Now playing :
Tulus - pamit****
5 bulan kemudian ...
Gue dan Devara mendapatkan beasiswa ke luar negri. Bedanya, gue ditempatkan di Harvard, sedangkan Devara di Oxford. Kami berdua membuat janji untuk tetap mempertahankan hubungan kita sampai ke jenjang yang lebih serius. Walaupun LDR, kami berdua berjanji untuk terus menjalin komunikasi yang erat.
Berbicara tentang Devara, dia masih belum jujur sama gue perihal penyakitnya. Sudah hampir satu tahun gue mendampingi dia dibalik sandiwara namun Devara selalu menutupinya. Dia tidak berniat untuk mengatakannya ke gue. Gue tidak tahu bagaimana perkembangan penyakit Devara. Terakhir kali ketika Devara kembali masuk rumah sakit, bunda mengatakan bahwa tidak ada perkembangan apapun.
Tanpa gue tahu, ternyata Devara sempat mengalami kejang-kejang di sekolah. Dia menyuruh Chelsea dan Dea mendampinginya, tetapi tidak dengan gue. Devara selalu berkata bahwa dia baik-baik saja. Setiap penyakitnya kambuh, entah itu pusing, mimisan, atau kejang-kejang, dia selalu memiliki tempat untuk sembunyi sampai dia terlihat baik-baik saja. Gue tahu darimana? Gue tahu karena Chelsea.
Gue hampir hancur. Gue hampir kehilangan Devara sedetik. Sampai akhirnya gue bahagia jika takdir masih berpihak sama gue. Tiga bulan yang lalu, tepat setelah penerimaan surat undangan dari kampus luar negri, penyakit Devara kambuh. Dia dilarikan ke rumah sakit dan mengalami koma selama satu bulan. Gue tetap setia dan selalu menunggunya. Saat dia koma, itulah kesempatan gue untuk melihat wajahnya secara langsung, bukan dari jendela lagi.
Setelah Devara sadar, gue sudah tidak pernah masuk ke dalam ruangannya. Seminggu setelahnya, gue menelepon Devara dan mengajaknya untuk video call. Kalian tahu? Gue video call di rooftop rumah sakit setelah mengintip dia. Devara berpura-pura dengan makeupnya yang membuatnya sedikit terlihat segar dan berpura-pura memakai baju bagus. Gue sedih. Gue nangis melihat keadaan Devara yang hampir memburuk. Dia selalu terlihat baik-baik saja dan selalu berusaha membuat gue tidak khawatir padahal gue yang lebih khawatir dengannya.
Gue sangat sangat bangga dengan Devara. Walaupun dia sakit dan mengalami koma, dia bisa mendapatkan predikat siswi terbaik di sekolah. Sedangkan gue? Tetap mendapat predikat siswa tertampan.
Hari ini adalah jadwal keberangkatan Devara ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya. Devara terlihat antusias. Impiannya akan menjadi kenyataan. Oxford adalah kampus impiannya sejak dia menduduki bangku SMP. Gue mengantar Devara ke bandara bersama bunda, Davina, bang Brey, dan mama Devara. Ngomong-ngomong tentang bang Brey dan mamanya Devara, mereka berdua sering mengunjungi Devara secara diam-diam. Mereka berdua sering menginap di rumah Devara tanpa sepengetahuan papanya Devara dan Audi. Yang mereka lakukan adalah demi membahagiakan Devara agar dia tidak melemah kembali. Gue bersyukur Devara memiliki banyak cinta dari banyak orang.
"Kamu hati-hati ya disana. Jangan lupa kabarin aku kalau sampai. Jangan lupa makan banyak-banyak. Jangan lupa obatnya diminum." Keceplosan.
"Obat?" Dia terlihat sedikit gugup.
"Vitamin maksud aku biar kamu gak gampang capek. Jaga hati, jaga mata, jaga semuanya sampai waktunya kamu buat aku."
"Banyak amat pesannya. Jomblo mah apa,"celetuk kak Brey. Gue hanya menatapnya tajam, kemudian menatap Devara lagi.
"Iyaa kamu juga ya. Besok kamu berangkat kan? Kabarin aku juga. Jaga hati, jaga mata, jaga semuanya." Gue mengangguk sambil memikirkan keadaan dia disana nantinya. Gue khawatir walaupun dia bersama bunda disana.
"Dek, lo hati-hati ya. Gue bakalan kangen deh sama lo. Udah punya adik satu, ditinggal ke luar negri pulak. Sedih banget gue. Gue doain semoga lo cepet-cepet lulu jadi dokter terus beliin gue mobil."
![](https://img.wattpad.com/cover/180700691-288-k764828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA & DEVARA ✅
Novela JuvenilDia adalah seseorang yang berperan penting dalam kehidupanku dan menjadi pusat semestaku. Dia bukan orang yang patuh atau rajin. Dia juga tidak pandai memainkan kata. Dia, Deva Ghanali Achmad. Seorang most wanted dan juga cowok paling menyebalkan ya...