teman kecil, kami bertetanggaan. Bermain, belajar, dan pergi bersama adalah rutinitas kami berdua. Saat itu aku berada di rumah Jojo, kami berdua menonton film kartun. Canda tawa masih menghiasi bibir kami berdua. Sampai tiba saatnya aku menemukan sebuah fakta bahwa keluarga Jojo adalah keluarga yang jahat. Aku mendengar semuanya. Aku mendengarkan percakapan orang dewasa di rumah Jojo.

Mereka akan membunuh kakak pertamaku, kak Rasyid.  Tujuan mereka hanya satu, mereka tidak suka kak Rasyid menjadi pewaris harta papa karena kak Rasyid selalu menghalangi mereka untuk bekerja sama dengan papa. Kak Rasyid sudah mengetahui semua kebusukan mereka.

Aku ingin melaporkan mereka kepada papa. Namun, secara tidak sengaja aku ketahuan menguping.

"Kalo kamu melaporkan pembicaraan kami. Kami tidak segan-segan akan membunuh semua keluarga kamu."

Tubuhku bergetar. Aku takut. Aku menangis  dan merangkul tubuhku di sudut kamar Jojo. Berhari-hari aku mengurung diri di kamar---membuat papa dan mama bingung.

Sampai tiba saatnya, pagi itu, aku menemukan jasad kak Rasyid tergeletak begitu saja di depan rumah. Aku semakin menjadi-jadi. Berteriak histeris dan menangis ketakutan. Mulai detik itu aku sangat membenci keluarga Jojo.

Flashback off

Tak terasa, aku sudah berada disini selama tiga jam dengan lamunan yang membuatku tidak sengaja menitikkan air mata. Ah, cengeng, batinku. Aku mengusap air mataku kasar. Aku merindukan kak Rasyid. Kakak yang dewasa dan selalu melindungiku itu sudah tiada. Ditambah dengan kepergian Chris yang semakin membuatku terpukul.

Malaikat yang baik, jaga kak Rasyid untukku. Sampaikan padanya, aku merindukannya, sangat merindukannya.

"Devara?" Mengapa dia kemari? Pasti dia melihatku menangis tadi. Aku tersenyum tipis,"Kamu ngapain disini?"tanyaku.

DEVA & DEVARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang