EMPAT : Datang

5.7K 202 20
                                    

Now playing :
5SOS - Amnesia

****

Byur !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Byur !

Kumpulan air jatuh membasahi seluruh seragamku tanpa menyisakan bagian yang kering. Aku mendongakkan kepalaku, sebuah ember menggelantung bebas dengan tali di pegangannya. Aku yakin, ada seseorang yang mengerjaiku.

"Hahaha. Bagaimana rasanya, Devara Agatha?" Dia kembali. Secepat itu dia kembali----- membawa semua rasa bencinya kepadaku.

"Kamu!" Aku menunjuknya, lalu mengepalkan tanganku. "Hari sial pertama untuk orang yang suka merebut segalanya."

Chelsea berusaha menenangkanku, dia tahu apa yang terjadi sebelumnya antara aku dan orang di depanku ini. "Ayo, Ra, aku antar ke kamar mandi. Kebetulan aku membawa dua seragam,"ucap Chelsea sambil menyeretku pergi dari kerumunan itu.

Beberapa kali aku berdoa agar hari ini aku tidak mengalami hal buruk lagi. Namun sepertinya, takdir memang tidak ingin memihakku. Baru saja aku akan keluar dari kamar mandi, dia ada dihadapanku. "Gue akan merebut posisi lo sebagai siswa terpintar di sekolah ini !" ucapnya.

Aku mendekatinya,"Dan aku tidak akan membiarkanmu." Sambil mengepalkan tanganku, lalu aku pergi dari tempat dimana dia berada.  Mengapa dia harus kembali? Audi Yorina Kameilin, sahabat keduaku setelah Chelsea. Mungkin tidak bisa disebut sahabat lagi karena sebuah pengkhianatan, tetapi aku tidak ingin menganggapnya sebagai mantan sahabat.

"Chelsea, apa yang harus aku lakukan?" Chelsea mengernyitkan dahinya ke arahku,"Hei, kamu itu Devara Agatha. Masa bingung?"

"I'm afraid."

"What are you afraid of?"

"She will try to destroy me."

"Masih ada yang menjagamu dari buruknya orang," kata Chelsea.

"Hah, siapa?" Kutanya.

"Aku. Haha."

Ya, setidaknya aku masih memiliki sahabat terbaik yang bisa aku andalkan. Aku berharap Chelsea selalu bersamaku, selamanya.

Aku berpisah dengan Chelsea setelah berada di depan kelasku. Di kelas, sedang berlangsung pelajaran sejarah. Ah, kalau aku mengerti, aku tidak akan kembali ke kelas. Namun, ya sudahlah. "Permisi, Bu. Maaf saya terlambat masuk, habis dari kamar mandi."

"Silakan duduk, Devara."

Aku duduk di bangkuku, mengeluarkan buku sejarah yang tidak ada angka ataupun gambar di dalamnya—membosankan.
‘Boleh tidak suka gurunya, tetapi tidak dengan pelajarannya’ ----- prinsipku setiap bosan dengan pelajaran yang gurunya juga membosankan.

Pelajaran sejarah berlangsung hingga dua jam. Ada yang masih memperhatikan, ada yang sudah terlelap, bahkan ada yang sengaja mengulur waktu di kamar mandi. Dan Deva masuk ke kelompok yang sudah terlelap dengan barisan terdepan.

DEVA & DEVARA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang