DUA PULUH TIGA

4.1K 176 13
                                    

Now playing :
Justin bieber - that should be me

****

Tiga hari lebih gue menunggu kabar tentang orangtua kandung Devara, tapi belum juga didapatkan. Untung saja Devara tidak menanyakan pencarian orangtuanya. Selain menghabiskan tenaga, pencarian orangtua Devara juga memakan waktu yang tidak sebenetar. Gue sudah menugaskan dua orang bawahan papa untuk mencari ke seluruh penjuru kota namun belum juga menemukan. Gue juga menugaskan satu orang untuk mencari riwayat hidup Devara, tetapi masih belum menemukan data yang tepat. Gue merasa pusing dengan masalah ini.

Oh iya, Devara sudah pulang dari rumah sakit kemarin. Beberapa hari lagi juga ada ulangan tengah semester. Gue lihat Devara rajin banget belajar. Mengapa game di hp terus menarik gue untuk bermain selama berjam-jam dan meninggalkan belajar yang hanya beberapa menit saja. Walaupun gue sudah meninggalkan game demi belajar, tiba-tiba ada rasa kantuk yang tidak wajar. Ada yang seperti gue? Kalian hebat.

"Uninstall game kamu atau hukuman dari aku?"

Gue yang semula fokus pada hp, beralih pada cewek yang membuat gue terus jatuh hati. Dia menghampiri gue dengan membawa beberapa buku tebal.

"Hukuman dari aku tidak banyak. Hanya baikan sama mama papa kamu aja,"katanya. Gue belum siap untuk memperbaiki hubungan dengan mama dan papa. Gue juga belum siap kalau kehilangan permainan yang selalu membuat gue bahagia.

"Oke, aku hapus game aku tapi kamu harus ajarin aku buat ulangan." Dia mengangguk dan tersenyum menang. Makin sayang kalau seperti ini. Jari gue menekan tulisan uninstall, hati gue berat banget buat ngehapus. Nanti kalau gue instal lagi mungkin game nya sudah lebih dari 2GB. Memberatkanku. Sudahlah, demi nilai bagus. "Sudah aku hapus,B."

"Bagus. Karena besok ulangannya tidak ada yang mengitung, kamu buat contekan di kertas dan baca berulang-ulang ya?"

"Ha? Kok kamu malah nyuruh aku buat contekan sih, B?"

"Sudah, nurut aja. Nih bukunya." Gue membuka buku yang berjudul sejarah Indonesia, lalu mengambil selembar kertas untuk membuat contekan. Semangat banget gue kalau disuruh membuat contekan. Pasti nanti nilai gue bagus.

Berbeda dengan gue, Devara terlihat membolak-balikkan bukunya tanpa ada rasa bosan sedikitpun. Wajah seriusnya membuat gue mengalihkan pandangan dari buku. Dia cantik.

"Kalau kamu liatin aku terus kapan selesainya?" Gue langsung beralih melihat buku lagi. Gue memainkan hp untuk melihat beberapa notif. Bosan juga kalau membaca buku terus. "Hpnya mau aku sita juga gak?" Gue mematikan hp. Dia tahu apa yang gue lakukan tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun. Wah, mata Tuhan nih pasti.

Gue membuat contekan lebih banyak lagi supaya besok ulangan enak mencarinya. Gue menghabiskan dua lembar kertas untuk contekan. Akhirnya selesai. Sesuai apa yang dikatakan Devara tadi, gue membaca contekan tadi berulang-ulang barangkali ada yang salah.

Satu jam, dua jam, tiga jam gue mengakhiri proses belajar gue bersama Devara. Devara juga terlihat sedang tertidur di kamar gue. Sepertinya dia lelah. Gue menata rapi buku-buku dan meletakkannya di atas meja belajar, kemudian tidur di sofa. Mengapa gue tidak tidur saja dengan Devara? Jawabannya adalah gue tidak mau ada setan lewat.

Karena Devara sudah tidur, gue memainkan hp gue lagi. Barangkali ada sesuatu yang penting.

Kece boi (6)

DEVA & DEVARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang