EMPAT BELAS : Pelangi

4.4K 167 24
                                    

Now playing :
Hivi - pelangi

****

Hari senin pagi diributkan oleh beberapa siswa yang sedang bingung mencari topi dan dasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari senin pagi diributkan oleh beberapa siswa yang sedang bingung mencari topi dan dasi. Seperti rutinitas pada umumnya, hari senin akan dilakukan upacara di lapangan. Hal ini yang membuat banyak murid yang tidak terlalu menyukai hari senin. Panas dan lama.

Upacara kali ini, aku menjadi paskibra untuk yang terakhir kalinya. Aku memang mengikuti ekskul paskibra, tapi hanya satu tahun. Aku pikir paskibra menyenangkan, dan ternyata itu benar.

Seragam khas paskibra beserta atributnya sudah melekat di badanku. Sepatuku yang tadinya berwarna hitam juga sudah berganti menjadi putih. Tidak hanya aku,tetapi juga Chelsea dan Dea. Kami bertiga selalu menjadi paskibra di setiap upacara. Katanya karena tinggi badan kami yang cukup.

"Terakhir kalinya,De,"kata Chelsea.

"Iyaa."

"Btw, Deva jadi pemimpin upacara loh."

"Oh."

"Kok, oh doang sih?"

"Do I have to shout with excitement?"

"Iya enggak sih."

Teriakan guru pembina yang menyuruh untuk segera berkumpul di lapangan, menggema. Aku dan Chelsea juga segera bersiap di posisi yang semestinya.

"Disuruh baris rapi,kok,susah sekali,"keluh guru pembina. Kasihan,tetapi juga menyebalkan karena teriakan nyaringnya yang sangat mengganggu.

Setelah beberapa pasukan murid bersiap, sang protokol pun berbicara.

"Upacara hari senin siap dimulai." Aku mengeluh dalam hati,lama sekali giliran mengibarkan bendera. Terik matahari sudah mulai naik dan peluh keringatku sedikit menetes.

"Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya." Kini giliran kami. Aku menyamakan posisi langkahku dengan Chelsea dan Dea.

"Bendera siap."

"Kepada bendera merah putih, hormat GRAK!"

Iringan lagu Indonesia Raya berkumandang sesuai gerakan tanganku untuk menarik bendera agar naik ke atas. Ini benar-benar panas. "Hiduplah Indonesia Raya,"suara nyanyian perlahan memelan dan berakhir bersamaan dengan bendera yang sudah berkibar di atas tiang. Aku menyamakan langkah untuk baris dan kembali ke posisi semula.

Amanat pembina upacara----kepala sekolah----membuatku semakin bosan. Om Damar sepertinya susah membuat topik nasehat yang menarik. Sudah dua minggu topik amanat begitu, intinya sama saja. Mengantuk. Oh semesta, turunkan hujan sekarang. Aku ikhlas.

DEVA & DEVARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang